Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Online Chat" penyebab "Cheating"?

11 April 2011   10:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:55 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang ibu muda, karena kesepianya, dan sifat terbukanya dia mengenal berbagai pria lewat situs jejaring sosial, dan kemudian berlanjut dalam percakan "cheatting" melalui Yahoo Messenger, Blackberry Messenger dan dilanjutkan melalui email rahasia. Ibu muda itu dengan semangat sekali menceritakan semua keluh kesah persoalan dia, perihal berakhirnya rumah tangganya dengan perceraian. Dan kemudian dia kesal dengan kekasihnya yang tidak memahami dirinya dan yang terus menerus menaruh cemburu yang tidak beralasan. Si ibu muda ini tidak sunkan-sunkan memberikan nama sebenarnya, nomer telponya, informasi pekerjaannya bahkan nama pacaranya. Padahal lawan bicaranya baru saja dia kenal belum 24 Jam. Apakah perbuatan seperti ini dapat dibilang chatting yang berakibat cheating ?

Memang dunia chatting dalam pengertian luas, berupa obrolan melalui telepon cellular  , sms atau melalui YM, Skype, FB, ICQ, MIRC, FB Chatting dan sejenisnya banyak digandrungi oleh sebagian orang terlebih kaum muda.

Mengenal berabagai teman baru di dunia maya memang sesuatu yang menyenangkan, karena kita tidak mempunyai cukup waktu untuk berkenalan dengan berbagai orang dalam dunia nyata kita dalam waktu yang sama. Melalui chatting juga kita seakan-akan bebas mengekspresikan semua yang kita pikirkan, tanpa ada rasa malu. Berbeda di dunia nyata, untuk berbicara tentang masalah kita  (curhat) kepada orang pasti masih merasa canggung.

Chatting yang berlebihan akan berakibat pada kehidupan dan penyimpangan perilaku sosial kita. Bahkan kita akan terperangkap didalamnya. Saya sendiri menganggap orang yang memiliki kecendrungan untuk chatting secara berlebihan sama halnya dengan orang yang ketagihan narkoba, mereka menciptakan dunianya sendiri, dunia yang sebenarnya tidak nyata namun mereka mampu menikmatinya. Dunia yang tidak nyata itu mereka kemas seolah olah adalah dunia nyata mereka.

Pernah ada seorang gadis membayangkan seorang pria di seberang sana (teman chattingnya) adalah seorang yang gagah, berbadan atletis, pintar, kaya dan manis kalau tersenyum. Padahal sang gadis belum pernah bertemu dengannya. Namun si gadis dapat menikmatinya (hayalannya), dan sesumbar mengucapkan kata-kata cinta, kangen dan sebagainya.  Dapat dibayangkan pada saat si gadis bertemu dengan teman tersebut, ternyata adalah seorang pria dewasa telah beristri dan anak. Dia mengalami kekecewaan yang luar biasa. Namun kekecewaannya tidak berakhir sampai di situ, dia kembali mencari pasangan barunya di dunia chatting itu.

Memang tidak selalu chatting berdampak buruk, toh banyak orang yang mendapat teman hidup dari duni aitu, atau aprtner bisnis. Namun kecendrungan chating dalam perilaku sosial orang adalah permasalahan yang perlu penangan serius karena menuju ke arah bad behavior

Dalam kasus chatting seperti dua kasus di atas,  memang dapat menyebabkan terjadinya cheating. Dan kesempatan itu terbuka bagi siapa saja, pria atau wanita, tua atau muda. Ibu muda dan wanita bule itu  menemukan sesorang atau beberapa orang di dunia chatting untuk menceritakan permasalahan mereka dengan pasangannya. Karena merasa enak diajak ngobrol (menurut pengertian dan perasaan semu mereka) waktu-waktu untuk chatting dinikmati  benar, di kantor, di rumah bahkan dimana saja memalui teknologi komunikasi yang canggih dewasa ini. Alhasil mereka menghabiskan banyak waktu dengan teman chatting mereka itu dibandingkan dengan pasangannya sendiri. Lambat laun kepercayaan yang telah dibina bersama pasangan mereka akan berkurang atau hilang sama sekali dan berakibat pada kerenggangan hubungan bersama pasangan mereka. Walau tidak bebas dipublikasikan, akibat chatting seperti ini banyak menyebabkan hubungan keluarga hancur, atau hubungan pacaran putus di tengah jalan.

Memang chatting adalah salah satu pilihan komunikasi bergaul dan membentuk komunitas sosial di alam maya yang dapat memberikan keuntungan bagi sebagian besar orang. Namun pilihan itu justeru tidak disadari memeliki efek psikolis yang cukup besar bagi penggunanya yang akan mempengaruhi perilaku sosialnya ke arah yang kurang baik.

Anda adalah penggembar chatting ?  pernahkah anda meyadari dampak buruknya ? atau anda sendiri pernah mengalaminya..

Semoga bermanfaat

Tulisan Terkait 6 Aturan Kencan Online

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun