Kamu mungkin sering mendengar istilah 'Multimedia'. Namun, apakah kamu sudah mengetahui definisinya? Ternyata multimedia tidak hanya sekadar membuat konten di media digital lho!
Istilah 'Multimedia' berasal dari gabungan dua kata, yaitu 'Multi' dan 'Media'. Dari penggabungan dua kata tersebut, kita dapat mengetahui bahwa multimedia berarti banyak media.
Dalam konteks multimedia, berbagai media yang tersedia dikombinasikan untuk menciptakan konten menarik dan informatif. Adapun media yang dimaksud, yaitu berupa teks, audio, foto, video, grafik, animasi dan lainnya.
Lebih dari Dua Media
Ketika kamu sudah membaca sampai sini, mungkin ada beberapa pertanyaan yang muncul di benak kamu. Kamu mungkin bertanya, "Apakah televisi dapat digolongkan sebagai platform multimedia?" atau "Apakah koran dapat digolongkan sebagai platform multimedia?"
Kedua pertanyaan tersebut memang sering muncul ketika membahas multimedia. Hal ini dikarenakan televisi terdiri dari video dan audio, serta koran terdiri dari gambar dan teks. Keduanya sama-sama menggunakan lebih dari satu media.
Misalnya, sebuah website menyajikan sebuah isu dalam bentuk teks, gambar, dan audio. Hal tersebut baru dapat digolongkan sebagai konten multimedia. Perlu diingat bahwa pembahasan isu tersebut dapat berbeda di setiap medianya, namun sifatnya harus saling melengkapi informasi.
Multimedia Bukan Multiplatform
Multimedia erat kaitannya dengan konvergensi media. Istilah konvergensi dapat didefinisikan sebagai keadaan di mana berbagai hal bertemu pada sebuah titik pertemuan. Tentunya, perkembangan ini dipicu oleh kemunculan World Wide Web dan kehadiran internet.Â
Konsep multimedia berbeda dengan multiplatform. Jika definisi dari konsep multiplatform hanya sebatas kehadiran sebuah konten di berbagai media, maka konsep multimedia sedikit lebih kompleks. Multimedia tidak hanya merujuk pada kehadiran sebuah konten di berbagai media.
Integrasi menjadi kata kunci dalam memahami konsep multimedia. Berbagai media atau platform yang digunakan untuk menyajikan sebuah konten harus memiliki aspek keterhubungan.
Interaktivitas dalam Multimedia
Merujuk pada pemikiran Mindy McAdams (2014), istilah multimedia dipraktikan secara lebih kompleks dengan memerhatikan interaktivitas dari pengguna. Ia mendefinisikan interaktivitas sebagai sebagai data reporting, database applications, dan aplikasi sejenis. Intinya adalah pengguna atau pembaca merasa terbantu untuk memahami informasi yang disediakan.
Interaktivitas tidak terlepas dari keikutsertaan pengguna dalam mengakses sebuah konten. Itu juga menjadi salah satu hal yang dikembangkan dalam konsep multimedia.
Keikutsertaan yang dimaksud pada konteks ini bukan berarti kamu sebagai pengguna harus berkontribusi memberikan informasi. Namun, ketika mengakses sebuah informasi, ada langkah-langkah yang kamu lakukan untuk mendapatkannya. Sebagai pengguna, kamu tidak hanya membaca, namun juga mencari dan menemukan informasi yang kamu butuhkan.
Selain itu, kamu juga dapat melihat laju perkembangan COVID-19 dari awal kasus pertama hingga hari ini. Data laju perkembangan kasus COVID-19 disajikan dalam bentuk grafik angka yang dapat kamu play dan pause kapanpun.
Hal tersebut menggambarkan keikutsertaan pengguna dalam mengakses sebuah konten multimedia. Keikutsertaan berarti kamu dapat memilih dan menentukan informasi mana yang mau kamu lihat.
Logika Media
Mark Deuze (2004) dalam sebuah artikelnya yang berjudul "What is Multimedia Journalism?" memperkenalkan beberapa elemen logika media. Adapun elemen-elemen logika media yang dimaksud, yaitu fitur media yang terstruktur secara institusional, kumpulan atribut teknis dan organisasi, dan kompetensi budaya pengguna dan produsen berita.
Fitur media yang terstruktur secara institusional berkaitan dengan penyelenggaraan institusi media. Berbagai media cetak dan penyiaran membuka domain di internet. Hal-hal terkait kerja sama dengan institusi lain, riset, manajemen pemasaran, dan lainnya, harus dipikirkan secara matang oleh media.Â
Elemen logika media yang berikutnya berkaitan dengan atribut teknis serta organisasi. Elemen ini lebih mengacu pada hal teknis dalam sebuah organisasi. Misalkan, bagaimana sebuah perusahaan media menentukan anggarannya, cara mereka bersinergi antar departemen yang ada, dan bagaimana mereka merekrut seseorang untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Sisi yang baiknya, yaitu setiap orang dapat mengetahui berbagai kejadian dengan cepat. Laporan dari sebuah kejadian dapat sampai ke tangan masyarakat hanya dalam hitungan detik.
Namun, sisi buruknya, yaitu prinsip kebenaran dan proses verifikasi sudah sangat jarang dilakukan oleh media.Â
Kemampuan yang harus dimiliki seorang jurnalis pun bertambah di era multimedia ini. Menurut Paul (2001), seorang jurnalis multimedia harus memiliki fleksibilitas, kemampuan untuk berkolaborasi, nilai-nilai dalam berkomunikasi, dan mengetahui tujuan serta apa yang masyarakat butuhkan dari media.
Ternyata, memahami istilah 'Multimedia' lebih kompleks dari sekadar menggunakan banyak media. Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam memahami istilah dan konsep multimedia, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H