Ras adalah sebuah warisan biologis yang tidak dapat kita tentukan sendiri. Hitam atau putih, kita adalah ciptaan yang sama.
Kisah Nyata Seorang Ann Atwater
Isu rasisme kembali menjadi topik hangat di sepanjang tahun 2020. Banyak kasus yang terjadi di dalam maupun luar negeri. Selama masa pandemi, saya menghabiskan waktu untuk menonton film di sela padatnya jadwal kuliah.
Saya menemukan sebuah film yang dirilis tahun 2019. Film tersebut berjudul "The Best of Enemies". Cerita yang diangkat pada film tersebut, yaitu tentang masalah perbedaan ras di Amerika Serikat.
The Best of Enemies (2019) mengajak penontonnya untuk mengingat fakta tentang isu rasisme di Amerika Serikat. Film ini digarap oleh Robin Bissell yang mengangkat cerita dari sebuah kisah nyata.
Pada film ini, konflik terus terjadi antara Ann Atwater (Taraji P. Henson) dengan C.P. Ellis (Sam Rockwell). Ann merupakan seorang aktivis dari orang-orang kulit hitam di Kota Durham. Sedangkan C.P. Ellis merupakan seorang pemimpin Ku Klux Klan yang merupakan kelompok kulit putih. Ku Klux Klan meyakini bahwa ras orang kulit putih merupakan yang terbaik.
Karakter Ann terlihat lebih menonjol pada film ini. Sepanjang film, kita akan melihat perjuangan Ann untuk mewujudkan kesetaraan pada kehidupan orang kulit hitam. Ann adalah seorang tokoh yang ada pada dunia nyata. Dia seorang pahlawan pembela warga Afrika-Amerika.
source: imdb.com
Perbedaan Ras yang Menjadi Masalah
Film The Best of Enemies (2019) menghadirkan kondisi di Kota Durham, Carolina Utara pada tahun 1970-an. Pada saat itu, terjadi pembedaan terhadap kaum kulit putih dan kaum kulit hitam. Permasalahannya, kaum kulit hitam cenderung selalu kalah dalam segala hal.
Terdapat sebuah adegan di mana Ann sedang membantu seorang warga kulit hitam dalam pengadilan. Ann mengajak puluhan warga kulit hitam untuk hadir dalam persidangan. Namun, seluruh kursi di persidangan tersebut telah dipenuhi oleh warga kulit putih. Ann dan teman-temannya hanya dapat mengikuti persidangan dengan posisi berdiri.
Sentimen orang kulit putih terhadap para warga Afrika-Amerika sangat terasa pada adegan tersebut. Seorang warga kulit putih secara sengaja menilai keterlambatan adalah kebiasaan dari orang kulit hitam.
Sentimen ras juga terlihat pada lembaga pendidikan yang terbagi. Ada sebuah sekolah yang hampir seluruh muridnya berkulit hitam dan ada sekolah yang hampir seluruh muridnya berkulit putih.
Adegan lainnya menunjukkan C.P. Ellis yang tidak mau duduk bersama dengan Ann dan seorang warga kulit hitam lainnya. Bahkan, orang tua para murid kulit putih tidak memperbolehkan anaknya bersekolah bersama orang kulit hitam.