Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Data adalah Mata Uang Dunia yang Baru, Jangan Biarkan Diri Anda Dimanfaatkan!

9 Januari 2022   07:09 Diperbarui: 9 Januari 2022   11:52 6543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (thesagenext.com)

Mereka memanfaatkan aspek-aspek tertentu dari kumpulan data dan sering kali membiarkan sejumlah besar fakta, wawasan, dan detail lainnya tidak tersentuh. Dalam banyak hal, rasanya mirip dengan pembelian pizza ikonik Laszlo Hanyecz dengan 10.000 bitcoin saat cryptocurrency masih dalam masa pertumbuhan dan tampaknya tidak berharga.

Namun, bisnis modern harus siap memanfaatkan kekuatan praktik baru di bidang operasi data dan analitik data.

Data adalah mata uang dunia digital saat ini

Bisnis telah memanfaatkan data analitik untuk meningkatkan pertumbuhan dan memahami tren yang bergerak. Menurut laporan marketsandmarkets.com, pasar ilmu data diperkirakan akan mencapai USD 140,9 miliar pada tahun 2024 dan pertumbuhannya akan dicapai oleh fokus perusahaan yaitu pada intelijen bisnis data.

Platform media sosial memimpin dalam teknik menggunakan data dan analitik ini untuk memberikan pengalaman unik kepada penggunanya yang canggih. Pengguna media sosial dalam jumlah besar dengan tingkat penetrasi smartphone tinggi, dan aktif, meningkatkan jumlah data yang dibagikan secara online.

Sebagai gambaran umum saja, mari kita memahami bagaimana dua raksasa media sosial, Twitter dan Facebook memanfaatkan ilmu data (ruckus since) untuk mengembangkan dan mengembangkan bisnis mereka.

Media sosial dan pengguna data

Aliran data yang terus menerus pada platform media sosial dapat membuat kesibukan informasi data dan kerap acak, karena ini sebagian besar merupakan data yang tidak terstruktur . Media sosial memanfaatkan ilmu data untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menyediakan konten yang ditargetkan dan dipersonalisasi. Data perilaku, pribadi, dan demografi yang dibagikan di akun media sosial tidak sia-sia. Platform media ini memanfaatkannya bersama dengan pos dan aktivitas lain di akun pengguna untuk melacak perilaku pengguna.

Terlepas dari analisis tekstual, platform ini juga menggunakan teknologi ilmu data untuk pemasaran dan iklan yang ditargetkan. Data besar dan penambangan data adalah bagian penting dari analisis media sosial.

Jika Anda suka membuka media sosial bahkan situs dan mencari satu produk misalnya "gitar". Maka yakinlah, ketika anda membuka Facebook, informasi seputar gitar atau seputarnya akan muncul di halaman facebook Anda.

Sehingga perlu Anda yakin, kalau pengen menguji apa yang sering di cari oleh keluarga, anak, teman dan rekan Anda. Mudah saja, buka saja halaman facebook. Pasti iklan bertarget akan berbeda. Nah yang suka browsing situs porno atau gambar porno, iklan yang keluar ya seputar obat penguat dan sejenisnya sekalipun bukan situs pornonya yang ditampilkan namun produknya.

Facebook dan Instagram memanfaatkan ilmu data (ruckus since)

Merke amemproses jumlah data yang sangat besar dan yang tadinya tidak terstruktur menjadi informasi cerdas, adalah tugas yang mudah. Data ilmu yang menggunakan pembelajaran mendalam dan pembelajaran mesin membantu proses ini, terutama untuk raksasa media sosial seperti Facebook.

Algoritma DeepText dan DeepFace Facebook menganalisis data dan gambar pengguna untuk mengekstrak makna darinya. DeepText, produk internal Facebook, memanfaatkan banyak teks secara kontekstual untuk menghadapinya. Jaringan saraf dalam dan NLP (Neuro-linguistic programming), yang digunakan untuk membangun korelasi antara kata-kata. Perangkat ini dapat digunakan untuk menyarankan video, posting, atau konten lain berdasarkan interaksi pengguna di platform.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun