Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dinasti Keluarga Cengengesan

6 September 2011   21:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:11 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ditulis oleh : Chacha - Editor : Deasy - Gambar : Valentino

Setiap satu tahun sekali keluarga besar "Cengengesan" mengadakan reuni. Ya sillaturahmi lah, kalau ga begitu mana bisa bertemu soalnya keluarga besar kami sudah terpencar dari Sabang sampai Merauke, malah ada yang stay nya di Korea dan di Dhoha. Apalagi ditengah kesibukan masing-masing yang padat merayap.

Di dalam reuni di jelaskan silsilah kepada kami. Menurut saya kompleks sekali, susahh banget. Intinya sepenangkapan saya, keluarga ini menjadi besar karena ‘petualangan'. Secara rumit, silsilahnya adalah sebagai berikut.

Di mulai dari generasi pertama Eyang KakungAhmad Jayakardi yang menikahi 3 istri sekaligus, meski yang satu tidak resmi dan lebih terkesan sebagai simpanan. Tapi dibilang simpanan juga bukan sih, lha wong tiap taun diajak reunian juga kok. Bukannya kl simpanan itu disembunyikan. Iya to?? Istri sah Yangkung Ahmad adalah Eyang Putri Niken dan Eyang Putri Edi. Sedangkan istri tidak sah beliau adalah Oma Yayat.

Bersama Eyang Niken dan Eyang Edi, Eyang kakung Ahmad menunjukkan kejantanannya yang ruarr biasa. Menghasilkan putri2 cantik. Tante Dina, Tante Yunita, dan mama tiri saya yang bawel sekali, Mama Fitri. Sayangnya bersama Oma Yayat, beliau tidak memiliki putera atau puteri. Selidik punya selidik ternyata karena di masa mudanya Oma Yayat sering meninggalkan Yangkung Ahmad untuk urusan pekerjaan. Oma Yayat sibuk di dunia balap dan merangkap saudagar gilingan internasional. Ya, oma saya yang satu ini memang hebat, saya salut dengannya. Setelah pensiun dari dunia balap, beliau terjun di dunia penulisan, tapi ya itu tema penulisannya tetap tak jauh2 dari balap. Mengingat beliau menginginkan laporannya selalu aktual, jadi mau ga mau harus rela berkelana dari sirkuit ke sirkuit meninggalkan Yangkung Ahmad.

Eyang Putri Edi tidak tinggal diam sebenarnya saat dipoligami Eyang Kakung Ahmad. Beliau juga berpikiran maju, menjunjung tinggi ‘emansipasi wanita' meski ujung2nya salah kaprah. Beliau menikah lagi dengan Eyang Kakung kandung saya, Yangkung Joko Martono. Yangkung JM saya memanggilnya. Bersana Yangkung JM, eyang putri melahirkan seorang putri cantik, Mommy Deasy. Karena Mommy dan eyang putri saya cantik, makanya saya juga jadi cantik..hihih *pe de*

Waktu SMA mommy Deasy dinikahi seorang Pria beristri 2. Daddy saya . Mereka bertemu saat Mommy saya sedang beratraksi jadi Cheer Leaders gitu. Mommy enerjik banget, kata eyang sih petakilan malah. Saya ga tau apa kelebihannya Daddy sampai bisa menarik 3 perempuan sekaligus. Ya bisa dibilang Daddy saya tukang kawin juga sama seperti Eyang2 saya.

Jadi istri pertama Daddy itu Tente Christ, bersama Tante Christ beliau tidak punya keturunan, tapi sebelumya Tante Chris punya puteri, namanya Kak Langit. Kak langit ini cantik makanya Daddy juga suka pecicilan gitu kalo ada dia *tepok jidat*. Beberapa kali Tante Chris marah luar biasa karena kelakuan Daddy yang keterlaluan. Suka godain Kak Langit di depan beliau.

Istri kedua Daddy adalah Tante Fitri, bawel sekali. Tante Fitri seibu dengan Mommy saya. Tapi beda ayah. Bersama Tante Fitri , Daddy punya 2 putera, Kak Ronni yang saya sering ga habis pikir rambutnya niru siapa. Kalau Daddy ditanya serius pasti jawabnya karena hasil tabrakan sama Tante Fitri di bawah pohon beringin pas lagi makan rujak Brokoli. Jadi rambut kak Ronni ngembang kek brokoli gitu. Saya mau mengatakan gimbal kok ga tega. Untung meski begitu, Kak Hawa, kakak ipar saya mau di peristri beliau. Hasilnya ponakan saya yang paling badung, Uli.

Yang kedua Kak Fandi. Saya rukun dengan Kak Fandi meski kami saudara tiri. Dia baik, suka ngajarin saya menulis. Kakak saya yang ini punya perpaduan intelektualitas yang baik dari Mama Fitri dan Daddy.

Nah bersama Mommy saya, Daddy punya anak saya. Saya sering dimarahin sama Daddy dan Mommy karena sering hilang gara2 nyasar. Mereka bilang saya lola. Tapi lama2 mereka sadar. Mungkin akibat dulu bikinnya terburu2. Daddy dan Mommy bilang waktu bikin saya itu di lift sambil keburu2 takut ketauan orang. Jadilah daya ingat saya fluktuatif kayak lift, naik turun, naik turun.

Eh saya lupa kalo Eyang Kakung JM juga punya istri lain. Namanya Eyang Dian. Eyang JM dan Eyang Dian punya satu putri, namanya Tante Anaz , yang sekarang sedang merantau ke negeri Jiran. Tante saya ini agak aneh orangnya, suka nuntun gorilla dan banting2 panci.

Tante saya, tante Dina nikah dengan Paman Armand. Sekarang tinggalnya di Makasar. Beberapa tahun lalu Paman Armand menikah lagi dengan Tante Nda yang orang Blitar. Mereka bertemu saat Paman Armand ziarah ke makam Bung Karno katanya. Mereke berdua punya putri namanya kak Mira, sepupu saya ini menikah dengan Bang Nas dan sekarang menetap di Dhoha, Qatar sana, makanya kita sering dikirimi kurma.

Paman Armand dan Tante Dina punya putri yang stay di Korea, namanya Kak Restu. Kak Restu menikah dengan orang Semarang asli yang senasib kayak saya. Kak Alex, suka nyasar2 juga. Pernah ya beliau itu salah masuk pesawat, salah masuk ruang karaoke, terus pernah nyasar ke tempat spa cewek sampai di tampar gt. Dikira mau ngintip, padahal memang aslinya beliau itu kesasar. Dan mereka punya satu putri. Ponakan saya, Cucu Caswati namanya. Duhhh, ni anak sama bandelnya kek ponakan saya Uli. Ga ada sopan2 nya sama tantenya .

Nah beginilah cerita silsilah keluarga kami. Tau ga, ini saya di ceritani Eyang JM sampai diulang 13 kali, soalnya katanya saya bandel, ga ngerti2 juga di jelasin.

Kalau Eyang Ahmad ga bisa diandalkan buat cerita silsilah. Beliau mulai di hinggapi virus lupa. Jaman muda beliau katanya sudah tukang lupa, apalagi sekarang masa sepuhnya, parah sekali. Dulu pas beliau muda, pernah lupa ninggalin Eyang Putri Niken di tengah pasar, terus pas punya HP malah hp nya suka ditinggal. Kemana 2 malah bawa remote TV gitu. Kasian beliau,

Ya itulah sejarah keluarga besar kami. Kami berharap ada hikmahnya, meski banyak dan terpencar kami tetap solid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun