Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Valentine yang Berlatar Belakang Religi, Misteri dan Legenda, Dikomersialkan untuk Dirayakan

14 Februari 2022   20:39 Diperbarui: 14 Februari 2022   20:43 11290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar St. Valentine (aleteia.org)

Selama bertahun-tahun (dan berabad-abad), Hari Valentine telah menjadi perayaan keagamaan, hari ritual kuno, dan hari libur komersial. Semua perubahan itu berarti bahwa makna Hari Valentine benar-benar apa pun yang Anda inginkan: Anda dapat melewatkan perayaan sepenuhnya, membelikan cokelat atau bunga untuk diri sendiri, atau mengungkapkan cinta dan penghargaan Anda kepada orang-orang yang ada cintai dalam hidup Anda, baik bersama teman, sahabat, rekan kerja, anggota keluarga  dan terutama pasangan romantis. Beberapa orang menyukai Hari Valentine, dan beberapa orang juga membencinya. Hari Galentine adalah cara yang relatif baru untuk merayakannya, karena wanita merayakan cinta mereka untuk teman terdekat mereka.

Jadi anda dapat merayakan hari cinta kasih atau kasih sayang yang menurut anda tepat dan harusnya dilakukan secara terhormat mengingat perjalanan sejarahnya, meskipun hanya melalui cinta diri sendiri. Makan malam yang menyenangkan, pergi ke bioskop, memasak makanan mewah di rumah, atau mengadakan pesta Hari Valentine, dan banyak pilihan laiinya. Dan sekali lagi bukan saja bersama kekasih hati saja, ada juga dapat memilih untuk merarayakannya bersama-sama orang-orang yang dicintai dan hal ini cukup baik untuk di coba untuk merayakannya.

Yang pasti, banyak versi dan legenda dan perayaan yang serupa di beberapa negara. Sehingga tidak semua merujuk pada tanggal 14 Februari. Oleh sebab kesimpang siuran legenda yang ada, spekulasi banyak dikemukakan para yang mekaku sejahrawan, yang menyebabkan wajar jika hari valentine ada yang membenci, tidak merayakan dan merayakan hal yang serupa menurut tradisi di negaranya atau distrik mereka.

Seperti tradisi rakyat Eropa yang terkait dengan Santo Valentine dan Hari St. Valentine telah menjadi terpinggirkan oleh kebiasaan Anglo-Amerika modern yang menghubungkan hari itu dengan cinta romantis , ada beberapa asosiasi yang tersisa yang menghubungkan santo dengan munculnya musim semi .

Sementara kebiasaan mengirim kartu, bunga, cokelat, dan hadiah lainnya berasal dari Inggris , Hari Valentine masih tetap terhubung dengan berbagai kebiasaan daerah di Inggris. Di Norfolk , karakter yang disebut 'Jack' Valentine mengetuk pintu belakang rumah meninggalkan permen dan hadiah untuk anak-anak. Meski meninggalkan suguhan, banyak anak yang takut dengan sosok mistis ini.
Di Slovenia , Saint Valentine atau Zdravko adalah salah satu santo musim semi, santo kesehatan yang baik dan pelindung peternak lebah dan peziarah. Sebuah pepatah mengatakan bahwa "Saint Valentine membawa kunci akar". Tanaman dan bunga mulai tumbuh pada hari ini. Itu telah dirayakan sebagai hari ketika pekerjaan pertama di kebun anggur dan di ladang dimulai.

Dikatakan juga bahwa burung saling melamar atau kawin pada hari itu. Pepatah lain mengatakan "Valentin - prvi spomladin" ("Valentine - santo musim semi pertama"), seperti di beberapa tempat (terutama White Carniola ), Saint Valentine menandai awal musim semi. Hari Valentine baru-baru ini saja diperingati sebagai hari kasih sayang. Hari kasih sayang secara tradisional adalah 12 Maret, hari Santo Gregorius , atau 22 Februari, Hari Santo Vincentius . Pelindung cinta adalah Santo Antonius , yang hari ini diperingati pada tanggal 13 Juni.

Nah penuh misteri, legenda dan spekulasi tentang latar belakang sebenarnya dari perayaan hari valentine. Namun yang pasti pengaruh agama katolik di sebagian besar eropa, berdasarkan sepengetahuan banyak orang, Valentine's Day, biasa juga disebut Saint Valentine's Day atau the Feast of Saint Valentine. Dirayakan setiap tahun pada tanggal 14 Februari.  Sekalipun awalnya perayaan Ini berasal sebagai hari raya Kristen untuk menghormati satu atau dua martir Kristen awal bernama Saint Valentine dan, melalui rakyat kemudian tradisi, telah menjadi perayaan budaya, agama, dan komersial romantis dan cinta yang signifikan di banyak wilayah di dunia.

Dan karena penjelajahan dunia telah dimulai dan kemudian membentuk koloni-koloni baru di tanah penaklukan oleh bangsa eropa, seiring dengan itu pula perayaan ini menpengaruhi budaya lokal. Sehingga dengan komersial perayaannya, dengan bumbu-bumbu cerita romantisme. Banyak wilayah yang ditalklukan "ikut" merarayakannya. Akan tetapi tidak sedikit yang menolaknya dan tidak merarayakannya dengan berbagai alasan. Dan hal ini bukanlah satu aturan atau hukum negara penakluk, sehingga tumbuh subur pro dan kontra antara yang merayakan dan tidak merayakannya.

Bagi saya hal tersebut menjadi hal yang wajar, apalagi hari valentine sudah membudaya di sebagian besar generasi ke generasi, hingga generasi milenial sekarang ini. Dengan caranya masing-masing mereka merayakannya, khususnya bagi sepasang kekasih. Mereka tidak lagi melihat dan mengambil pusing pro kontra dengan banyaknya legenda yang simpang siur dan dengan banyak perayaan yang hampir sama di zaman dulu (kono). Sekarang telah berbermetamorfosis menjadi anggapan baru di era modern tanpa meninggalkan penanggalannya. Ya akan tetap dirayakan sebagai Hari Kasih Sayang  apapun alasan orang lain yang menentangnya.

Yang pasti semua bisa bermakna lebih dalam jika diwujudkan dengan terhormat. Dalam hal ini, jika segala golongan usia, khususnya para milenial meryakannya dengan orang (satu berartu pasangan) atau orang-orang (berarti lebih dari satu orang) yang dikasihi dalam bentuk perayaan khsusus atau pemberian hadiah spesial harusnya dilakukan dengan cara yang terhormat. Menjaga kesucian cinta dan kasih sayang, sayangnya terkadang diartikan dengan pesta pora yang berlebihan dan ketika dua sejoli meryakannya, mereka tenggelam dalam lautan asmara yang membawa mereka dalam perilaku yang menurut mereka adalah wujud dari cinta kasih.

Padahal menurut saya, sejatinya cinta kasih yang sejati harus diletakan pada perbuatan dan tindak tanduk yang lebih terhormat diantara pasangan. Bukan berdasarkan seks, kekayaan, unjuk keperkasaan dan lain sebagainya. Namun sejatinya semua menjadi pilihan masing-masing orang, sekalipun kita memiliki anak gadis, tidak akan mudah memberikan pemahaman dan memberikan peringatan dan nasehat di zaman now ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun