4. Angle yang beragam
Ada beberapa angle dalam videografi, yaitu bird view, high angle, eye level, low angle, dan frog eye. Angle dapat memunculkan perspektif pada sebuah gambar. Jadi, memikirkan angle adalah hal yang penting.
Angle yang paling sering digunakan untuk membuat sebuah video Youtube dalam format Vlog, yaitu eye level. Penonton akan melihat kamu sebagai sosok yang setara dengan menggunakan angle tersebut.
Selain angle, kamu juga dapat memanfaatkan beragam shot pada video kamu. Adapun jenis shot yang biasa digunakan, yaitu extreme long shot, long shot, medium shot, close up, dan extreme close up.Â
Penggunaan angle serta shot yang beragam akan membuat penonton tidak merasa bosan. Satu hal yang terpenting, kontinuitas cerita atau alur dalam videomu juga harus dijaga.
Kamu bisa belajar sedikit mengenai angle dan shot melalui video di bawah ini.
Implementasi dan Evaluasi
Saya pun pernah menjadi produsen konten video. Beberapa hasil karya saya, juga pernah diunggah ke Youtube. Salah satunya adalah sebuah film pendek berdurasi tujuh menit dengan judul Langkah Kecil untuk Bumi (2016).
Setelah hampir lima tahun berlalu, saya akan mencoba 'membedah' film pendek tersebut. Secara lebih spesifik, pembahasannya akan berkaitan dengan kriteria video berkualitas.Â
Tulisan ini mungkin akan menjadi seperti kilas balik buat saya pribadi. Seingat saya, ada banyak hal yang saya rasa masih kurang saat membuat film tersebut.
Secara keseluruhan, video yang pernah saya produksi tersebut sudah cukup baik. Ceritanya juga sederhana, namun dikemas dengan alur yang tidak hanya maju atau mundur saja. Secara pengambilan gambar, angle dan shot yang digunakan juga sudah cukup stabil dan tepat.
Namun, ada satu hal yang sangat mengganggu bagi saya, yaitu terkait penataan suara dan cahaya. Audio dalam video tersebut sangat jauh dari kata ideal. Ada banyak bagian yang sangat berisik dan tidak pas. Akhirnya, itu juga berpengaruh pada kontinuitas alurnya.
Penataan cahaya pun banyak yang terlalu terang, apalagi yang diambil di luar ruangan. Warna dari kulit para pemainnya jadi tidak begitu jelas.
Kesimpulannya, video tersebut masih jauh untuk dikatakan berkualitas. Kamu bisa menonton ulasan saya mengenai video tersebut di bawah ini. Pembahasannya akan jauh lebih lengkap dan lebih menarik tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H