Namun, pelarangan ini hanya terjadi selama 4 hari. Surat kabar ini hadir kembali di bawah naungan Sanoma Group dengan nama baru. Sejak saat itu, Helsingin Sanomat menunjukkan eksistensinya sebagai media di Finlandia.
Pada tahun 1996, Helsingin Sanomat mulai mempublikasikan beritanya secara online. Helsingin Sanomat hadir sebagai media online dengan alamat website hs.fi. Berita yang dihadirkan pada website tersebut menggunakan bahasa Finlandia.
Berita dengan bahasa Inggris pernah diterbitkan di website Helsingin Sanomat, namun hal tersebut tidak bertahan lama. Pada tahun 2012, Helsingin Sanomat menerapkan sistem 5 artikel gratis setiap hari di website. Pada tahun 2016, redaksi dari Helsingin Sanomat menemukan kendala dari sistem ini.
Helsingin Sanomat telah mendominasi media di Finlandia selama beberapa dekade terakhir. Pada survei yang dilakukan pada tahun 2019, Helsingin Sanomat menjadi surat kabar (secara fisik dan online) yang paling sering diakses oleh masyarakat Finlandia.
Kepercayaan Publik Finlandia pada Media
Pandemi COVID-19 memang belum menemukan titik terang dan kejelasan informasi. Berbagai berita simpang siur terus berkeliaran di masyarakat. Kita yang tinggal di Indonesia begitu merasakan ketidakjelasan informasi yang ada. Bahkan, media-media di Indonesia tidak jarang juga memberitakan hoax dan informasi yang tidak valid.
Tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap media di Indonesia pun semakin turun. Selama pandemi COVID-19, masyarakat memiliki ketakutan dan ketidakpedulian dalam pembacaan berita di media.Â
Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di Finlandia. Kalau masyarakat Indonesia senang mencari informasi di Youtube, masyarakat Finlandia justru sangat memercayai berita-berita di media.
Grafik di atas menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat Finlandia terhadap sumber informasi dan berita tentang COVID-19. Grafik tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 72% masyarakat Finlandia menaruh kepercayaan pada TV dan 60% menaruh kepercayaan pada surat kabar.