Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Opini + Curhat: Mengenal dan Memahami Kompasiana Biar Mesra

8 Januari 2022   00:23 Diperbarui: 8 Januari 2022   07:54 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SYARAT DAN KETENTUAN

KETENTUAN PERUBAHAN

Kompasiana berhak mengubah dan/atau menghentikan sebagian atau seluruh layanan dan/atau fitur sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Kompasiana dapat setiap saat mengganti, menambah atau mengurangi Syarat dan Ketentuan ini tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kompasianer terikat oleh setiap perubahan tersebut.

Tentang Kompasiana

Dibaca gak sejarahnya? Saya Copas aja sebagiannya ya. Karena saya juga yang membuat wikipedia untuk kompasiana. Dan sumber inilah yang diupdate sama kontributor lain di Wikipedia.

Kompasiana adalah sebuah platform blog dan publikasi online yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak 22 Oktober 2008. Setiap konten (artikel, foto, komentar) dibuat dan ditayangkan langsung oleh Pengguna Internet yang telah memiliki Akun Kompasiana (disebut Kompasianer).

Pada tahun 2017, produk digital yang semula menyandang slogan "Sharing. Connecting" ini mengusung slogan baru: "Beyond Blogging". "Lebih dari sekedar ngeblog" merupakan semangat dan tekad menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna untuk khalayak blogger. Dengan tagline ini, masyarakat diharapkan lebih mudah mengenali Kompasiana sebagai produk media sosial buatan Indonesia. "Beyond Blogging" juga mempertegas posisi Kompasiana sebagai saluran gagasan dan opini masyarakat.

Selain sebagai wadah membuat konten bagi semua warga, Kompasiana telah menghubungkan banyak produk dan institusi untuk berinteraksi dengan Kompasianer dan khalayak lainnya lewat beragam kegiatan online dan offline seperti kompetisi blog, Kompasiana Nangkring, Visit, Blogtrip, Drive & Ride, dan sebagainya.

Apa hubunganya? Ntar dalam curhatan ketahuan benang merahnya, sabar. Subur katanya...

Jadi, ini hanya opini, berdasarkan pengalaman, interaksi dengan pengelola sejak mendaftar menjadi penulis kompasiana aka kompasioner (kopasiana bloger), gak bermaksud apa-apa. Ya ada isenknya juga, ada seriusnya juga tapi yang pasti ingin berbagi.

Pertanyaan awal, ketika anda bergabung atau mendaftar sebagai kompasioner apakah anda telah membaca dengan lengkap sejarah kompasiana, visi, misi hingga yang terpenting syarat-syarat dan ketentuan yang mengikat ketika anda mendaftar. 

Ketika anda menandatangani (dengan mencetang) menyetujui syarat dan ketentuan, berarti anda telah mengikat diri dengan segala kebijakan yang ditentukan oleh kompasiana.

Bukan sebaliknya ya hehe, kita yang mendikte kompasiana. Namun kompasiana terbuka terhadap usulan dan masukan. Kalo ndak, gak bakal bertahan dan menduduki ranking "blog kroyokan" yang prestisius di tanah air ini.

Eh, tau gak? Bahkan presiden Jokowi sejak menjadi Gubernur Jakarta hingga menjadi Presiden, berkomunikasi langsung lho dengan kompasioner. Dan beliau mengaku bahwa kompasiana adalah langganan ia membaca, tentu disela-sela waktu yang penuh dengan kesibukan.

Pada awal saya bergabung, mulanya sih ikut-ikutan, isenk karena memang hoby membaca dan menulis. Tapi awalnya gak begini nulisnya, sangat akademis banget, kaku dan membosankan kalo di tilik kembali.

Seiring waktu berjalan, bersama kawan-kawan penulis yang membuat komunitas berbagi tips, teknik menulis dan isu yang perlu ditayangkan. Akhirnya berubah deh, gaya menulis dan memilih topik. Ya, yang saya rasakan saat itu, bebas berekspresi, nulis apa aja asal gak melanggar kentuan, Tancap gas.

Saat itu gak ada event, lomba apalagi K-Reward dll. Keadaan  sekarang ya baguslah kalo bermanfaat bagi kompasioner sebagai apresiasi bagi kontribusi mereka, termasuk kecipratan saya. Tinggal memilih, punya waktu gak buat nulis. Karena sempat vakum selama 5 tahun lebih gak menulis. Karena kesibukan, satu dan dua hal.

