Berikutnya, saya prihatin dan berduka atas kematian Novita WIdyasar, dan sangat disayangkan, penyebab meninggalnya akibat bunuh diri.
Saya juga meyayangkan, apabila ada teman dekat atau keluarga yang "menangkap" ungkapkan atau curhatan almarhumah atas keinginannya untuk bunuh diri, atau ada tanda-tanda kearah hal tersebut.
Pelajaran ini menjadi hal penting bagi kita semua, bahkan di sosial media seperti facebook, menyediakan fasilitas pelaporan apabila terdapat status penggunannya yang memposting keinginannya untuk bunuh diri. Sehingga mari kita waspada akan tanda-tanda tersebut untuk dicegah, dengan berbagai pendekatan hingga pelaporan kepada pihak berwajib.
Jika disimpulkan sementara, karena almarhumah mengalami depresi bahkan terror, apalagi penyebab utama adalah masalah perkosaaan menurut netizen dimana yang almarhumah tekah melakukan tindakan dua kali aborsi, cukup menyayangkan. Saya bisa membayangkan, depresi yang dialaminya, apalagi sepeninggal ayah handanya tercinta.
Mungkin sulit untuk berpikir tentang bunuh diri --- apalagi membicarakannya. Banyak orang menghindar dari subjek, menganggapnya menakutkan, bahkan mustahil untuk dipahami. Dan bunuh diri tentu dapat menjadi sulit untuk dipahami, karena tidak selalu jelas mengapa seseorang membuat pilihan ini.
Namun secara umum, bunuh diri seringkali bukan hanya tindakan impulsif. Bagi orang-orang yang mempertimbangkannya, ini mungkin tampak seperti solusi yang paling logis.
Bersumber dari healthline-com, yang ditinjau secara medis oleh Timothy J. Legg, PhD, PsyD Â yang kemudian ditulis oleh Crystal Raypole pada 15 Desember 2019
Mengapa orang menganggap bunuh diri?
Jika Anda tidak pernah berpikir untuk mengakhiri hidup Anda sendiri, Anda mungkin merasa sulit untuk memahami mengapa seseorang mempertimbangkan untuk mati dengan cara ini.
Para ahli bahkan tidak sepenuhnya memahami mengapa beberapa orang melakukannya dan yang lainnya tidak, meskipun berbagai masalah kesehatan mental dan keadaan kehidupan dapat berperan.
Masalah kesehatan mental berikut semuanya dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki pikiran untuk bunuh diri:
- Depresi
- Psikosis
- gangguan penggunaan zat
- gangguan bipolar
- gangguan stres pascatrauma