Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal, Peduli, dan Menghargai Penyandang Disabilitas

5 Desember 2021   05:37 Diperbarui: 5 Desember 2021   16:23 4437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini topik pilihan cukup menarik dan bagi saya tepat untuk dipilih dalam suasana Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember.

Oleh PBB kali ini mengangkat tema "Leadership and participation of persons with disabilities toward an inclusive, accessible and sustainable post-COVID 19 world'.  Kira-kira secara harafiah dapat diarikan Kepemimpinan dan partisipasi penyandang disabilitas menuju dunia pasca-COVID 19 yang inklusif, mudah diakses, dan berkelanjutan.

Tema yang cukup menarik juga, yang bisa dijabarkan dalam beberapa tulisan.  

Namun kali ini saya gak perlu menggunakan referensi yang berlebihan, karena saya pribadi sering berkecimpung dengan penyandang disabilitas, baik perorangan maupun organisasinya. Jadi saya cukup berbagi cerita dan beropini berdasarkan pengalaman saya bersama mereka.

Tapi tunggu dulu, hanya dugaan saya saja terkait topik khusus ini, selain memperingati hari penyandang disabilitas Internasional, juga sebagai reaksi adanya gelombang protes terhadap salah seorang menteri perempuan di kabinet presiden Jokowi saat ini, yang menyinggung perasaan penyandang disabilitas dan sedang  viral. Bila benar, syukurlah, kalo gak, ya gak papa juga hehe. Tapi saya cukup senang bila topik kali ini menganggkat tentang penyandang disabilitas.

Tulisan ini bukan untuk mengulas tentang persoalan menteri yang dimaksud, karena terkait kepedulian dan kepekaan menghormati penyandang disabilitas. Sekalipun beliau telah meminta maaf secara terbuka.

Ok, kita kembali ke laptop saja, tinggalkan persoalan Meteri tersebut.

Perlu anda ketahui, bahwa di kompasiana, Gak perlu jauh-jauh,  keluarga anda sendiri, ada seorang kompasioner senior penyandang disabilitas psca stroke. Beliau ini termasuk penulis yang paling aktif di kompasiana sejak tahun 2010 hingga kini.

Dan perlu saya memberi catatan bahwa beliau adalah merupakan Kompasiana of The Year yang pertama kali sejak penghargaan tersebut dianugerahkan kepada penulis kompasiana.

Anda mungkin bisa banyak belajar darinya. Namanya mbak atau ibu Christie Damayanti,   beliau adalah Salah satu penyandang disabilitas akibat stroke, sehingga separuh badannya lupuh sebelah kanan. Entar kalo mampir ke lapaknya, kemudian telusuri saja media sosialnya, saya yakin anda pasti terpesona terhadapnya. Kalo gak ya .. berarti saya sendiri  hahaha

Christie Damayanti
Christie Damayanti

Lanjut..Awalnya beliau menulis di kompasiana, bertujuan untuk "terapi otak" pasca stroke, diajak oleh seorang wartawan kompas teman dan sahabatnya. Aktivitas dan Kreativitas beliau Ini menjadi sumber peneliitian juga banyak dokter bahkan profesor karena kemajuan fisiknya secara perlahan-lahan lantaran hobinya menulis sebagai terapi penyembuhan otak secara mandiri. So.. jangan lupa, sudah banyak terbukti bahwa menulis banyak manfaatnya. 

Jika anda melihat ragam tulisannya, cukup banyak. Untuk mengenalnya gampang bangat di luar tulisannya di kompasiana. Silahkan googling saja namanya, antara lain, memperoleh penghargaan MURI dua kali berturut-turut. Dengan kategori Nasional dan Internasional. Telah menerbitkan puluhan buku. Dan oleh Wikipedia Indonesia, namanya diabadikan dan dikelompokan sebagai salah satu TokohWanita Indinesa. Jika berbicara di media, baik media cetak dalam luar negeri telah banyak yang meliputinya, termasuk hampir stasiun Televisi di Indonesia, belum Koran dan tabloid. Prestasinya banyak. 

Nah saat ini, iapun sedang gencar-gencarnya menyuarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas, dari banyak hal, hingga memberi masukan kepada pemerintah dan mengoreksi pembangunan di Jakarta yang kurang ramah disabilitas. Silahkan anda masuk ke kanal beliau dan membaca seputar masalah disabilitas ini.

Jadi saya gak perlu jauh-jauh bila ingin menceritakan bagaimana saya berperan dalam kehdiupannya sejak terserang stroke. Baik menampinginya dalam berbagai kegiatan, membantu, memberi masukan, mewjudukan impiannya mengadakan puluhan event tunggal beliau, menemaninya dalam berbagai aktivitas, hingga masa covid-19. Namun sementara saat ini, karena terpisah karena jarak , hanya dapat berkomunikasi melalui telelpon untuk bertukar pikiran.

**

Ok kita tinggalkan dulu cerita tentang Ibu Christie ya, ntar dicari deh di kompasiana, ada juga tulisan saya tentang beliau.  

Tadinya saya gak mau ngebahas UU 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas untuk melengkapi tulisan ini, karena agak sedikit geram hehehe. Karena banyak hal yang dapat dibahas dan menjadi kritik kepada pemerintah, termasuk swasta dan masyarakat umum. Namun saya gak akan masuk ke ranah tersebut pada tulisan ini, terlalu banyak yang bisa dipretili pasal demi pasal.

Selanjutnya dalam tulisan ini, dalam kaitannya membantu dan peduli terhadap penyandang disabilitas saya membaginya dalam beberapa kategori. yang pertama yaitu pendampingan atau hubungan secara personal, berikutnya pendampingan, Hubungan dan motivasi secara organisasi/institusional dan terakhir keterpanggilan dalam gerakan sosial secara umum peduli penyandang disabilitas.

Saya memulainya dengan hal yang umum dulu. O ya, saya tadi harusnya disclaimer dulu,  karena apa yang saya tuliskan di sini adalah based on a true story. Sehingga opini/pendapat, interpretasi, penilaian, hingga kesimpulan  semua berdasarkan pengalaman saya bersama kaum disabilitas.

Moga-moga tulisan ini gak panjang, karena cukup banyak dan cukup bersemangat saya untuk menuliskan perihal penyandang disabilitas dan permasalahannya.

Ok kembali ke hal umum tadi, bagi saya anda yang belum dekat atau ingin mendekatkan diri atau berhubungan atau  bergaulah bersama penyandang disabilitas. Jika ada keinginan tersebut, anda tentunya perlu mengetahui beberapa hal yang Ini merupakan pemikiran saya dari pengalaman tentunya,

  • Jika ada keterpangilan, wujudkan secara dengan tulus dan jangan merasa terbeban.
  • Mengenal benar jenis disabilitas yang disadang oleh orang tersebut
  • Merasa canggung untuk mendekati, berkenalan hingga berkegiatan bersama, pasti ada apalagi pada waktu pertama kali bahkan bisa bertahan sekalipun sudah kenal dekat. Seperti adanya perasaan, jangan sampai membuat mereka tersinggung dan marah. Jika ada anggapan ini, saya rasa wjar-wajar saja apalagi di awal perkenalan. Padahal perlu anda tahu mereka cukup senang dan enjoy berkenalan dengan siapa saja. Pergunakan intiusi anda.
  • Perlu ditanamkan di benak kita, mereka itu sama dengan kita. Ya memang secara fisik berbeda. Tapi jika dilihat lebih luas lagi dalam kategori "cacat" psikis, mungkin kita bisa tergolong di dalamnya.
  • Karena jenis disabilitasnya berbeda, anda dalam mendekatkan kepada mereka, harus pelajari dulu cara pendekatannya. Misalnya pada disabilitas daksa dan disabilitas rungu bicara, apalagi untuk disabilitas grahita. Anda akan mudah mendekatkan diri bagi penyandang disabilitas yang memiliki fungsi bicara, mendengardan berpikir yang baik.
  • Saling terkait sifat pemalu atau agresif dengan jenis disabilitasnya. Jika menghadapi yang pemalu, tentu anda dapat melakukan pendekatan dengan cara yang tepat menurut anda. Nah untuk yang agresif, kadang crewet, dengerin saja mereka berbicara sambil kita mengimbangi apa yang mereka kemukakan
  • Untuk disabilitas daksa, yaitu mengalami kelumpuhan beberapa bagian dari tubuh, separuh atau bisa jadi hamper mendekati 80% . Jangan dibandingkan dengan Stephen Hawking, dimana disabilitasnya ditopang dengan peralatan teknologi super canggih. Untuk mereka ini anda bisa mengajak mereka berjalan, menuntun yang bisa dituntun atau mendorong kursi roda yang mereka gunakan sambil bercerita.
  • Karena suasana emosi dan mental dari penyandang disabilitas ini kadang gak stabil, anda harus bisa membaca reaksi mereka dari wajah atau tindak-tanduknya. Dan gak usah merasa kikuk atau malah tersinggung. Memang kondisi mereka seperti begitu jika sudah merasa bosan atau jenuh, dan kitalah yang harus memahaminya. Tapi jangan salah, kalau ketemu yang suka omong alias crewet, gak bakalan diam tuh mereka mereka ngoceh. Kalo anda memiliki waktu dan niat mendekatkan diri pada mereka, lebih banyak bersikap sebagai pendengar dan kadang bertanya untuk mengimbanginya.
  • Percaya dan rendah hati

Nah kembali ke tiga kategori yang saya sendiri defenisikan ya.

Pendampingan Atau Hubungan Secara Personal

Jika anda memiliki anggota keluarga, teman atau penyandang disabilitas yang telah dianggap menjadi teman. Tentu hubungan secara personal akan lebih mudah dibandingkan yang baru berkenalan. Untuk kategori ini, jarang dijumpai ada yang bertahan bertahun-tahun berhubungan secara rutin atau langgeng. Kalau dalam contoh soal saya, baik dengan Ibu Christie Damayanti, memang karena dekat juga dengan keluarga maka lebih mudah berhubungan dengannya dalam berbagai aktivitas.

Namun jangan salah, seperti beberapa catatan umum yang saya gambarkan di atas. Dalam soal kesatabilan emosi perlu anda perhatikan baik-baik. Karena kadang keinginan, pemikiran dan pendapat mereka kadang berbeda dengan kita. Sehingga dalam hal ini, berikan porsi yang lebih banyak kepada mereka untuk mendominasi pembicaraan atau mengajak kita dalam beraktivitas.

Ini adalah tantangan bila kita bersunguh-sungguh untuk ingin mendampingi atau berhubungan dekat dengan mereka dalam jangka waktu panjang. Jangan cepat tersinggung bila ada kalimat atau perilaku yang mungkin kurang menyenangkan. Karena kadang apa yang diekpresikan, sebenarnya bukan keinginan mereka tapi ada dorongan dari saraf mereka untuk mengutarakan atau bersikap.

Apa yang saya jelaskan di atas ini, lebih banyak ke penyenandang non grahita atau rungu/wicara. Yang artinya fungsi berpikir, berbicara dan  mendengarkan cukup baik. Dan ada yang justeru pemikirannya cukup "jenius".

Dalam soal kebutuhan bila mereka perlukan, akan mereka utarakan jika memang mereka memerlukan. Jika gak, ya mereka lebih menimati kebersamaan bersama anda.

Pendampingan atau  Hubungan dan Motivasi Secara Organisasi/institusional

Jika anda memiliki kelebihan, bukan melulu dalam soal dana. Tapi keahlian, atau solusi atas pemberdayaan mereka. Namun hal ini diluar dari Disabilitas Grahita. Biasanya mereka memiliki kelompok kecil, organisasi besar resmi dan yang dirawat di panti-panti disabilitas.

Selain keahlian yang dapat anda bagikan, anda sebisanya mengajak teman-teman lain atau jaringan anda lah, untu ikut berdiskusi mengenal mereka secara berkelompok atau dalam konteks institusional untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Namun jika anda memiliki jalan keluar dalam pemberdayaan mereka, anda bisa langsung mengutarakannya secara detil. Tapi jangan lupa, jangan hadir seorang diri, ajak juga teman atau jaringan anda dalam membantu pemberdayaan mereka secara institusional.

Hal ini penting, karena dalam kelompok atau institusional, kita dapat membantu mereka sekaligus mengevaluasi kemajuan dari solusi yang kita tawarkan.

Sebagai contoh nih. Mereka-mereka ini adalah kawan-kawan dan sudah saya anggap mereka adik-adik saya sendiri. Yaitu Habibie Habsah seorang penyandang disabilitas daksa dan Dimas Muharam seorang penyandang disabilitas netra. Kedu orang ini, adalah contoh disabilitas yang hebat, dalam kategori usia milenial.

Saya cukup dekat dengan kedua orang ini. Dan jika ingin mengenal mereka tinggal googling. Kebetulan kedua orang ini pernah tampil dalam program acara Kick Andy. Anda bisa mencarinya.

Nah kedua orang ini telah memiliki organisasi atau kelompok sendiri. Misalnya Dimas dengan Yayasan KARTUNET (Karya Tuna Netra), sedangkan Habibie dengan yayasan Habibie Habsyah.

Saya sering mengajak mereka berkegiatan bersama, baik seminar dan dalam merumuskan program-program kerja mereka.

Gerakan Sosial Peduli Disabilitas Secara Umum

Dalam kelompok ini, lebih banyak saya menyoroti pada kita yang sehat dan memiliki kemampuan baik finasial maupun keahlian.

Bila anda memiliki kemauan untuk membantu dan terlibat dalam gerakan peduli Disabilitas, buatlah kelompok kecil dulu, setelah itu buat suatu gerakan yang non formal atau dilembagakan.

Hal ini penting, agar anda dapat membantu mereka melalui  kelembagaan anda, bersama teman-teman dalam mengadakan program-program yang tepat bagi setiap jenis penyandang disabilitas.

Dalam gerakan anda nantinya, untuk upaya charity, dilakukan sebaik mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, khususnya kepada para penyandang dana. Dalam hal ini sekali lagi perlu kehati-hatian jika anda masuk dalam jenis penggalangan dana ini. Jangan sampai apa yang anda lakukan malah menjadi penilaian yang kurang baik pada komunitas atau kelompok gerakan anda.

Berikan kail kepada mereka, lebih baik daripada langsung ikannya. Dalam artian, anda lebih baik mengasah mereka dengan keahlian sesuai dengan derajat dan jenis disabilitas mereka, karena gak semua sama. Sehingga anda harus mencari program yang tepat dalam pemberdayaan penyandang disabilitas. Dengan catatan harus berkesinambungan ya. 

Dan karena ini bersifat internal anda, pada awalnya satukan orang-orang atau teman-teman yang memiliki visi, misi, dan sepemikiran. Sehingga gak terlalu terhambat dengan birokrasi internal anda sendiri yang justeru lambat laun dapat melemahkan kelompok anda sendiri dan akibatnya vakum dan biasanya kemudian bubar dengan sendirinya.

Yang terakhir saya mungkin sedikit menyinggung tentang pelaksanaan UU 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Saya yakin (karena sering berkomunikasi dengan banyak kelompok disambilitas termasuk pendamping, pekerja sosial atau guru dan orang tua asuh) belum banyak yang membaca, apalagi mengerti tentang undang-undang ini.

Lebih diperparah lagi, undang-undang ini seolah-olah nih, gak diperhatikan dan dijalankan oleh pihak-pihak yang seharusnya dapat berperan dalam pemberdayaan penyandang disabilitas dalam pemenuhan hak-haknya sebagai warga Negara seperti halnya orang sehat seperti kita.

Oleh sebab itu, saya sarankan, jika ada kelompok atau perorangan bahkan organisasi yang peduli terhadap penyandang disabilitas, mohon  untuk luangkan wkatu membaca undang-undang ini, agar dapat membantu para penyandang disabilitas memperoleh hak-haknya, yang masih diabaikan oleh berbagai pihak terkait termasuk masyarakat itu sendiri.

Saya rasa segitu saja, nanti boleh dibaca dan dipelajari lebih lanjut ya..

Untuk lebih banyak mengetahui kegiatan disabilitas, sekali lagi, silahkan mengunjungi profil Ibu Christie Damayanti di kompasiana. Anda dapat menemukan banyak sekali konsep pemberdayaan penyandang disabilitas dan aktivitas mereka.

Semoga makin banyak orang yang terpanggil dan peduli terhadap penyandang disabilitas di Indonesia. Minimal jangan melihat mereka dengan sebelah mata atau menganggap mereka berbeda. Ciptakan kehidupan inklusi, dimana gak ada sekat diantara mereka dengan kita yang diberi anugerah dari Tuhan memiliki fisik yang sehat.

Saya sangat senang sekali jika makin banyak orang peduli kepada kelompok disabilitas di Indonesia...

Tetap semangat teman-teman penyandang disabilitas ya...

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun