Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pak Raden, Sang Kreator "Si Unyil" Itu Kini Tak Punya Apa-Apa

14 April 2012   17:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:36 4423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_181977" align="aligncenter" width="550" caption="Pak Raden (antarafoto.com)"][/caption]

Bagi anda yang masih ingat film Si Unyil di era 80-an, tentu saja anda juga tidak  lupa dengan sosok Pak Raden. Tokoh yang berkumis lebat dengan pakain jawa lengkap itu kini tak punya apa-apa.

Miris rasanya, sang kreator si Unyil ini "dikerjain" oleh Perum Produksi Film Negara (PFN), sehingga hak ciptanya pun hilang. Karya-karya anak bangsa, hak kekayaan intelektual seniman/budayawan  sering tidak diperhatikan dan diabaikan oleh peciptanya sehinga mudah dimanfaatkan dengan bebas oleh mereka yang memiliki kekuasaan dan uang.

Pak Raden yang memiliki nama asli Drs. Suyadi, kini hanya numpang tinggal di rumah salah seorang keluarga, di Jalan Petamburan 3 No. 27 RT 003 RW 04, Petamburan Slipi, Jakartai. Menurut vivanews, di rumah yang terdiri dari satu kamar tidur, satu ruang kerja, ruang tamu, dan dapur itu, Pak Raden tetap aktif berkarya.

Pak Raden menyelesaikan studi di Fakultas Seni Rupa ITB Bandung (1952-1960) lalu meneruskan belajar animasi di Prancis (1961-1963).

Menjelang usianya yang akan genap 80 tahun pada 28 November mendatang, banyak kisah diceritakan kembali olehnya melalui acara penggalangan dana yang dilangsungkan tadi  sore (14/4) di kediamannya.

Kepada  vivanews, Pak Raden sempat berucap bahwa saat ini beliau tidak punya apa-apa lagi. Beliau  ingin hak-haknya dikembalikan agar bisa mencari makan dengan berkreasi. Menurutnya, saat ini banyak pihak memanfaatkan hasil karnya seperti televisi, sebuah studio animasi di Batam, iklan dan lain-lain.

Untuk berobat saja Pak Raden tidak punya biaya, apalagi untuk memperbaiki rumah tinggalnya yang sering bocor. Pria tua ini, sehari-hari hanya duduk di kursi roda.

Dalam sebuah tulisan tangannya yang diberitakan oleh republika, Pak Raden menuliskan keluh kesahnya yang diberi judul "Si Unyil Sebuah Kegagalan". Pada kalimat pertama di sudut atas halaman kertas, beliau menulis "Sisi Lain dari Pak Raden". Dalan tulian tersebut, Pak Raden menceritakan kronologis perjanjian dengan pihak PFN yang ditenggarai merugikan Pak Raden

Pak Raden mengakui, awalnya memang beliau  tidak begitu memperdulikan persoalan hak cipta. Namun menurutnya, perjanjian mengenai penyerahan hak cipta kepada Perum Produksi Film Negara (PFN)  yang dibuat pada tanggal 14 Desember 1995, berlaku hanya untuk lima tahun dan seharusnya sudah berakhir pada tanggal 14 Desember 2000.  Oleh sebab itu, beliau kini sedang memperjuangkan kembali hak cipta 'Si Unyil' ke Direktorat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Kementerian Hukum dan HAM. Tujuannya satu. Pak Raden ingin hak cipta itu kembali dalam genggamannya.

Atas keprihatinan keadaan Pak Raden inilah, teman, sahabat dekat dan beberapa seniman/budayawan serta sukarewalan  melangsungkan acara amal dan terbuka untuk umum sore tadi. Adapun hasil penggalangan dana yang terkumpul nanti, disamping untuk membantu kehidupan sehari-hari Pak Raden, termasuk juga kesehatannya akan diperuntukan untuk biaya advokasi ke pengadilan.

Aksi amal "Pak Raden Ngamen"  melalui beberapa akun twitter juga disebutkan sebagai suatu gerakan sadar dan peduli akan hak kekayaan intelektual seniman/budayawan yang sering diabaikan.

Salah seorang sukarelawan mengatakan melalui tribunnews, ada aksi penjualan pakaian yang dijual seharga 120.000 rupiah, kemudian empat buku dijual 125.000 rupiah. Pakaian jenis kaos yang dijual tersebut, berwarna kuning pudar dengan gambar wajah pak Raden yang dicetak dalam bentuk kartun.

[caption id="" align="aligncenter" width="336" caption="Koas ini akan dijual pertama kali di acara #pakradenngamen hari Sabtu, 14 April,jam 16.00 WIB. (Recent images by @_PakRaden_)"][/caption]

Untuk mengikuti perkembangan dari aksi "Pak Raden Ngamen" dapat anda ikuti melalui twitter dengan hashtag #PakRadenNgamen atau Follow @_PakRaden_  :  (A storyteller,illustrator,painter and art-song singer.Living with 2 cats: Pussy & Kacung. Contact 082124379430 & drs.suyadi1932@yahoo.com Petamburan, Jakarta) atau kunjungi http://pakraden.org/

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="@justutterly: Ini adlh bbrp lukisan yg ada di rumah @_PakRaden_ & dijual u/ mengumpulkan dana (rackcdn.com)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun