Mohon tunggu...
Valencia Yuniarti S.
Valencia Yuniarti S. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Interested in media and communication studies

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Birdman" dan "Whiplash": Sebuah Kritik terhadap Komersialisasi Seni

15 Desember 2020   00:38 Diperbarui: 15 Desember 2020   04:50 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan Andrew Neiman dengan Terence Fletcher (theravemag.com)

Proses konsumsi bukan sebuah tindakan pasif karena membutuhkan proses dalam pemaknaan (Davis, 2004). Pada proses pemaknaan, komunikator dan komunikan melakukan proses encoding (penyusunan) dan decoding (pemecahan).

Kedua sutradara ini tidak hanya memberikan kritik terhadap sebuah seni yang tidak memiliki kualitas tinggi. Mereka juga menghadirkan pertunjukan seni dan teknik yang luar biasa. Mereka menunjukkan idealismenya dalam seni lewat Birdman (2014) dan Whiplash (2014).

Irritu dan Chazelle membiarkan penontonnya menginterpretasikan akhir dari film mereka. Akibatnya, banyak teori yang bermunculan di internet tentang akhir cerita dari kedua film tersebut.

Menurut saya, ini adalah sebuah praktik  dari seni yang indah dalam film. Sebuah seni tidak akan membatasi imajinasi seseorang, bukan?

Ekonomi Politik dalam Film

Pada pembahasan ilmu sosial, kamu mungkin pernah mendengar kata 'ekonomi politik'. Vincent Mosco (2009) mendefinisikan ekonomi politik sebagai sebuah kajian dari praktik relasi sosial dan kekuasaan di masyarakat. Secara lebih spesifik, relasi tersebut menghasilkan produksi, distribusi, dan konsumsi.

Pembahasan pada artikel ini menggunakan analisis teks. Menurut McQuail (2010), teks dapat merujuk pada bentuk fisik dari pesan, seperti televisi, musik, dokumen cetak atau film. Analisis akan dilakukan pada teks yang berbentuk audio visual, yaitu film Birdman (2014) dan Whiplash (2014).

Adegan Riggan dengan sang 'suara'. (www.npr.org)
Adegan Riggan dengan sang 'suara'. (www.npr.org)

Film Birdman (2014) memiliki beberapa adegan di mana Riggan Thomson (Michael Keaton) berkomunikasi dengan suara di kepalanya. Pada salah satu adegan, 'suara' tersebut menyuruh Riggan untuk kembali menjadi Birdman (karakter pahlawan yang pernah diperankan Riggan).

'Suara' tersebut berkata pada Riggan bahwa masyarakat tidak menyukai pertunjukan dengan kata-kata filosofis. Mereka cenderung menyukai film dengan tokoh protagonis yang menang melawan tokoh antagonis. Film dengan kisah seperti itu akan lebih cepat menjadi blockbuster.

Jika kamu teliti, perkataan tersebut tidak hanya untuk menghasut Riggan agar mundur dari broadway. Perkataan tersebut sedang menyentil industri film dunia. Cerita yang lebih disukai masyarakat akan mendapatkan tempat yang lebih luas. Sedangkan film dengan kualitas sinematografi yang tinggi dan menyiratkan kata-kata filosofis tidak mendapat banyak tempat di industri ini.

Pada film ini, Riggan mengalami kesulitan dalam mencapai eksistensinya kembali. Dia lebih terkenal ketika membintangi film pahlawan super bertajuk "Birdman" yang tayang puluhan tahun lalu. Riggan melalui lebih banyak rintangan untuk mencapai eksistensinya melalui panggung broadway yang menampilkan kualitas sebuah pertunjukan seni peran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun