Ya boleh ditindak  tapi terserah penguasa yang punya kalkulator politik juga, atau tunggu tenggelam sendiri nantinya. Tapi jika nanti berhasil mewujudkan omelan dan ocehannya sehingga digadang-gadang masuk dalam lingkaran kekuasaan baru, atau bahkan kembali memimpin, ya syukurlah, panjang umur. Selamat!
Hal ini paling tidak dapat dilihat selama masa pandemic Covid-19, yang harusnya semua bersatu padu. Waduh... sang pimpinan Negara yang udah kelihatan capek (maaf) hingga kurus kering. Jangakan beliau di kritik dengan solusi yang terbaik, malah diistilahkan sama dengan penghuni kebun binatang.Â
Nah ini udah keterlaluan. Â Hal seperti ini kebanyakan terjadi di tataran elit lho ya, kalo di tataran rakyat sebagai pengikut setia kelompok sindorom kekuasan ini, waduh.... Lebih heboh lagi. Saya sendiri gak punya istilah khusus untuk mereka. Tapi menurut saya sah-sah saja lah...sekalipun sebagai penggembira.
Eh jangan salah, incarannya bukan saja dipusat kekuasaan lho tapi di daerah dengan kekuasaan otonomi yang semakin menguat, mungkin istilahnya NKRI almbat laun akan diwacanakan baru,  apalagi lewat Dana Desa  dan program desa lainnya, Raja "minyak" kecil justeru ada di desa, dan disitu pula bersemayam para penyamun dikut serta politik busuk dibonceng. ini peraaya saya saja lho ya...gak menigdentikan apalagi tunjuk hidung.
Ok, lanjut, yang berikut.
Pre-Power Syndrome
Menurut Cak Nur sindrom penyakit pra-kuasa (Pre-Power Syndrome) ini. Oleh Bapak Bangsa ini, Â diistilahkan untuk orang yang sebelum berkuasa begitu gemar memromosikan diri untuk meraih kekuasaan, atau ada yang mengistilahkan mereka pemburu kekuasaan (boleh juga).
Menurut ada gak kelompok ini dalam carut marut dunia politik di Indonesia ada gak? Kalo menurut saya ada, dan banyak!. Baik yang sedang duduk di lembaga eksekutif, yudikatif aplagi legislatif.Â
Di luar pengelompokan kekuasaan ini ada juga lho ya, Akademisi  dan pengamat "karbidatan", TNI/Polri aktif  bahkan yang sudah purnawirawan dan tentunya  termasuk yang mentokohkan dirinya atau ditokohkan sebagai tokoh masyarakat.Â
Mau dijejerin namanya satu persatu? Gak ah. Biar saja anda yang menyimpulkan. Â Dan bila, di daerah, biarlah yang di masyarakat di daerah yang menyimpulkan siapa mereka ini.
Yang pasti, menurut pendapat saya, mereka paling sedikit berupaya mempertahankan posisi dan kedudukannya. Khususnya yang disebut wakil rakyat ini. Bahkan sudah pasang ancang-ancang, mulai dari anggota DPRD menjadi Anggota DPR atau DPD, selaian itu gak bisa dipungkiri tertarik juga dengan sebagai pimpinan Daerah (eksekutif).