Sekarang kita kembali ke pokok bahasan kita yaitu bakteri. Bakteri secara garis besar terbagi menjadi 2 kelompok besar ( kingdom ), yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, archaio, yang artinya kuno. Para ahli mengajukan hipotesis bahwa Archaebacteria merupakab sel -- sel paling awal (kuno) yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik. Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrem yang mirip dengan dugaan lingkungan kehidupan awal di bumi. Ciri -- ciri umum Archaebacteria, yaitu :
1.Susunan tubuh sangat sederhana, dinding sel tersusun pseudopeptidoglikan
2.Habitat pada lingkungan ekstrem yang tidak seua organisme mampu hidup di sana.
3.Terdiri atas satu sel yang hidup berkoloni atau berupa filament berukuran kecil.
Archaebacteria diklasidikasikan menjadi 3 berdasarkan habitatnya yaitu :
1.Metanogen adalah Archaebacteria yang hidup pada lingkungan anaerobik yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau, saluran pencernaan hewan dan manusia, serta di bawah lapisan es Greenland. Kelompok ini mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2. Contoh: Lachnospira multiporus (memecah pektin), Succinomonas amylolytica dan Ruminococcus albus (memecah selulosa).
2.Halofil adalah Archaebacteria yang hidup pada habitat yang berkadar garam tinggi 12 -- 15% (sementara kadar garam air laut sekitar 3,5%). Contoh: genus Halobacterium, Halorubrum, Halococcus, dan Haloarcula.
3.Termofil adalah Archaebacteria yang hidup pada lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam. Contohnya genus Sulfolobus dan Pyrolobus fumarii.
Sedangkan berdasarkan suhu optimumnya bakteri dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :
1. Bakteri psikrofil