Dengan demikian, yang diharapkan tidak timbul kepanikan (panic attack) di tengah masyarakat, dan terutama para petinggi Negara danpengambil kebijakan institusi-institusi penting dunia maupun internal suatu Negara.
Tindakan preventif tetap diperlukan, masyarakat ikut berperan. Kebijakan atas dasar sesuatu yang belum jelas disertai idikator yang pasti terhadap peningkatan mortalitas belum tentu disebabkan oleh varian baru ini. Banyak penyakit yang memiliki tingkat mortalitas yang tinggi di dunia termasuk di Indonesia, antara  lain, gagal jantung, diabetes, TBC dll melebihi jumlah kematiian yang disebabkan covid-19. Sekalipun virus yang satu ini beserta keluarga variannya cukup mematikan, namun dengan dilakukannya vaksin kepada sebagaian besar masyarakat Indonesia, paling gak sudah dapat dibuktikan bahwa ketahan tubuh penerima vaksin meningkat, dan diharapkan dapat melawan serangan virus covid-19 dan keluarganya termasuk varian baru ini.
Semua penilian masih berjalan sehingga, kepanikan dan terburu-buru mengambil kebijakan dalam rangka pencegahan harus tepat dengan melihat bukan saja satu idikator tingkat inveksi coovid-19, tapi juga dibandingkan dengan tingkat penyembuhan dan kematian yang benar-benar terdeteksi penyebabnya adalah berasal da ri Covid-19.
Bagi masyarakat, seperti dijelaskan di atas. Baik WHO maupun UNICEF, memberikan saran yang hampir sama untuk masyarakat, dan telah dipraktekan dengan baik oleh masyarakat Indonesia dengan PROKES yang sesuai, dan diharapkan tetap bijak, sekalipun anda telah menerima vaksin sebanyak dua kali, atau pengobatan lainnya.
Begitu kira-kira yang dapat saya informasikan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Semoga  Bermanfaat
Salam
Untuk Tracking Omicron and Other Coronavirus Variants  silahkan click di sini Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H