Nah kenapa sekarang balik lagi? Apa lagi nganggur? Hahaha. Ya karena kebetulan saya sedang pemulihan sakit, semenjak sakit cukup berat 3 tahun yang lalu. Jadi kegiatan off-line, pecicilan terbang sana sini dan super sibuk harus dikurangin. Akibatnya ada waktu buat menulis, tapi sama dokter dilarang juga memaksakan diri di depan komputer berjam-jam. Harus banyak istirahat namun tetap kerja, dengan system online. Macem-macem lah, kerjaannya banyaklah jenisnya sesuai background pendidikandan keahlian  saya. Dan untuk komunikasi, tergantung maunya client dan conference call, baik pake google meet, skype, dan sekarang banyak pilihan.

Kembali ke K alias Kompasiana. Hobby menulis tersalur dengan pilihan waktu dan dengan Merdeka Menulis, kutip dikit dari Merdeka Belajar dan Kampus Mereka hahaha.

Mengikuti Kompasianival beberapa kali, hingga melakukan MOU dengan PT Kompas Cyber Media sebagai induk dari Kompasiana melahirkan yang dikenal banyak orang saat itu, gak tau sekarang. Yaitu IDKITA Kompasiana, yang melakukan kegiatan secara online maupun offline dengan berbagai stake holder, kebanyakan pemerintah. Dalam mengkampanyekan pemanfaatan internet yang baik dan benar, namun dengan sekmentasi khusus, biar gak ribut dan diajak debat. Heheh. Ya kita ambil sekmen anak-anak. Perlindungan anak dalam penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Silahkan googling saja atau mengujung official situs kami, yang kini berubah nama menjadi IDKITA Community.

Eh ntar dulu, saat MOU, gak ada perlakuan khusus tuh. Apalagi saat menulis di Kompasiana. Memang sempat masuk Koran Kompas cetak beberapa kali dan tulisanya dimuat kompas.com. Nah saat itu, program baru tuh. Masuk kompas cetak yang pasti dibayar lah. Kalo gak kebangaten hahaha. Luamayan buat jajan. 

Kalau dalam kegiatan dengan stake holder biasanya di support dengan souvenir,  biasanya goody bag, buku saku, pin, peralatan nulis dan jenis lainnya. Gak pernah DUIT! Nah kalo mau dipikir saat itu kami menjadi tim pemasaran kompasiana. Bahkan diutus oleh pemerintah Indonesia sebagai delegasi resmi Indonesia dalam sidang APEC di Bali.  Tapi tetep aja gak jadi anak emasnya kompasiana, kalo tulisan jelek ya tetap jelek. Gak ada perlakuan khusus.

Tapi gak bisa kami pungkiri, bahwa kami dipakai dimana-mana juga karena nama besar kompas, bukan semata kompasiana. Kompasianlah yang kami perkenalkan ke masyarakat. Tak terhitung (eh harusnya bisa ya), maksudnya banyak kegiatan yang kami lakukan di berbagai belalahan Indonesia ini dengan mengsung nama IDKITA Kompasiana. Mau sosialisasi ke sekolah, komunitas, yayasan, NGO, Go to  Campus, Road Show, Menyelenggarakan Seminar, Mengisi Seminar, Menyelenggarakan Workshop  maupun mengisi Workshop, Selalu diundang mengikuti FGD (Forum Group Discussion)  dengan beberapa kementrian, Mitra tetap beberapa organisasi besar, dalam dan luar negeri dan masih banyak lagi. Semua itu berangkat dari Kompasiana.

Kembali ke program masuk Koran Kompas Cetak itu, sekalipun dapat angpau, tapi lepas dari itu, yang saya amati, para kompasioner berlomba-lomba untuk menyajikan konten terbaik, untuk di pick up tulisannya dalam beberapa kategori. Kalo gak salah masih menggunakan istilah Headline, Tulisan Terekomendasi, Tulisan Populer terus lainya saya lupa. Bahkan saya pernah muncul sekaligus dengan tulisan berbeda di tiga kategori tersebut pada hari yang sama. Bangga? Ya bangga sih, tapi pasnya senang banget. Jarang-jarang kejadian seperti itu kan?

Nah karena sering berinteraksi, bertandang ke kantor kompasiana, kompas online, Kompas TV, Radio Sonora, buat  Siaran dan berinterkasi di sana, tentu kenal dong para jurnalis, khsususnya admin dan pengelola kompasiana. Tapi lagi-lagi gak ada tuh perlakuan khusus di saat menulis, pasti mendapat apreasi headline dan lain-lain. Lagian kami gak mikir, yang penting sharing and connection. Tulisan apa aja dilibas, dan bisa ketawa ketiwi sambil canda bahkan diluar konteks konten tulisan (OOT). Seru!!.

Eh tapi jangan salah, kalo menyinggung soal permasalahan di kompasiana  buanyak juga. Konflik antara sesama kompasioner, konflik antar komunitas, konflik antar admin dan kompasioner. Wei, banyak, rame, nano-nano rasanya. Tinggal anda pinter-pinter aja menempatkan diri. Kalo saya sih emang gak suka masuk ke arena yang gituan, udah nulis capek-capek, ngabisin waktu buat begituan. Mendingan nulis nyantai salurin hobby dan tetap sharing and connection.

So.. jangan salah, admin pernah berbuat kecerobohan juga. Bahkan ada yang fatal.  Dan rame-rame di demo (melalui tulisan) oleh kompasioner. Namun kalo kita paham bener, ada yang memang perlu admin atau kompasiana dan pengelolanya mengklarifikasi dan ada pula yang bagi mereka yang gak perlu dengan berbagai pertimbangan, ntar api tambah membesar hahaha. Tul gak? Kalo udah dijawab admin emang selesai gitu? Pasti terjadi perdebatan lagi, demo lagi. Hahaha

Jadi kembali ke Quote di awal

  • Kompasiana berhak mengubah dan/atau menghentikan sebagian atau seluruh layanan dan/atau fitur sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
  • Kompasiana dapat setiap saat mengganti, menambah atau mengurangi Syarat dan Ketentuan ini tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kompasianer terikat oleh setiap perubahan tersebut

Sehingga perlu gak kita menuntut kompasiana melakukan klarfikasi terhadap apa yang menurut kompasioner salah? Kadang perlu. Tapi, mereka tentu punya SOP dan gak akan mudah menjatuhkan pamor Kompas sebagai induknya. Ada yang perlu dan ada yang gak perlu. Kan kita sudah sepakat saat mendaftar?

So jadi begini teman-temanku yang baik, ibu/bapak, kakak, adik, maupun anak-anakku para kompasioner.  Semua orang tak luput dari kesalahan, termasuk kompasiana sendiri, yang tentu ada tim pengelolanya kan?

Apa ada yang bisa menjawab saya, apa tips terbaik agar bisa selalu headline? Ada memang clue nya, tapi gak selamanya berlaku.Kalo ada unsur subjectivepun wajar-wajar saja tapi pasti ada pertimbangannya.  Jadi apa perlu kita pertanyakan suatu tulisan headline karena sudah dipilih admin atau kompasiana? Bagi saya gak perlu lah. Buang-buang waktu, mendingan nulis selagi ada waktu, masih bersemangat, punya niat yang baik, easy going, nulis nyantai tapi yang pasti kudu ada manfaatnya dong. Sekalipun beberapa bait puisi, namun menginspirasi orang, adalah sesuatu yang baik.

Nah bila kompasiana dan pengelolanya melakukan suatu kekeliruan bahkan fatal sejauh itu gak merugikan kompasioner dalam satu perikatan hukum tertulis, sekali lagi, mereka berhak untuk tidak menjawab. Namun saya yakin mereka akan berusaha memperbaikinya. Bila ada suatu program, katakanlah K-Reward. Kok gak jelas ya perhitungannya? Saya pun bisa omong yang sama. Namun saya paham bisa saja terjadi kekeliruan di bulan yang lalu atau terjadi penyesuaian sistem perhitungan yang baru dengan metode yang baru bukan hanya dari jumlah view saja ada faktor lain, bisa aja kan? Memang kudu buka-bukaan? Udah baca kan tuh syarat dan ketentuan.

Tapi ntar dulu! Saya mendukung kompasioner yang menganggap bahwa K-Reward merupakan wujud apresiasi terhadap kontribusi mereka. Dan bila ada yang ngarepin K-Reward sebagai uang jajan, emang ada yang salah? Sah-sah saja lah.

Namun sebenarnya, kuncinya adalah pada bentuk penghargaan aka apresiasi dari kompasiana kepada kompasioner-nya yang sudah merupakan keluarga.  Kalo emang kompasiana ingin menjadikan situsnya di monetize, membedakan dengan jelas pemilik dan pengguna atau penjual dan pembeli, gak usah tanggung-tanggug kalo sudah dipertimbangkan dengan matang dan mendapat restu dari bos besar Kompas.  Lakukan!

Kompasiana menjadi semakin baik dan besar juga karena rating pembacanya tinggi kalo gak mana mau dilirik oleh para endorsement, perusahaan, stakholder, iklan berbayar, event berbayar dll.  Pencapaian tersebut, harus diakui adalah sumbangan atau kontribusi oleh para kompasioner. Jadi wajar-wajar saja, bila ada kompasioner perlu dihargai juga. Dan harus dihormati apapun tujuan mereka menulis. 

Kalo saya ditanya? Ya yang penting tulisan saya dibaca dan bermanfaat, karena saya kembali ke hobby lama saya. Ya nulis di Kompasiana, Suka-suka mau nulis apa saja, kadang mau ikutan topik pilihan kadang gak terikat bangat. Ada waktu, ya nulis, kalo gak ada waktu dan gak bernapsu tinggi, ya banyakj pilihan yang bisa dikerjakan. 

Biasanya setelah menulis saya bagi ke beberapa group sosial media dimana saya bergabung (walaupun ada yang secure), ya udah. Mereka baca lalu kasih komentar. Lagian saya sudah terbiasa diketawain, kalo nulis pasti ada typo-nya, dan sudah cirinya. Kalo fatal biasanya dicolek, minta dibenerin apalagi letaknya pada judul. So saya nikmatin saja suasana ini. Boleh dong berbeda dengan yang lain, dan saya apresiasi semua tujuan anda menulis di kompasiana. Bahkan mengharapkan K-Award yang sesuai sebagai uang saku, wajar!! Sangat wajar-wajar banget! Tapi kalo yang laen, yang penting salurin hobby ya biarin mereka berekspresi jangan dibatasi. 

Ada juga yang masih belajar dan  coba-coba kok. Dari mana lagi mereka belajar, ya daripara  seniornya lah. Jadi usahakan menjadi senior yang baik pula. 

Coba tengok, ada yang belum verifikasi, terverifikasi hijau dan biru bukan? Nah itu juga pilihan. Terserah mereka juga. Sekalipun gak melakukan verifikasi akun, tapi kalo membuat kesalahan dan memprovakasi dan melanggar UU maupun aturan Kompasiana, ya bakalan keciduk sendiri.

Yang terverifikasi biru? Takut protes pemerintah? Pasti gak ya? Selagi bicara atas dasar kebenaran dan kepatutan pada hukum dan perundang-undangan. Ngomel aja. Tapi konstruktif kalo menurut saya.

Jangan ngikut saya juga, kalo pengen ngomel ya ngomel aja. Menghadirkan data atau gak, saya gak peduli, selama saya memang punya informasi dan data itu. Selanjutnya saya berpegang pada norma dan aturan-aturan tadi. Pinter-pinter saja lah ngomel hehehehe. Syukur dibaca, kalo gak pun, udah ngeluarin unek-unek dan menunaikan hak kita yang dijamin oleh konstitusi sudah disampaikan. Tapi usahakan orang lain ikutan bacalah, kalo itu hal yang penting bagi banyak orang. Khususnya berbasis reportase. Tapi jangan kejebak Hoax.

Kalo ngomelin pengelola dibalik kompasiana pernah?  ya pernah lah. Saya emang agak sedikit tempra. Tapi gak suka lewat text, Minimal telepon dan datengin langsung. Tapi bukan urusannya sama soal tulis menulis. Ngumpul eh ketemuan lumayan. Jadi gak ada ngaruh. Tak kenal maka tak sayang. Kadang juga kasih masukan, ya didenger syukur kalo gak ya gak masalah. Tapi lagi-lagi gak ada pengaruh apapaun tuh sama tulisan saya, kalo jelek ya tetap aja jelek. Kalo dilirik dan diapresiasi udah seneng, soalnya kepengen orang bacain, karena saya nulis buat kebaikan, membagi dan menabur informasi dan memiliki manfaat. 

Nah satu lagi nih buat para kompasioner. Jika anda konsisten dan memiliki passion menulis yang baik. Apalagi anda memiliki keahlian dan profesionalisme serta memiliki komunitas yang bermanfaat bagi masyarakat. Kompasiana adalah salah satu wadahnya. Banyak yang sukses beranjak dari kompasiana.

Udah ah ntar kepanjangan, sing penting mesra. Protes boleh banget, tapi yang membangun ya ya. Dan ciptakan kedamaian di rumah sehat bersama ini.

Yo wes, ngono sek yo...

Arep ngusap-ngusap keyboard nyambi ngiler ....

Pokoke Kompak, Semangat, Posotive, Maju Terus!! Okay?

Nite Nite.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun