Pada tanggal 23 Maret 2019, tepatnya hari Sabtu, saya dan beberapa teman saya yaitu Febi, Aurdrey, Jenni, dan juga Tiel mengunjungi sebuah museum di daerah Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ya, berdasarkan daerahnya sudah terlihat bahwa museum ini berhubungan dengan Peristiwa Rengasdengklok. Museum ini merupakan Museum Pengasingan Soekarno-Hatta.
Peristiwa rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa penting untuk Indonesia. Â Peristiwa ini merupakan salah satu faktor terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa ini merupakan peristiwa penculikan Seokarno dan Hatta yang dilakukan oleh sekelompok pemuda Indonesia seperti Sukarni, Wikana, Chaerul Saleh, dan pemuda-pemuda lainnya yang merupakan anggota dari perkumpulan "Menteng 31".
Penculikan ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945, tepat sehari sebelum dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan RI. Penyebab dari dilakukannya penculikan atau pengasingan ini adalah karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai waktu pelaksanaan proklamasi. Golongan tua ingin berdiskusi terlebih dahulu mengenai pelaksanaan proklamasi bersama dengan PPKI tetapi golongan muda ingin proklamasi dilaksanakan secepat mungkin. Sebelumnya, telah dilakukan perundingan oleh golongan pemuda pada tanggal 15 Agustus 1945 yang memutuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak perlu berkaitan dengan Jepang. Keputusan itu disampaikan kepada Soekarno namun akhirnya ditolak.
Soekarno dan Hatta diculik atau diasingkan ke sebuah rumah di daerah Rengasdengklok, Kerawang, Jawa Barat. Peristiwa ini bertujuan untuk menghindari Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang dan segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Sampai akhirnya terjadi kesepakatan dan Teks Proklamasi dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 oleh Soekarno yang didampingi oleh Hatta.
Rumah pengasingan Soekarno-Hatta tersebut merupakan milik seorang petani bernama Djiaw Kie Song yang merupakan seorang keturunan Tionghoa. Beliau lahir pada tahun 1880 dan meninggal pada tahun 1964. Ia merupakan seseorang yang penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia karena di rumahnyalah tempat ditulisnya teks proklamasi. Beliau mengizinkan rumahnya untuk dikunjungi oleh orang-orang yang akhirnya dijadikan sebagai museum.
Perjalanan menuju museum tersebut cukup jauh dan memakan waktu cukup lama dari Lippo Cikarang. Museum tersebut terletak cukup terpelosok sehingga tidak heran jika rumah tersebut dijadikan tempat mengamankan Soekarno-Hatta. Di perjalanan, terlihat sawah-sawah dan pemukiman warga. Di daerah tersebut juga terdapat tugu Rengasdengklok. Ketika sampai, ternyata ada beberapa siswa-siswi dari sekolah lain yang juga sedang mengunjungi museum tersebut. Museum ini sebenarnya merupakan rumah asli tempat pengasingan Soekarno-Hatta.
Ketika memasuki rumah ini, terlihat banyak ornamen khas Tionghoa seperti meja sembahyang, lilim dupa, buah, dan hiasan khas Tionghoa lainnya, serta foto Djiaw Kie Song yang dipajang di bagian tengah atas sebagai tanda penghormatan. Di sekitarnya juga terlihat banyak foto-foto Soekarno dan Hatta. Di dinding rumah tersebut banyak terpajang bingkai-bingkai yang berisi sertifikat, foto, dan sejarah dari rumah tersebut. Terdapat juga penghargaan-penghargaan yang diberikan kepada Djiaw Kie Song atas jasanya. Rumah tersebut masih terlihat sangat bagus dan rapi. Memang pernah dilakukan renovasi namun hal ini dikarenakan bagian belakang rumah ini dijadikan sebagai tempat tinggal. Museum atau rumah ini ditempati oleh seorang ibu yang juga merupakan keturunan Tionghoa.
Di bagian kiri dan kanan terdapat dua ruangan yang merupakan kamar menginapnya Soekarno dan Hatta. Rumah ini bukanlah replika dan beberapa barang di sini juga bukan replika atau merupakan barang asli dari zaman tersebut seperti tempat tidur milik Soekarno dan Hatta. Di sebelah kanan merupakan kamar milik Soekarno. Di dalamnya terdapat tempat tidur, lemari, pajangan-pajangan, jedela, meja, dan juga kursi kayu. Di tempat tidur dan juga meja terdapat tulisan yang mengingatkan pengunjung agar tidak mendudukinya. Hal ini menunjukkan bahwa museum ini masih sangat dijaga dan sering dikunjungi oleh wisatawan lainnya. Di kamar Hatta juga terdapat tempat tidur. Bedanya di sana tidak tersedia kursi dan meja, hanya terdapat lemari kayu dan juga sebuah lemari kaca yang atasnya dipajang atau diletakkan bannyak sekali penghargaan dan juga kenang-kenangan dari beragam organisasi dan kaum. Di dinding juga masih banyak terpampang bingkai-bingkai berisi foto dan juga penghargaan.
Salah satu bingkai yang mencuri perhatian saya adalah sebuah tulisan atau sertifikat dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang berjudulkan "Rumah Bersejarah Rengasdengklok". Â Mengunjungi museum ini tidak memerlukan tiket masuk atau apapun. Tetapi, disediakan sebuah kotak untuk pengunjung agar pengunjung bisa memberikan seikhlasnya saja. Selain itu, di sana juga disediakan buku tamu yang ditujukan kepada para pengunjung untuk mengisinya ketika kita mengunjungi museum tersebut. Dari sini juga terlihat ternyata masih banyak orang yang peduli akan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Namun sayangnya, banyak juga orang-orang yang tidak peduli dan melupakan tentang sejarah kemerdekaan negara Indonesia ini. Mengunjungi museum ini merupakan salah satu pengalaman yang menarik dan baru untuk saya karena saya jarang sekali mengunjungi museum-museum yang ada. Penduduk sekitar juga menyambut saya dan teman-teman saya dengan ramah. Dari kunjungan ini, saya sadar bahwa ternyata masih banyak hal yang perlu diketahui mengenai proses kemerdekaan negara ini dan betapa sulitnya untuk mencapai kemerdekaan. Saya sadar akan betapa pentingnya mengunjungi museum-museum mengenai sejarah Indonesia.
Ketika memasuki rumah tersebut, masih terasa dan tercium bagaimana rasanya rumah lama apalagi ketika memasuki kamar Soekarno. Berada di tempat perumusan naskah proklamasi terasa sangat unik dan menarik. Merasakan berada di kamar yang dulunya ditempati oleh Soekarno dan Hatta apalagi mengingat tempat tidurnya yang masih asli dan bukan replika merupakan sebuah pengalaman yang menarik. Â Museum ini memang sangat sederhana, namun tidak bisa pungkiri bahwa museum dan rumah ini memiliki peran penting bagi Indonesia. Menurut saya, museum ini wajib dikunjungi dan diketahui oleh banyak orang.
Kita sebagai generasi muda harusnya tahu akan betapa pentingnya sejarah Indonesia dan perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan untuk mencapai kemerdekaan. Kita harus bisa menghargai dan menghormari jasa mereka. Kita harus bisa melanjutkan semangat kemerdekaan dan perjuangan para pejuang dan pahlawan yang telah berkorban untuk negri ini. Mungkin banyak orang menganggap hal ini bukan merupakan hal yang penting, tetapi nyatanya hal ini sangat berarti.
Kita harus memiliki jiwa dan semangat nasionalisme tinggi sebagai generasi muda yang nantinya akan melanjutkan perjuangan pahlawan dan memajukan bangsa ini. Sejak saat dini, kita harus belajar dan menghargai sejarah bangsa ini. Banyak pelajaran yang bisa saya dapat dari mengunjungi museum-museum sejarah Indonesia terutama mengunjungi museum ini. Saya jadi mengetahui siapa pemilik rumah ini, siapa yang sekarang menempatinya, bagaimana keadaannya sekarang, bagaimana suasanya dan sekitarnya, bagaimana bentuk serta furnitur-furnitur yang ada, serta mengetahui ternyata banyak sekali yang memberikan penghargaan serta kenang-kenagangan untuk rumah ini.
Menjadi generasi muda juga berarti kita harus bisa membuat perubahan terhadap negara ini. Kita harus bisa membangkitkan semangat nasionalisme bangsa ini dan juga mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih menghargai sejarah negara ini. Kita yang harus memulai dan melakukan pergerakan.
Saya mengajak kalian, dari kaum muda hingga tua untuk mengunjungi museum ini. Mengunjungi museum bukanlah suatu hal yang buruk dan merugikan apalagi museum ini tidak memaksa anda untuk membayar tiket dengan biaya spesifik. Pasti aka nada banyak hal baru yang anda bisa pelajari dari museum ini. Anda bisa jadikan museum dan sejarahnya sebagai motivasi, inspirasi, atau bahkan pengetahuan baru. Selain itu, kita sebagai warga Indonesia harus bisa bersyukur atas perjuangan para pahlawan dan mencintai negeri ini lebih. Karena museum ini merupakan salah satu hal penting bagi Indonesia, kita harus bisa menjaga dan merawatnya. Jika kita mengunjungi museum ini, berhati-hatilah jangan sampai merusak properti yang ada apalagi museum ini sudah dirawat dan dijaga susah payah oleh yang merawatnya.
Maka dari itu, marilah kunjungi museum ini dan museum-museum bersejarah lainnya agar kita bisa mengerti dan mengetahui betapa pentingnya sejarah kemerdekaan Indonesia. Jika bukan kita, siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H