Masak gak ada yang berani? Takut? Malu? Yang mengundurkan diri itu adalah menteri yang tersangkut masalah korupsi dan yang lainnya bertujuan untuk ikut berkontestasi dalam pilkada dan jabatan dalam legeslatif.
Masak di Negara yang kaya raya bukan saja hasil bumi namun dengan budaya yang luhur, gak ada norma satupun yang mengajarkan kita bersikap seperi bangsa Jepang yang memegang teguh norma Bushid.
***
Melalui Kasaya Kazuhiko (June 12, 2019) berjudul "Bushid: An Ethical and Spiritual Foundation in Japan".  Yang dipublikasikan situs Nippon.com menjelaskan Bushido atau dinamakan juga "jalan prajurit" adalah kode moral samurai terkait sikap, perilaku dan gaya hidup.  Hal ini dapat di analogikan secara bebas  dengan konsep ksatria Eropa .
Ada beberapa jenis Bushido yang berkembang secara signifikan sepanjang sejarah. Â Bentuk kontemporer bushido masih digunakan dalam organisasi sosial dan ekonomi Jepang. Â Bushido paling baik digunakan sebagai istilah menyeluruh untuk semua kode, praktik, filosofi, dan prinsip budaya samurai.
Dalam buku Thomas Cleary  "Training the Samurai Mind: A Bushido Sourcebook Shambhala" (Mei 2008) menyebutkan Bushido melestarikan nilai-nilai moral dan kode etik samurai sebelumnya, yang paling sering menekankan kombinasi ketulusan, berhemat, kesetiaan, penguasaan seni bela diri dan kehormatan sampai mati.
Istilah Bushido  juga ditulis oleh Inaz Nitobe yang mengeksplorasi jalan samurai Itu diterbitkan pada tahun 1899. Dengan judul Bushido: The Soul of Japan.  Dia menemukan bahwa Bushido adalah Jalan Prajurit  yang sumber dari tujuh kebajikan yang paling dikagumi oleh rakyatnya yaitu  kejujuran , keberanian , kebajikan, kesopanan , ketulusan , kehormatan dan kesetiaan
Oleh sebab itu, gak salah jika Boye Lafayette De Mente dalam bukunya Japan's Cultural Code Words: 233 Key Terms That Explain the Attitudes and Behavior of the Japanese"(2004:49) mengungkapkan hingga saat ini nilai-nilai dalam konsep Bushido masih dipraktikkan oleh pemimpin dan penduduk Jepang. Salah satu nilai dalam Bushido adalah Meiyo, yakni nilai dalam menjaga nama baik atau menjaga harga diri dengan memiliki perilaku yang terhormat. Maka, tak heran jika banyak pemimpin Jepang banyak lebih memilih mundur terhormat.
Misalnya Pada tahun 2010 Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama mengundurkan diri karena merasa gagal dalam memenuhi janjinya saat kampanye pemilu yang menurut sebagian besar orang yang dimaksudkan dengan kegagalan itu adalah memindahkan sebuah pangkalan militer Amerika Serikat keluar dari wilayah Okinawa.
Begitu juga pada Tahun 2020, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abeyang  menjabat perdana menteri Jepang yang paling lama menjabat sejak dilantik pada 2012, mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Menurutnya, ia tak mau penyakitnya mengganggu pekerjaan, tentu untuk menenuaikan tugasnya sebagai kepala pemerintahan.
Yang Terbaru, pada bulan September 2021, Â Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengundurkan diri, setelah menjabat kurang lebih satu tahun lebih, hal ini dikaitkan pada dua hal, yang pertama kesehatannya dan yang mengemuka adalah karena kegagagalannya menangani pandemi korona di jepang