The best way to lose weight is to close your mouth - something very difficult for a politician. Or watch your food - just watch it, don't eat it. ---Ed Koch
Pemerintah bersama penyelenggara pemilu dan DPR akhirnya menyepakati tanggal pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 jatuh pada pada 14 Februari 2024. Hari spesial Valentine Day, Hari Kasih sayang, yang sering diperingati oleh anak muda.
Tentu saja ada pertimbangannya, KPU mengusulkan tanggal tersebut bukan hanya bermodal pemahaman bahwa hari kasih sayang, adalah hari baik agar  semua rukun. Ah itu bisa-bisa aja yang memahaminya.
Seperti diberitakan kompas.com, Hari ini (15/01/2022) bahwa Kesepakatan soal tanggal pemilu tersebut diputuskan dalam rapat kerja (raker) antara Komisi II DPR, Kementerian Dalam Negeri, KPU, dan Bawaslu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/1/2022). Raker juga menyepakati tanggal pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak nasional 2024 pada 27 November 2024
Lebih lanjut dsebutkan bahwa, sembilan fraksi di DPR secara bulat menyepakati penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 14 Februari.Â
Fraksi-fraksi tersebut yaitu Fraksi PDI-P, Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Golkar, dan Fraksi Partai Nasdem. Kemudian, Fraksi PKB, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PKS, Fraksi PAN, dan Fraksi PPP.Â
Selanjutnya, tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan Pemilu 2024 ditetapkan setelah ada pendalaman lebih lanjut oleh DPR, pemerintah, dan penyelenggara pemilu.
Jangan keburu senang dulu yang suka ngerayain valentine Day. 14 Februari memang  usulan KPU dari awal, makanya KPU ketika konsinyering beberapa kali sempat mengusulkan pilihan tanggal 14 Februari, 21 Februari, dan 6 Maret.Â
Dan lewat Raker, pasti ada pertimbangan logis, karena pemilu ada rangkaian sebelumnya. Maka keputusan tanggal 14 Februari 2021 disepakati secara bersama.
Sekalipun, tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan Pemilu 2024 ditetapkan setelah ada pendalaman lebih lanjut oleh DPR, pemerintah, dan penyelenggara pemilu karena Ketua KPU Ilham Saputra mengusulkan masa kampanye Pemilu 2024 sekitar 120 hari atau empat bulan.Â
Tahapan kampanye ini dimulai pada 14 Oktober 2023. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berpendapat, masa kampanye sebaiknya dipersingkat menjadi 90 hari.
Tapi sebagai gambaran perhitungan pentahapan pemilu hingga pemungutan suara dapat secara logika atas pemikiran KPU juga, adalah sebagai berikut, agar alasan pemilihan tanggal 14 Februari 2024 bukan asal-asalan, dan di pas-pasin dengan hari kasih sayang.
- Tahapan Pemilu dimulai 20 bulan sebelum hari pemungutan suara,
- Pendaftaran partai politik tanggal 1-7 Agustus 2022,
- Penetapan partai politik peserta Pemilu tanggal 14 Desember 2022,
- Pembentukan PPK, PPS, dan PPLN tanggal 14 Oktober 2022 - 13 Januari 2023,
- Pemutakhiran data pemilih (coklit) 12 Februari - 13 Maret 2023,
- Pengajuan bakal calon DPR dan DPRD serta pendaftaran bakal calon DPD tanggal 1 - 14 Mei 2023,
- Pendaftaran bakal pasangan calon Presiden dan wakil presiden tanggal 7 - 13 September 2023,
- Penetapan DCT anggota DPR, DPD, dan DPRD serta penetapan Pasangan calon peserta pemilu presiden dan wakil presiden pada tanggal 11 Oktober 2023,
- Durasi kampanye selama 120 hari Mulai tanggal 14 Oktober 2023 - 10 Februari 2024,
- Hari pemungutan suara tanggal 14 Februari 2024,
- Rekapitulasi hasil penghitungan suara tanggal 15 Februari - 20 Maret 2024,
- Hari pemungutan suara Pilpres putaran 2 (jika ada) tanggal 12 Juni 2024.
Tapi biasalah, ada yang sensitive dengan hari valentine day, lihat saja bakal kebanjiran pro dan kontra, dan saya perkirakan kebanyakan yang kontra dengan alesan yang menurut pemikirannya sendiri beserta alasan dan ngeles kemana-mana.
