Sampai sekarang, setiap bangunan berada di bawah "generasi ke-2 " atau di bawahnya, di mana segala sesuatu sebelumnya hanya mengacu pada bangunan yang dibangun sebelum tahun 1971. Di bawah ini adalah bagan yang merangkum garis waktu peristiwa yang menyebabkan bangunan tahan gempa di Jepang.
1971- Generasi ke - 2
Setelah gempa bumi di lepas pantai Tokachi pada tahun 1968, standar untuk tie-hoop RC, atau struktur beton bertulang, diperketat.
1981 - Generasi ke - 3
Menyusul bencana yang disebabkan oleh gempa bumi di lepas pantai Prefektur Miyagi pada tahun 1978, Undang-Undang Standar Bangunan direvisi dan Kode Desain Antigempa Baru mulai berlaku.
Standar baru ini tidak hanya berfokus pada pencegahan runtuhnya bangunan selama gempa bumi, tetapi juga pada bagaimana mengamankan keselamatan orang-orang di dalamnya.
Menurut Standar Lama, bangunan diharapkan tahan gempa dengan skala seismik JMA 5, Standar baru mengamanatkan bahwa bangunan mampu menahan gempa skala seismik JMA di atas 6 atau lebih tinggi
Standar Desain Antigempa Baru telah diterapkan pada semua bangunan yang meminta persetujuan konstruksi mulai 1 Juni 1981
Tahun 1995
Setelah gempa Hanshin-Awaji pada tahun 1995, Undang-Undang untuk Promosi Renovasi Struktur Tahan Gempa (peraturan yang mempromosikan penguatan struktural bangunan tahan gempa yang ada di Jepang) mulai berlaku.
Untuk itu diperlukan tingkat ketahanan gempa bangunan yang lebih besar dari ukuran tertentu untuk dinilai dan strukturnya direnovasi sesuai dengan tingkat kinerja tahan gempa yang lebih tinggi yang ditetapkan oleh Standar Desain Anti-seismik Baru.