Saya cukup kagum dengan budaya yang mereka pegang, sehingga tanpa malu dan berpikir jelimet untuk mengundurkan diri.
Apa bedanya kesatria? Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan orang (prajurit, perwira) yang gagah berani  atau pemberani.Â
Oleh Mayor Jenderal TNI (Purn) Saurip Kadi Mantan Aster Kasad, melalui tulisannya  yang di muat oleh kompas.com (18/07/2014) dengan judul Kesatria dalam Demokrasi, mengartikan Kesatria sebagai sikap dan watak yang berani tampil terdepan membela kepentingan rakyat, bangsa, dan negara; berani mengakui kesalahan diri; serta menghormati kelebihan atau keunggulan orang lain.
***
Dari apa yang di uraikan di sini, yang tentu merupakan opini saya pribadi. Paling gak ada dua hal yang dapat digaris bahwai yaitu yang pertama adalah perubahan sikap melalui evaluasi diri dan kinerejanya sebagai menteri dan kemampuanya membenahi bawahan hingga mampu atrau tidak menyelesaikan program kerjanya sesuai visi dan misi presiden. ya, Seperti norma Bushido yang didalamnya termasuk nilai Meiyo, yakni nilai dalam menjaga nama baik atau menjaga harga diri dengan memiliki perilaku yang terhormat.
Sedangkan yang kedua, sekalipun dianggap mengada-ada, bahkan mimpi di siang bolong, juga gak papa. Â silahkan saja... Â yaitu masih terkait dengan semangat "Bushido", apakah ada menteri yang berani mengambil sikap tanpa menunggu adanya perombakan kabinet? Â Tentu dengan pertimbangan matang sebelum mengambil keputusan.Â
Ya, bagi saya, minimal bisa menjadi budaya baru yang bisa diperlihatkan kepada masyarakat, sebagaimana pernah juga dilakukan di pimpinan daerah.
Ya begitulah  opini saya, yang mungkin kelewatan kalo yaa... boleh dong kita berbeda?
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H