Kalau ntar ada, ya biar saja, lagian udah biasa Netizen bisa berkicau apa saja menurut pemikiran mereka sejauh gak melanggar hukum dan perundang-undangan.Â
Gak perlu diambil pusing bagi mereka yang waras patuh pada keputusan bersama tersebut. Dan mendoakan semoga semoga semua lancar.
Hal pertama, yang perlu digaris bawahi, dan disyukuri. Dengan penetapan tanggal pemungkutan suara maka berakhir pula polemik wacana presiden 3 periode dengan segala maksud dan intrik.Â
Yang berikut, alasan diundurnya Pemilu serentak oleh para politikus  yang kepengen bertanding lagi, dengan alasan pandemi covid-19 sehingga kocek agak seret makanya mebutuhkan waktu untuk ngumpulin kocek.Â
Entah "comot" dari mana. Maaf,  mungkin juga  "Nodong" pengusaha entah dengan cara apa, karena mereka juga mengalami kesulitan dari  dampak dari pandemi covid-19.
Ya, mudah-mudahan, gak ngejual asset saja, karena nantinya jika terpilih akan berusaha mengembalikan asset tersebut dua kali lipat bahkan lebih dengan cara-cara yang licin dan lihai menggelabui KPK.
Demikian juga moga-moga Bank gak kebanjiran pengajuan kredit atau rumah gadai penuh dengan barang mewah atau bentuk pinjaman lain. Ah itu urusan mereka.
Tapi kalau calon yang mau maju nanti, coba dievaluasi  jani kampanye sebelumnya, dipenuhi apa tidak minimal di dapilnya, bertindak arogan, gak memperhatikan Dapilnya  bahkan terlibat dalam KKN. Calon yang begini, sebaiknya dipikirkan ulang untuk dipilih.Â
Gak usah dipilih lagi. Ini atas dasar "hari kasih sayang". Mengasihi kedua pihak, baik calon yang bisa saja gak kepilih lagi dan menerita rugi secara materi juga beban moral, akibat kelakuannya. Lebih baik mencari wakil warkyat dan pimpinan nasional dan daerah yang dapat menyesejahterakan rakyat secara adil dan merata.
Politik hanya sebuah hubungan kepentingan yang tak tau kapan akan berakhir, jangan tanyakan itu. Biarkan saja, kapan saja bisa berubah. "Esuk Dele Sore Tempe".Â
Kadang berisik, memicu keributan bahkan perpecahan dalam berpolemik, memuakan, Â penuh Intrik, kadang pula memprovokasi. Memang menyebalkan! pokoknya apa saja boleh kita sematkan pada para politisi itu.Â
Tapi itulah seninya, yang mereka perankan di panggung sandirwara. Sebagai penonton, kita hanya perlu bijak menyikapinya, dan pintar menempatkan diri dan mengambil keputusan sesuai hati nurani ketika menjalankan hak politik kita.
Kadang kita tidak perlu berlebihan terlibat dalam berpolemik, beriskap saja seperi kata Bob Marley, sang legendaris itu
"Everything is political. I will never be a politician or even think political. Me just deal with life and nature. That is the greatest thing to me."
Tapi perlu disadari bahwa kita memiliki hak politik, minimal dalam memilih dan dipilih minimal dalam kotak suara, atau bila memiliki persyaratan dan mendapat restu dapat terlibat dalam pagelaran "seni" sebuah event politik. Dijalankan atau digunakan pun terserah kita, itupun tindakan politik bukan?
Jadi sudah ya, gak perlu berdebat lagi soal perpanjangan periode kepempimpinan presiden 3 priode. Buang energi. Kalau pun masih ada, ya sudah terserah mereka. Energinya bak Baterai energizer.
Lagian masih banyak isu bakal meramaikan jelang pemilu nanti, sudah dimulai dari BRIN, penhapusan tenaga honorer, pemilihan kelembagaan otorita ibu kota negara yang baru. Dan isu lainnya yang bisa saja dimunculkan dengan sengaja untuk memperkeruh suasana.
Silahkan banyak membaca, jika ingin menunaikan hak politiknya sebaiknya harus  tahu juga track record para calon pemimpin yang bakal kepengen berlaga.  Sudah cukup bangsa ini dikerjai para pemimpin yang korup. Jangan dibuat hancur negeri ini di masa depan. Sekalipun itu saudaramu, berusaha menjadi warga yang baik, dewasa dan cerdas.Â
Jika mau, dan gak terlibat isu SARA dan Money Politics berusahalah, memilih pimpinan dan calon legeslatif yang tepat untuk menghantarkan bangsa ini lebih baik lagi ke depan.
Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H