Pengen nulis yang ringan-ringan dulu deh, yang agak berat ditunda, simpen dulu jadi draft.
Nah kebetulan sekali, admin kompasiana. Memilih topik pilihn "Berbagi Kisah Janggal nan Mistis". Seru juga nih..
Mengingat masa-masa SMA dulu di kota pelajar, yang sekelas isisnya rata-rata cowok badung nan isenk. Tapi pasti pinter-pinter lah, wong sekolah Favorit. Gak jamin ya? Emang. Tapi pinter, kocak, kompak dan lucu-lucu.
Saya sendiri, gak terlalu percaya dengan hal mistis, dan ga pernah takut yang namanya setan, hantu dan sejenisnya. Bobo aja, harus lampu dimatiin. Makanya sering diisengin temen kost. Nakut-nakutin di malam hari..
Nah sedikit soal Jelangkung atau Jailangkung ini saya baru tau minimal secara umum dari Wikipedia dan beberapa artikel. Nama lainnya dan sejarah awalnya yang katanya sebuah Kepercayaan tradisional Tionghoa.
Dan dari sumber Wikipedia (gak ada catatan kakinya), jadi percaya gak percaya aja.. dalam ritual Jelangkung seperti mirip yang saya alami seperti ritual Cay Lan Gong kepercayaan Tionghola itu.
Dewa "Poyang" dan "Moyang" dipanggil agar masuk ke sebuah boneka keranjang yang tangannya dapat digerakkan. Pada ujung tangan boneka tersebut diikatkan sebuah alat tulis, biasanya kapur. Boneka tersebut juga dihiasi dengan pakaian manusia, dikalungi kunci dan dihadapkan ke sebuah papan tulis, sembari menyalakan dupa.
Saat boneka tersebut menjadi terasa Berat (saya tebelin) menurut mereka menjadi pertanda bahwa boneka itu telah dirasuki dewa, dan bergerak mengangguk sebagai pertanda setuju setelah ditanyakan siap tidaknya untuk ditanyai, jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan akan dituliskan oleh dewa yang merasuki boneka tersebut pada papan tulis yang disediakan.
***
Nah kembali ke kisah saya. Dasar anak-anak usil, malam minggu biasanya suka nongkrong. Gak semua, tapi yang badung-badung pasti nongol. Karena gak ada ide mau ngapain, ada yang ngusulin "Yuk Kita Main Jelangkung".