PM Abbott hanya menyatakan penyesalannya yang mendalam atas situasi yang memalukan terkait laporan media massa yang menimpa presiden dan bangsa Indonesia. Hanya sebuah penyesalan? tanpa mau mengakui dan meminta maaf apa yang telah dilakukan pemerintahnya, apalagi badan intelijen Australia (DSD) sudah mengakui tindakan penyadapan itu.
Pernyataan Kepala BIN,  Norman sebenarnya sudah sangat jelas bahwa  badan intelijen Australia (DSD) telah mengakui terjadi penyadapan paling tidak untuk kurun waktu 2007-2009, sama seperti bocoran yang dikeluarkan theguardian.com (18/11/2013). Lalu tunggu apa lagi? Hanya negarawan pengecut saja yang tidak mau mengakui dan meminta maaf karena kesalahan pemerintahannya.
Norman memang menyadari adanya potensi yang akan mengganggu hubungan bilateral kedua negara. Sehingga ia berusaha agar adanya komitmen baru yang dibuat bersama "mitra" intelijen di Australia. Norman mungkin masih menganggap mereka adalah mitra, karena ada alasan tertentu dan berusaha memperbaikinya melalui loby-loby diplomatik atau malah "basa-basi" intelijen karena selama ini bantuan peralatan maupun pelatihan intelijen juga turut dibantu oleh Australia dan tentunya didukung Amerika Serikat dan krooni-kroninya.
Apapun yang dikatakan Norman, Presiden telah menyatakan sikap tegas pada Rabu, 20 November 2013. Salah satunya adalah penghentian sementara kerjasama pertukaran informasi dan pertukaran intelijen hingga menunggu penjelasan resmi dari Pemerintah Australia soal penyadapan
Kita tunggu saja si pecundang dan pengecut itu untuk meminta maaf secara terbuka!
Sampai kapan? Sambil menunggu, jangan pernah salahkah anak-anak kita yang masih terus "menggempur" dengan cara mereka yang  tentu dengan cara yang sudah lebih bijaksana
-----------------------------
Update 13:05, 21/11/2013
Metrotvnews.com, Kamis, 21 November 2013, Canberra: Perdana Menteri Australia Tony Abbot mengaku menyesal atas hebohnya pemberitaan media terkait penyadapan terhadap petinggi Indonesia di media. Abbott menyampaikan itu di depan parlemen Australia tak lama setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghentikan sementara kerja sama dengan negara tersebut. Abbot mengaku dengan tulus meminta maaf karena telah mempermalukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
-----------------------------
Update 23/11/2013 10:28