Natal tahun ke-5 yang harus dilalui dengan beribadah di tengah orang-orang yang ingin memangsa saya Natal tahun ke-5 tanpa ada kehebohan dari saudara-saudara yang datang, papa pergi dan mereka ikut menghilang Natal tahun ke-5 yang harus dilalui tanpa satu keinginan yang terkabulkan untuk beribadah bersama dengan sosok pria  yang kini ada di hati saya Natal tahun ke-5 tanpa sosok papa, yang merawat-membesarkan saya selama 16 tahun waktu itu,sampai akhir hayatnya. Papa saya. . . pria terbaik yang saya punya pria terbaik yang menyatu dalam hidup saya pria terbaik yang darahnya mengalir dalam darah saya pria terbaik yang selalu membuat saya tertawa pria terbaik yang selalu mengajak saya nonton pertandingan bola dan heboh bersorak-sorak untuk taruhan pria terbaik yang selalu menemani saya bernyanyi dan memainkan piano pria terbaik yang menjadi tempat pengaduan atas letihnya kehidupan sekolah pria terbaik yang memahami saya bahwa jurusan IPA bukanlah jurusan yang harus ditempuh untuk menuju sukses pria terbaik yang selalu bersusah payah mencari buku-buku bacaan yang saya inginkan pria terbaik yang selalu membawakan makanan kesukaan saya sepulang ia bekerja pria terbaik yang tersenyum bangga ketika pertama dan terakhir kalinya mengambil raport saya dengan hasil terbaik di satu sekolah itu pria terbaik yang selalu tersenyum walaupun sedang marah besar pria terbaik yang selalu lembut memanggil nama saya hingga nafas terakhirnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H