Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Diperlukan Keseriusan Pemerintah Meningkatkan Mitigasi Bencana!

18 Januari 2022   04:51 Diperbarui: 20 Januari 2022   05:07 4133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 2 Kejadian Gempa di Indonesia, Sumber WIkipedia | BMKG

Tabel 2 Kejadian Gempa di Indonesia, Sumber WIkipedia | BMKG
Tabel 2 Kejadian Gempa di Indonesia, Sumber WIkipedia | BMKG

Catatan Media

26 Gempa Bumi Merusak 2021, Rekor Tertinggi Selama 20 Tahun! (CNBC Indonesia 05/01/2022)

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat telah terjadi 26 kejadian gempa bumi merusak (destructive earthquake) di Indonesia sepanjang 2021.

  • Jumlah gempa bumi merusak pada 2021 ini merupakan tertinggi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Maksud dari gempa bumi merusak yaitu kejadian gempa bumi telah mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan, dan kerugian harta benda
  • Berdasarkan catatan dari Badan Geologi, sejak tahun 2000 hingga 2021 telah terjadi sebanyak 5 hingga 26 kejadian gempa bumi merusak (destructive earthquake) di Indonesia, artinya kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan dan kerugian harta bend
  • Kejadian gempa bumi merusak tahun 2021 diawali dengan gempa bumi di Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada 4 Januari 2021 dan diakhiri oleh kejadian gempa bumi Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku pada 30 Desember 2021. Kejadian gempa bumi merusak tersebut mengakibatkan jumlah korban jiwa 119 orang meninggal dan 6.803 orang luka-luka.
  • Selama tahun 2021 kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar adalah gempa bumi Mamuju tanggal 15 Januari 2021 dengan magnitudo (M 6,2) pada kedalaman 10 km. Kejadian gempa bumi ini mengakibatkan 105 meninggal, 6.489 orang luka-luka dan kantor Gubernur Sulawesi Barat mengalami rusak berat. Selain itu terjadi gerakan tanah cukup masif yang menutup jalur trans Sulawesi di daerah Tappalang, retakan tanah dan likuefaksi
  • Sepanjang tahun 2021, terdapat satu kejadian gempa bumi merusak yang memicu terjadinya tsunami yaitu kejadian gempa bumi Teluk Taluti, Kabupaten Maluku Tengah pada 16 Juni 2021. Tsunami dipicu oleh gerakan tanah akibat guncangan gempa bumi dengan magnitudo (M 6,1) pada kedalaman 10 km. Tsunami teramati di Pelabuhan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah dengan tinggi rendaman (flow depth) sekitar 1 meter.
  • Pada 2021 juga terjadi gempa bumi swarm (swarm earthquake) pada 23 Oktober hingga awal November 2021 yang mengakibatkan kerusakan bangunan di daerah Ambarawa, Kabupaten Semarang. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kejadian gempa bumi swarm ini diakibatkan oleh sesar aktif berarah utara-selatan. Sesar aktif ini sebelumnya belum teridentifikasi.
  • Kejadian gempa bumi merusak tahun 2021 sebagian besar bersumber dari sesar aktif, dan beberapa yang bersumber dari zona penunjaman. Dari kejadian gempa bumi merusak 2021 itu, terdapat beberapa kejadian gempa bumi yang sumbernya belum teridentifikasi sebelumnya, seperti gempa bumi Tehoru, Maluku Tengah, pada 16 Juni 2021, gempa bumi Mamasa pada 22 Juli 2021, gempa bumi Tojo-Una-Una (26 Juli 2021 dan 28 Agustus 2021), gempa bumi Brebes pada 28 September 2021, gempa bumi Bangli-Karangasem pada 16 Oktober 2021, gempa bumi Ambarawa pada 23 Oktober hingga awal November 2021, gempa bumi Seram Utara tanggal 4 November 2021, dan gempa bumi Kepulauan Selayar pada 14 Desember 2021.

Jumlah Gempa Bumi Sumber BMKG
Jumlah Gempa Bumi Sumber BMKG

SEJARAH GEMPA BUMI BANTEN DAN JAWA BARAT

Sumber Media (bisnis.com 14/01/2012)

  • Sejarah Gempa di Banten, Pernah Akibatkan Tsunami Hingga 30 Meter Dalam catatan BMKG, wilayah Banten sudah beberapa kali diguncang gempa dan tsunami bahkan ada yang sampai tingginya hingga 30 meter neburut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati
  • Genpa bumi pertama hingga menyebabkan kerusakan di wilayah Banten terjadi pada 4 Mei 1851 di Teluk Betung dan Selat Sunda. Gempa tersebut mengakibatkan tsunami setinggi 1,5 meter
  • Gempa berikutnya terjadi pada 9 Januari 1852, saat itu gempa kuat yang terjadi di wilayah tersebut diikuti tsunami kecil
  • Kemudian pada 27 Agustus 1883, terjadi tsunami dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Krakata
  • Gempa hingga menyebabkan kerusakan parah pernah terjadi pada 23 Februari 1903 dengan kekuatan magnitude 9,7 yang berpusat di Selat Sunda
  • Pada 26 Maret 1928 sempat terjadi tsunami kecil yang teramati di Selat Sunda usai gempa
  • 22 Desember 2018 Selat Sunda dilanda tsunami akibat longsoran anak Gunung Krakatau dan pada 2 Agustus 2019 terjadi gempa magnitude 4,7 yang merusak dan berpotensi tsunami\
  • Sementara itu, gempa tepatnya terjadi pada pukul 16.05.41 WIB, Jumat (14/1/2022) dengan pusatnya berada di Samudera Indonesia pada kedalaman 10 kilometer. Kekuatannya Magnitudo 6,6 dengan lokasi episentrum berada 52 kilometer barat daya Sumur, Banten. Gempa tersebut telah dipastikan tidak berpotensi tsunami. Dwikorita menjelaskan berdasarkan hasil analisis BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 7,21 derajat Lintang Selatan-105,05 derajat Bujur Timur, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km. Gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)

UPAYA SERIUS PEMERINTAH DALAM MITIGASI BENCANA

Meningkatkan Keseriusan Pemerintah dalam Mitigasi Bencana

Dalam Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi bencana memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

  1. Mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, seperti korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam
  2. Digunakan sebagai landasan perencanaan pembangunan.
  3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi risiko bencana.

Jika Dilihat dari definisi dan tujuannya, mitigasi adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan sebelum bencana terjadi. Salah satunya Mitigasi Bencana Gempa Bumi, antara lain:

  1. Memastikan menggunakan konstruksi bangunan tahan getaran atau gempa
  2. Memastikan kekuatan bangunan sesuai dengan standar kualitas bangunan.
  3. Membangun fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
  4. Memastikan kekuatan bangunan-bangunan vital yang sudah ada.
  5. Merencanakan penempatan permukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun