Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jangan Segan-segan Memanfaatkan Fasilitas "Laporkan" Pada Sebuah Media Sosial

6 Januari 2012   00:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:16 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya yakin anda sering melihat tombol atau link "laporkan" di setiap situs termasuk media sosial bukan ? Pada umumnya tombol tersebut diartikan sebagai fasilitas untuk melaporkan hal yang dianggap "negative"  dari sebuah konten. Penilaian negative ini bukan saja berdasarkan term and condition sebuah situs, namun  terkadang dilatarbelakangi oleh penilaian subjective pembaca atau pengguna.

Tersedianya tombol atau link "laporkan" di berbagai situs, tidak semata-mata hanya untuk ikut-ikutan kebiasaan pengembangan situs yang ada,  namun pada dasarnya berfungsi untuk mempermudah pekerjaan admin untuk "menjamin" term and condition dipatuhi oleh pengguna situs. Hal ini juga berarti bahwa admin tidak dapat bekerja sendiri, mereka membutuhkan peran serta dari pengguna situs lainnya. Jadi seberapa penting dan bergunanya fasilitas "laporkan" ini sangat tergantung pada pengguna situs.

Media sosial dengan jumlah pengguna yang  banyak tentu akan berisi konten yang beraneka ragam dan tentu dalam jumlahnya yang banyak pula. Dapat dibayangkan apabila jumlah admin sebuah media sosial yang hanya terdiri dari beberapa orang harus mensortir setiap konten yang jumlahnya mencapai ratusan setiap harinya. Wajar saja apabila banyak konten "terpaksa" lolos "sensor"  dan tayang dalam waktu lama bahkan tidak pernah tersentuh sekalipun oleh admin.

Kondisi seperti di atas kadang membuat pengguna situs menjadi "kesal" dan mengungkapkan kekecewaannya karena menganggap admin tidak "becus" menjalankan tugasnya. Apakah admin dapat disalahkan sepenuhnya ?  Saya rasa kita harus bijak juga memberikan penilaian seperti ini, apalagi kita sendiri tidak menggunakan "hak" kita  untuk menggunakan fasilitas "laporkan" yang disebutkan di atas.

Facebook yang memiliki jumlah pengguna mencapai 800 juta, bahkan menyediakan fasilitas "laporkan" dalam berbagai kategori. Bahkan untuk membantu mengatasi masalah sosial dan keamanan pribadi, belum lama ini mereka menyediakan fasilitas untuk melaporkan pengguna yang kedepatan menulis status atau memuat konten dalam rangka "bunuh diri". Mereka sadar akan tanggung jawab moral untuk ikut mengatasinya, walau bukan merupakan sebuah keharusan. Mereka mengakui keterbatasan  mereka sendiri untuk memantau semua kejadian yang ada. Oleh karena itu, mereka mengajak kerjasama pengguna dan menyediakan beberapa psikiater bahkan pihak keamanan untuk selalu sigap pada saat laporan sperti ini diterima. Bisa dibayangkan, apabila pengguna lain tidak peduli (tidak melaporkan) konten yang memuat pecobaan bunuh diri seorang pengguna,  kejadian fatal dapat saja terjadi.

Apabila kita menilik fungsi "laporkan" yang disediakan oleh Facebook seperti di atas, sama sekali tidak terkait dengan pelanggaran term and condition namun lebih pada kepedulian sosial dan tanggung jawab moral. Maka demikian fungsi "dilaporkan" tidak selalu diartikan melaporkan soal pelanggaran ketentuan dan layanan yang ada.

Bagaimana dengan pengguna media sosial seperti blog kroyokan "Kompasiana", apa artinya sebuah tombol atau link "laporkan" bagi anda ? Mungkin sebagai orang tidak memperdulikkannya, namun ada juga yang memanfaatkannya untuk melaporkan konten pengguna lain.

Pertanyaan berikutnya, apakah tombol tau link "laporkan" hanya untuk melaporkan konten yang melanggara term and condition yang ada. Saya rasa tidak selalu begitu. Ada kalanya tombol laporkan juga dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk memberikan pertimbangan atau sebuah saran kepada admin. Sebagai contoh, apabila anda merasa sebuah artikel bermanfaat atau sangat inspiratif anda juga dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk memberitahukan admin.

Dalam beberapa kejadian, sebuah situs menggunakan sistem otomatis untuk menempatkan sebuah artikel  yang meperoleh "rating" tertinggi untuk penilaian tertentu, katakan saja artikel teraktual, inspiratif, atau bemanfaat. Secara otomatis sistem akan bekerja untuk hal ini. Ketika sebuah artikel dianggap "tidak layak"  menduduki tempat tersebut, tentu dengan banyak pertimbangan. Sebagai pengguna anda juga dapat mengusulkan dan mempertanyakan hal ini kepada admin melalui tombol atau link  "laporkan".

Pertanyaan krtisnya, apakah admin mau menerima dan menjalankan semua laporan yang masuk dari pengguna terhadap hal yang dinilai melanggar ketentuan atau sebuah pertimbangan dan usulan ? Tentu saja mereka harus bekerja sesuai standard Operating Procedure (SOP) yang sebagian besar berdasarkan kebijakan   dan aturan baik berlaku untuk situs maupun yang berlaku dan mengikat didalam institusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun