Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

TikTok atau Youtube, Mana yang Lebih Baik untuk Kreator?

3 Juni 2023   05:01 Diperbarui: 3 Juni 2023   16:48 42766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi TikTok Vs Youtube (Sumber : haulixdaily.com)

Tentu saja, bagi pengguna internet, khususnya media sosial, baik itu pengguna atau penikmat saja, hingga konten kreator paling tidak, cukup mengenal dua platform "berbagi" video ini, yaitu TikTok dan YouTube.

Perlu diakui, bahwa kedua aplikasi atau platform ini, baik TikTok dan YouTube secara kolektif menghasilkan miliaran penayangan, disukai (like), dan dibagikan (sharing) setiap harinya. Kedua platform tersebut merupakan yang sangat populer sepanjang generasi. Mulai dari genereasi Baby boomers hingga Gen Z saat ini.

TikTok dan YouTube telah mengambil alih industri media sosial menurut selera konsumen dalam menonton video. Namun pertanyaan "kritisnya", platform berbagi video mana yang memberikan manfaat dan penilaian yang paling tinggi bagi pembuat konten?

Saya mencoba menggali dari berbagai sumber, termasuk meneliti secara acak pemanfaatan dan penikmat kedua platform populer ini.

Mungkin saya perlu mengulas sedikit tentang kedua platform ini secara umum, sekalipun banyak pembaca telah mengenal dan bahkan menggunakannya, khususnya bagi Konten Kretor.

Apa itu TikTok?

Saya sendiri, mungkin termasuk salah satu orang yang tidak menyukai TikTok saat di launching dan dimanfaatkan. Hingga suatu saat, saya menjadi penasaran ketika tingkat kepulerannya cukup tinggi saat ini hampir menyangi YouTube. Timbul pertanyaan, apa saja fitur-fiturnya dan keuntungan apa apa saja yang ditawarkan TikTok kepada konten kreator, bahkan penikmat platform ini.

Alasanya sederhana, karena pada awalnya saya tidak menyukai eksplorasi tubuh seseorang secara berlebihan yang dengan instan mereka mudah menggunakan berbagai latar belakang lagu yang tersedia, berjoget bahkan bernyanyi seolah-olah penyanyi sungguhan dari lagu yang dibawakan.

Bagi saya, pengembang cukup kreatif didalam memanjakan penggunannya, namun terlalu memanjakan penggunanya menjadi tidak kreatif. Itu penilaian saya pada saat awal pertama kali saat tiktok di launching dan mulai di gunakan.

Namun kini, setelah menelitinya, paling tidak hampir secara menyeluruh fitur-fiturnya setelah mendaftarkan diri. Berbeda dengan YouTube, saya sudah mengenal dan mengikuti serta memanfaatkannya sejak awal di launching.

Jika Anda belum pernah mendengar tentang TikTok sebelumnya, itu adalah aplikasi berbagi video bentuk pendek yang memungkinkan pembuat berbagi video tentang topik apa pun dan mengekspresikan estetika unik mereka sendiri. Mulai dari mengungkapkan pikiran, perasaan, dan opini, hingga menyanyi, menari, komedi, sinkronisasi bibir, tantangan, dan tangkapan. Sehingga kreator memiliki kebebasan untuk menjangkau komunitas besar di seluruh dunia hanya dalam beberapa menit saja.

Tidak seperti YouTube, video TikTok memiliki aspek rasio vertikal 9:16 dan biasanya biasanya klip pendek dan mudah digunakan, serta dapat direkam dan diedit langsung di dalam aplikasi. Pengguna dapat berbagi video in-feed, video cerita, video gambar tayangan slide, dan bahkan mempublikasikan iklan video.

Meskipun TikTok digunakan untuk membuat konten pasif yang kelihatanya sederhana dan singkat durasinya, namun pemilik merek dagang juga dapat menggunakannya untuk meningkatkan pangsa pasarnya.

Yang menarik bagi saya, sekalipun saya sudah mengetahui bahwa TikTok menjanjikan endapatan bagi konten kretaornya, namun saya menganggapnya masih jauh dibawah YouTube.

Eh ternyata, dari pengakuan salah satu konten kreatornya, yang sama sekali tidak memiliki keahlian editing video dan peralatan canggih dalam membuat video ternyata TikTok cukup menjanjikan bagi konten kreator berupa uang seperti monetize video di Youtube.

Apa itu YouTube?

