Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bagaimana Mengakhiri Hubungan Gelap

12 April 2011   09:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53 3938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_101710" align="aligncenter" width="512" caption="Affair - Google Media"][/caption]

Sebelumnya judul ini pernah dihilangkan admin, karena dianggap copy paste dari situs lain, yang tentunya berbahasa indonesia juga. Setelah saya mencari-cari,  googling sana sini, yang saya temukan hanya satu situs yang hampir sama isinya yang tak lain merupakan blog saya pribadi,  tentu tidak ada salahnya saya menulis kembali melalui kompasiana. Apalagi sumber inspirasi dari tulisan ini berasal dari situs berbahasa asing bukan situs berbahasa indonesia.

Adapaun tujuan penulisan kembali ini, bukan semata-mata membuat suatu sensasi, karena dalam tulisan-tulisan sebelumnya sudah saya katakan bahwa tulisan ini merupakan rangkaian cerita dari beberapa permasalahan yang sering di didiskusikan bersama teman dan kebetulan saja belum lama ini juga di diskusikan lagi.

Namun baiklah, tanpa harus berpanjang lebar mengenai hal musababnya. Seperti janji pada teman saya, saya langsung menulis ulang dengan cara saya sendiri. Yang sebenarnya tak jauh berbeda. Sekaligus untuk menjawab artikel sebelumnya Sulit Melepaskan Hubungan “Selingkuh”

Mengakhiri suatu hubungan gelap, memang bukan sesuatu yang mudah, bagi kedua pasangan. Maksud mengakhiri di sini bukan diartikan sebagai "masa jeda"/"time Out" untuk sementara waktu dan menyusun langkah dan cara-cara yang lebih heboh lagi dikemudian hari. Tentu saja hal seperti ini tidaklah dapat dibenarkan.

Mengakhiri yang dimaksudkan di sini, adalah mengakhiri secara permanent, berakhir untuk selama-lamanya dan siap menghadapai segala resiko yang timbul apabila mengambil keputusan tersebut.

Sebelum membahas lebih jauh, dapatkah anda memberikan satu penilaian secara jujur pada diri anda, apakah istri atau suami anda yang super sibuk, kurang perhatian bahkan kadang semena-mena itu  telah tergantikan oleh "teman gelap" anda ini ? Berikan penilaian itu hanya untuk diri anda berikut apa saja yang telah kalian lakukan dan berapa lama hubungan itu berlangsung.

Yang pasti, saat ini anda ingin mengakhiri hubungan gelap anda bukan ? sekali lagi, karena bukan seorang psikiater  saya hanya mencoba menyarankan beberapa hal ini kepada teman saya, dan mudah-mudahan dapat menjadi perenungan bersama :

Jangan Takut! Anda harus Serius dan Tegas

Dalam beberapa kasus, mengakhiri hubungan gelap secara tiba-tiba terhadap pasangan anda, akan menyebabkan penolakan yang kuat. Dan bahkan ada yang berani mengakhiri hidupnya, karena dipaksa untuk menerima permintaan pasangannya.  Bisa anda bayangkan apabila itu terjadi pada pasangan anda, mengerikan bukan ? Walaupun begitu, apapun resikonya anda tidak harus tergoyahkan. Jangan takut akan ancaman bahkan takut akan apa yang terjadi pada diri pasangan anda. Karena saya yakin anda juga akan mengalami pergolakan jiwa yang berkecamuk didalam diri anda sendiri.

Anda tidak Perlu membayangkan Sesuatu yang Bersifat Resmi

Karena perbuatan yang anda lakukan bersama kekasih gelap, tentu saja sudah menyalahi etika, norma bahkan Agama. Tidak mungkin hubungan gelap anda direstui oleh orang tua apalagi suami atau istri anda yang sah. Oleh karena itu, tidak perlu anda membayangkan suatu proses resmi. Kapan waktu yang tepat, dimana tempat untuk berbicara, dan dalam suasana apakah. Semua proses resmi itu lupakanlah. Jangan pernah  anda berpikir bahwa semua dimulai dengan baik harus diakhiri juga dengan baik. Pertanyaanya apakah hubungan yang dilakukan ini  baik ? Beberapa kali teman saya, mencoba untuk menegaskan maksudnya kepada pasangan gelapnya, namun berkali-kali juga dia mengalami kegagalan, karena diakhir pembicaraan serius, dan dalam suasana yang dapat membangkitkan kenangan indah mereka kembali. Cukup berbicara melalui telepon atau sekedar berbicara singkat di public area, kemudian berlalu darinya. Jangan lagi menengok ke belakang.

Akhiri semua saluran dan fasilitas komunikasi

Jangan pernah tanggung, untuk mengambil keputusan. Hindari semua sarana komunikasi bersama dia. Kalaupun anda memiliki hubungan kerja atau bisnis bersamanya. Lakukan komunikasi remsi pada jam kerja, atau berbicara di tempat yang dapat dilihat oleh banyak orang dan tentu dengan membatasi waktu hanya seputar persoalan kerja. Sedapat mungkin, hindari pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada ajakan untuk rukun dan memulai hubungan terarang itu lagi. Apabila dia menghubungi anda di malam hari, karena mungkin sebelumnya dia tahu bahwa pada saat itu anda memang membutuhkan teman ngobrol. Jangan pernah lagi melayani dia.

Keputusan Final bukan suatu negosiasi

Dapat anda bayangkan mulut manisnya kekasih gelap anda, apalagi dia itu "play boy cap duren tiga" (merk korek api), dia akan terbiasa menggunakan mulut manisnya dan akal bulusnya agar dapat tetap bertahan dengan anda. Karena kebanyakan tipe lelaki "penjelajah cinta" seperti ini tidak pernah mau menerima apabila di "tendang" atau ditinggalkan oleh pasangannya begitu saja. Dia akan berusaha bernegosiasi dengan anda dengan berbagai cara yang dahulu juga pernah dia lakukan bersama orang lain. Apabila anda sempat membaca rayuan gombalnya melalui SMS atau Email, buanglah tanpa harus berpikir panjang. Ini bukan negosiasi, ini keputusan akhir !

Mulailah "Hidup  Baru"

Kehidupan yang dahulu terlah berlalu, adalah mimpi buruk, bukan justeru dibalik menjadi mimpi indah yang terus dikenang. Buang jauh-jauh kenangan yang tidak mengenakan ini. Cobalah anda renungkan, kalaupun hubungan tersebut anda lanjutkan, dan kemudian kalian berumah tangga. Yang perlu diketahui, bibit ketidak percayaan akan menjadi penghalang utama hubungan anda. Bagaimana tidak, anda berdua adalah tipe yang tidak setia. Kemungkinan besar hal ini akan menjadi penyebab utama pertengkaran demi pertengkaran karena saling curiga satu dengan lainnya.

Mulailah hidup baru bersama pasangan dan keluarga anda. Luangkan akhir pekan dan liburan bersama mereka. Ciptakan suasana baru yang dapat mengembalikan juga kepercayaan anda. Masuk dalam kehidupan normal, mengikuti kegiatan tambahan yang lebih positip.

Yang terakhir, jangan pernah lagi mencoba lagi bersama siapapun atau tergoda oleh mantan dikala kesempatan itu ada, berpalinglah. Kembalilah kepada ajaran Tuhan Y.M.E dan hanya kepada Dia anda perlu takut.

Semoga bermanfaat, silahkan menambahkan sesuai pengalaman atau bahkan pemikiran anda masing-asing

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun