Menurut analisa Ida Fauziyah selaku Menteri Ketenagakerjaan, faktor utama meningkatnya angka pengangguran penduduk gen Z adalah kurang sinkronnya pendidikan dan permintaan tenaga kerja, terutama lulusan dari SMK yang disebabkan tidak terjadinya link and match, yaitu ketidakcocokan antara keahlian dan kebutuhan pasar kerja.Â
Selain itu, turunnya lapangan pekerjaan di sektor formal yaitu mereka yang memiliki perjanjian kerja dengan perusahaan berbadan hukum juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran Gen Z. "Hal ini menunjukkan bahwa peluang masuk pasar kerja formal di Indonesia kian sulit, termasuk oleh lulusan baru (fresh graduate)," ujar beliau.
Produktivitas Gen Z di Negara-negara Maju
Dibandingkan dengan negara-negara lain, tingkat pengangguran Gen Z di Indonesia pada kisaran 50,29% tergolong cukup parah. Menurut Kementerian Ketenagakerjaan Singapura, tingkat pengangguran Gen Z berada pada kisaran 6,2%. Perselisihan yang drastis ini berasal dari perbedaan dalam cara pemerintahan Indonesia dan Singapura menangani perekonomian dan ketenagakerjaan.
Perekonomian Singapura lebih terdiversifikasi dibandingkan dengan Indonesia sehingga terdapat lebih banyak peluang kerja. Kondisi lapangan kerja di Indonesia juga menyulitkan bagi pekerja, upah yang minim, jam lembur yang panjang, dan segregasi berdasarkan usia. Hal ini paling banyak terjadi di sektor informal, di mana pekerja tidak dapat dilindungi negara dengan penuh. Hal ini membuat banyak Gen Z enggan untuk menerima pekerjaan. Tidak sedikit juga Gen Z yang bekerja tidak sesuai jurusan kuliah.
Pemerintah perlu memperketat regulasi lowongan kerja, memperkuat sektor formal untuk melindungi pekerja, dan memperbaiki kondisi kerja. Hal ini bertujuan untuk membuat Gen Z lebih diterima di lapangan. Selain itu, diversifikasi lapangan pekerjaan di Indonesia juga akan bermanfaat bagi perekonomian.
Masa Depan Negara Tidak TerancamÂ
Tantangan Gen Z sangatlah berbeda dengan generasi sebelumnya karena adanya Artificial Intelligence (AI) dan makin pesatnya digitalisasi yang terus mengubah mekanisme kerja pada hampir semua sektor. Dunia kerja yang berubah membuat banyak anak muda belum mendapatkan kesempatan kerja yang cocok karena perubahan kondisi lapangan pekerjaan yang makin mencekik seiring berjalannya waktu.Â
Setiap dari mereka memiliki peluang untuk mencapai kesuksesannya pada usia produktif mereka. Untuk merealisasikan hal ini, pemerintah perlu berperan aktif dalam memfasilitasi program kerja yang mendukung Gen Z dalam beradaptasi dengan dunia kerja. Gen Z perlu dukungan agar dapat mengembangkan skill set baru yang tidak mudah digantikan oleh AI. Jika berhasil dilakukan, ekonomi Indonesia dapat melaju dengan dukungan baru dari Gen Z dengan keterampilannya yang mengikuti perkembangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H