SITUBONDO-Petik Laut merupakan upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir pada Bulan Muharram sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Petik laut juga menjadi ritual penolak bala agar para nelayan selalu diberi keselamatan ketika berada di lautan.
Prosesi yang ditunggu- tunggu dalam petik laut adalah larung sesaji, dimana dalam larung sesaji ini seluruh hasil bumi masyarakat akan dibawa ke tengah laut. Antusiasme acara Petik Laut 2022 yang bertemakan "Kenalilah Bangsamu dengan Mencintai Budayamu" terlihat tampak meriah di Daerah Pesisir Desa Kilensari pada Sabtu (13/8/2022) dari pagi hingga malam harinya.Â
Antusias dan kemeriahan acara Petik Laut 2022 di tahun ini cukup besar sebab selama pandemi, kebiasaan acara Petik Laut ini tidak dapat dilaksanakan.Â
"Semoga dengan adanya ruwatan laut ini, para nelayan diberi keselamatan saat melaut dan diberi rezeki yang melimpah," ujar Erfan Riskafanda selaku Kepala Desa Kilensari. Hal itu yang menjadi harapan masyarakat pesisir yang memang rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan.Â
Beruntungnya kelompok KKN 411 dapat turut berpartisipasi sebagai panitia, menyiapkan acara dan menyambut tamu- tamu penting jajaran dari tingkat desa hingga Bupati Situbondo, Drs. H. Karna Suwandi, M.M atau biasa dikenal sebagai Bung Karna.Â
Selain itu mahasiswa KKN 411 juga berpartisipasi dalam rangkaian acara Gerak jalan santai berhadiah dan merasakan momen Petik Laut tahun ini.
Koordinator Humas acara Petik Laut, Bapak Marwoto menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan dari Petik Laut ini berlangsung selama enam hari, mulai tanggal 10-15 Agustus 2022 dan puncak acaranya dihadiri Bupati Situbondo.Â
Kegiatan ini di fokuskan pada tiga dusun pesisir yang ada di Desa Kilensari, mulai dari Dusun Pesisir Utara, Dusun Pesisir Tengah, dan Dusun Pesisir Selatan. "Memang dari dulu untuk kegiatan larung sesajinya lewat dermaga pesisir tengah sini, tapi nanti kalau kegiatan ludruk terus beberapa pentas atau juga pasar malam itu kita sebar di pesisir utara juga selatan," ujar Pak Marwoto.Â
Sekalipun dalam prosesi larung sesaji itu juga disesuaikan dengan kebiasaan daerah masing- masing, namun larung sesaji di pesisir Kilensari ini termasuk yang masih berlangsung dengan cara tradisional.Â
"Kalau disini nanti perahu yang dibuat larung sesaji itu masih pakai pohon pisang, soalnya biasanya laut itu ndamau kalau sudah dari kayu atau kayu triplek, kaya ndaada hasilnya gitu, terus yang harus ada itu pasti kepala sapi," ujar Pak Beni selaku Kepala Dusun atau yang biasa orang sekitar sebut Pak Kampung Pesisir Tengah.Â