Kalau mengulas tentang YouTube, sebagai pengguna dan konten kreator juga penikmat, cukup mengenalnya secara baik, termasuk aturan mainnya. Namun saya mungkin akan mengulasnya secara umum saja seperti halnya TikTok

YouTube adalah situs web dan aplikasi berbagi video gratis yang terkenal dengan video yang memiliki format ukuran panjang dan lebar layar atau aspek rasio 16:9. Mulai dari genre populer seperti ASMR, podcast video, tutorial, komedi, dan lainnya, YouTube memungkinkan kreator, bisnis, dan pengguna memiliki kebebasan berkreasi jika sesuai dengan pedoman YouTube. Dan bagi para Pembuat konten (konten kretaor) dapat menemukan kemudahan, mengajak komunitas yang terlibat, dan bahkan menghasilkan uang di YouTube.

Ok, biar sedikit seru. Saya coba membandingkannya, dari sudut pandang saya, disertau tentunya dengan dukungan refrensi yang saya peroleh.

Waktu dan durasi menonton

Salah satu perbedaan paling signifikan antara video YouTube dan TikTok adalah berapa lama waktu menonton bagi pengguna atau penikmat. Konten kreator TikTok dapat berbagi video antara 15 detik dan 10 menit, tetapi YouTube memberi pembuatnya kemampuan untuk berbagi hingga 15 menit hingga tidak terbatas untuk akun terverifikasi.

Kreator juga dapat membagikan video YouTube berdurasi pendek yang disebut Shorts karena video tersebut memiliki lama penyimpanan yang lebih lama daripada konten video biasa. 

Jika Anda ingin membagikan video yang lebih panjang di TikTok, Anda juga dapat mengunggah dan membagikannya. Ini adalah "peretasan" TikTok, tetapi juga berpotensi meningkatkan keterlibatan akun Anda. 

Dan perlu diketahui pula, dengan fitur TikTok Live, jika Anda telah memenuhi persyaratannya dan mengikuti petunjuk serta pengalaman para konten kreatornya. Cukup menjanjikan untuk menghasilkan coin yang dapat di konversi menjadi rupiah, baik yang diberikan tiktok maupun yang diperoleh dari gift (hadiah) virtual yang diberikan penonton Live Anda, yang sebenarnya merupakan jumlah coin yang dapat anda konversi menjadi rupiah nantinya. Besarannya, tergantung penonton Anda memberikan seberapa banyak gift mereka.

Anda juga berkesempatan bergabung dengan agency, yang secara langsung membantu Anda di dalam mendatangkan banyak penonton saat Anda live, serta melatih Anda menjadi konten kreator profesional.

Penonton

Baik TikTok dan YouTube cocok untuk semua kelompok umur, tetapi YouTube melayani demografi yang lebih luas. Audiens yang Anda targetkan akan menentukan platform mana yang paling cocok untuk kebutuhan Anda.

Secara demografi user TikTok berusia antara 10 hingga 50+ tahun, dengan persentase pengguna tertinggi antara usia 10 dan 19 tahun. Sedangkan YouTube di sisi lain memiliki 95% pengguna berusia antara 18 -- 29 tahun.

TikTok sendiri mewajibkan semua pengguna berusia minimal 13 tahun untuk menggunakan fitur-fitur dasar TikTok, dan pesan langsung dimatikan secara otomatis antara usia 13 dan 15 tahun. Sehingga aplikasi ini memungkinkan orang tua dapat mengaktifkan mode terbatas untuk target audiens yang lebih muda. Sedangkan YouTube, kreator dapat menambahkan batasan usia pada video untuk menyensor konten bagi pengguna di bawah usia 18 tahun

YouTube juga menawarkan lingkungan yang lebih ramah dan menarik bagi anak-anak untuk menjelajahi video melalui aplikasi YouTube Anak.

Penghasilan

Salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan adalah apakah menghasilkan uang adalah sebuah kemungkinan dapat diperoleh di TikTok dan YouTube. Tentu, jawaban singkatnya adalah, ya!!. Dari iklan berbayar hingga tautan afiliasi, pembuat konten dapat memanfaatkan jejaring sosial mereka dan menghasilkan uang nyata hanya dalam beberapa ketukan.

Berapa pun ukuran saluran YouTube Anda, pemilik merek dagang selalu mencari peluang dalam pemasaran YouTube baru. Pelanggan memercayai pendapat kreator dan dapat mempelajari produk baru lebih cepat dari sebelumnya. Pembuat konten dapat menghasilkan pendapatan dengan menambahkan tautan afiliasi untuk produk atau layanan di konten yang diunggah dan video bersponsor. YouTube membayar pembuat secara langsung penghasilan mereka melalui pendapatan iklan YouTube. Tetapi ini hanya akan berfungsi jika video YouTube dimonetisasi.

TikTok juga menawarkan teknik pemasaran afiliasi di mana merek dapat mensponsori pembuat konten untuk memposting tutorial, mengulas video , dan video unboxing untuk mendapatkan lebih banyak jangkauan, tingkat penjualan, dan mempengaruhi penonton terhadap merek dagang tertentu.

Kreator yang tinggal di Inggris ( atau Inggris Raya), AS (Amerika Serikat), Jerman, Italia, Prancis, dan Spanyol juga dapat menerima hadiah melalui aplikasi seluler dari pemirsa dan dapat menjadi bagian dari Dana Kreator TikTok jika suatu profil memiliki lebih dari 10.000 pengikut dan telah memperoleh setidaknya 100.000 tayangan video dalam 30 hari terakhir.

Musik

Baik TikTok dan YouTube memungkinkan pembuat menambahkan musik latar bebas royalti ke video tanpa klaim hak cipta. Klaim hak cipta dapat muncul ketika pencipta menggunakan audio terkenal tanpa izin artis. Namun jika Anda ingin menggunakan soundtrack populer, Anda akan mendapatkan klaim hak cipta atas unggahan YouTube Anda, sehingga mempertaruhkan video Anda di-demonetisasi, disembunyikan, dan bahkan dihapus.

TikTok, bagaimanapun, memungkinkan pembuat menggunakan lagu dan audio yang trendi dalam video tanpa hukuman apa pun, ini adalah keunggulan tersendiri. Jika Anda ingin membuat suara orisinal seperti voiceover dari teks ke ucapan, TikTok menjanjikan kemudahan dan memanjakan Anda.

TikTok memberi pencipta kesempatan untuk menggunakan suara asli, menggunakan suara pencipta lain, lagu artis trending populer, dan bahkan memfilmkan langsung di aplikasi. Saya pribadi, merekomendasikan penggunaan TikTok menggunakan suara yang disediakan tiktok yang bebas tanpa copyright dan jika Anda ingin bermain aman, untuk menghindari klaim hak cipta dalam membuat video, Anda dapat menggunakan suara yang sedang tren yang disediakan tiktok atau dengan aplikasi Text to Voice.

Dapat dibagikan

Dalam hal perencanaan, pengunggahan, dan berbagi konten video, kedua platform media sosial ini memungkinkan pembuat konten menyimpan draf video ke akun mereka. Ini memberi pembuat kesempatan untuk membuat konten secara massal dan mengunggahnya agar mudah dibagikan.

Setelah pembuat menerbitkan video, YouTube dan TikTok juga memberi Anda opsi untuk menjadikan video pribadi, tanpa menghapusnya dari akun Anda. Platform mana pun cocok untuk pembuat konten.

Keterangan (caption)

Menambahkan teks ke video Anda adalah salah satu cara termudah untuk membuatnya lebih mudah diakses dan diikuti saat dibisukan. Baik TikTok dan YouTube dapat secara otomatis menghasilkan subtitle untuk video Anda menggunakan teknologi AI pintar mereka. Tetapi jika Anda mencari teks otomatis dengan file SRT yang dapat diunduh dan transkrip, Anda dapat mencari fitur teks otomatis yang tersedia secara gratis. 

Analisis

Memiliki kemampuan untuk melihat analitik akun Anda memberi pembuat wawasan yang sempurna tentang apa yang telah Anda capai, apakah telah terpenuhi, atau apa saja yang perlu ditingkatkan, demografi, dan jumlah penayangan. Baik YouTube dan TikTok menyediakan fitur analitik yang dipersonalisasi dengan pembuat, tetapi YouTube juga memungkinkan Anda melihat analitik pesaing

Streaming langsung (Live Streaming)

YouTube dan TikTok keduanya memiliki fitur streaming langsung untuk dinikmati semua pembuat konten. Tidak ada yang lebih baik dari yang lain karena pandangan Anda ditentukan oleh demografis dan kemampuan Anda untuk menarik perhatian penonton.

Namun TikTok memiliki tombol streaming langsung yang unik. Untuk melihat streaming langsung yang sedang tren dapat ditemukan dengan mudah, sehingga memberi pengguna kesempatan yang lebih baik untuk menemukan streaming langsung yang aktif. Beberapa kreator juga suka membagikan streaming langsung singkat di TikTok seperti GRWM, obrolan tentang mobil, dan lainnya.

Dapat ditemukan melalui pencarian

Kedua platform memungkinkan pembuat konten menambahkan SEO dan tagar ke teks video untuk meningkatkan visibilitas. Tetapi ketika merekomendasikan konten serupa kepada pengguna melalui algoritma, TikTok tampaknya memiliki kekuatan di atas YouTube.

YouTube memang merekomendasikan video terkait kepada pemirsa dari pembuat lain, tetapi TikTok menyarankan lebih cepat melalui "Halaman Untuk Anda" (FYP). TikTok secara aktif meningkatkan kemampuan video untuk dapat ditemukan dan meningkatkan elemen video yang dapat dicari agar terhubung dengan minat pengguna. 

Persyaratan pengeditan video

Tidak mengherankan jika video TikTok lebih mudah dan lebih cepat dibuat daripada video YouTube. TikTok lebih pendek, lebih otentik, dan tidak mengharapkan konten yang diproduksi dengan baik seperti YouTube.

YouTube memerlukan editor desktop karena klip video biasanya berukuran lebih besar, layar lebar bukan potret, dan menyertakan template video intro dan outro profesional .

Anda mungkin berpikir bahwa TikTok lebih baik digunakan untuk pembuat konten karena lebih efisien waktu dan membutuhkan lebih sedikit pengeditan, tetapi lebih sulit untuk membuat video yang sedang tren. Tidak seperti YouTube, di mana Anda dapat tetap berpegang pada satu gaya atau kreatifitas tersendiri di dalam pembuatan video. 

Komunitas

Komunitas berkembang pesat di TikTok dan YouTube. Penonton memperkenalkan kreator mereka yang paling banyak ditonton kepada teman, keluarga, dan tidak pernah menutup-nutupi hiburan mereka. Baik itu melalui share TikTok di aplikasi atau mengirim tautan video YouTube melalui pesan teks, pemirsa dapat menjadi pendukung setia akun Anda.

Jika Anda ingin tampil di TikTok dengan sempurna dan instan, bersiaplah untuk membaca beberapa komentar menarik. Memoderasi komentar, menambahkan filter, dan aturan komentar komunitas adalah cara yang bagus untuk membuat komentar tetap positif. YouTube memiliki bagian komentar yang lebih tersaring secara alami daripada TikTok, merangkul kebaikan, dukungan, dan sebagian besar menghasilkan umpan balik yang positif. 

Saatnya saya coba masuk pada kesimpulan akhir dari apa yang telah dijelaskan di atas, khususnya bagi konten kreator, berupa pertanyaan singkat yang jawabannya dari sudut pandang saya.

Akankah TikTok mengalahkan YouTube?

Kedua platform video serupa, tetapi pada saat yang sama sangat berbeda. TikTok mungkin mendapatkan lebih banyak perhatian dari pemirsa karena konten berukuran kecil dan lebih mudah dikonsumsi, tetapi YouTube menawarkan video berformat panjang dan gaya unik. Jadi siapa yang mengalahkan siapa ke depan? Semua bisa saja terjadi.

Apakah lebih mudah tumbuh di TikTok atau YouTube?

Ya. Jika audiens yang ditargetkan Anda lebih muda, maka TikTok adalah platform yang tepat untuk Anda. TikTok juga jauh lebih mudah untuk mendapatkan publikasi yang lebih cepat, tetapi membangun komunitas di YouTube memiliki lebih banyak peluang monetisasi di sisi lainnya.

Apakah TikTok atau YouTube lebih baik untuk bayar per tampilan?

TikTok membayar antara $0,02 - $0,04 per 1000 penayangan sedangkan Rata-rata pendapatan dari YouTube berkisar antara $18,00 per 1000 penayangan. Hal ini dapat saja berubah sesuai kebijakan pengembangnya atau pemiliknya.

Haruskah saya memposting di YouTube dan TikTok?

Ya. Jika Anda ingin memperluas pemirsa dan menghasilkan lebih banyak penayangan dan keterlibatan, saya sarankan untuk membagikan konten video di YouTube dan TikTok.

Dengan demikian untuk memilih antara YouTube atau TikTok? Anda sendiri yang dapat mengambil keputusannya. Baik bagi Anda yang membuat konten berukuran kecil atau video berdurasi panjang, apa pun platform yang Anda pilih, keduanya memberikan peluang besar untuk sukses. Dan dengan bantuan editor video online gratis Clipchamp, Anda dapat mulai membuat dan berbagi video tanpa akhir pada saat ini.

Selanjutnya terserah Anda!

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun