Surabaya, 5 Januari 2022
Penulis                                     : Huzein Valdyan Fernanda
Dosen Pembimbing Lapangan             : Dr. Merry Fridha Tri Palupi, M. Si.
Lokasi KKN                                : RT 01, RW 03 Desa Bandar Kidul, Kabupaten                                              Mojoroto, Kota Kediri
SOSIALISASI PEMBUATAN SOUVENIR KHAS DESA WISATA BANDAR KIDUL KEDIRI SEBAGAI SOLUSI PEMULIHAN EKONOMI AKIBAT PANDEMI COVID-19
      Huzein Valdyan Fernanda, mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Kota Kediri. Topik yang dipilih adalah wirausaha. Penulis yakini topik tersebut bermanfaat pada masa pandemi saat ini, Dalam hal ini, membangun bisnis berdasarkan karakteristik didaerah tersebut. Hal ini dimaksudkan, agar kegiatan dapat berjalan tepat sasaran.  Â
Kegiatan dilaksanakan hari Selasa, (07/12/2021), dengan tema 'Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh'. Selaras dengan kondisi yang terjadi pada saat ini. Negara kita mengalami dampak yang cukup serius akibat pandemi covid-19, dan dengan adanya program kemasyarakatan tersebut, kampus mengajak mahasiswa untuk memberdayakan masyarakat untuk bangkit dan memulihkan keadaan.
      Kegiatan Kuliah Kerja Nyata diselenggarakan di RT 01, RW 03 Desa Bandar Kidul, Kabupaten Mojoroto, Kota Kediri. Kerajinan biji jinitri, yang merupakan ciri khas Kota Kediri, menjadi pilihan dan diperbaharui agar memiliki nilai tambah. Proses acara yang berlangsung memiliki kesan yang menyenangkan. Dikarenakan, warga setempat menyambut dengan ramah dan rasa persaudaraan yang tinggi.
      Wabah virus corona, mengakibatkan terjadinya penurunan dan salah satunya dalam sektor perekonomian. Persaingan semakin ketat dikarenakan canggihnya teknologi. Agar dapat bersaing dengan para pebisnis, termasuk kerajinan impor, maka perlu gagasan yang inovatif. Sehingga, menjadi tren baru dalam dunia jual beli dan mampu menandingi produk lain.
      Edukasi perihal manajemen bisnis dalam pengelolaan dana dan juga strategi pemasaran, merupakan hal yang penting. Dengan wawasan tersebut, masyarakat dapat mengolah keuangan mereka yang nantinya digunakan sebagai modal untuk membangun bisnis. Selain itu, pembuatan merk yang kuat, akan menjadi pusat perhatian calon pelanggan.
      Biji jinitri pada umumnya dijual dengan warna aslinya yakni warna cokelat dan dibuat menjadi aksesoris. Dalam proyek kali ini, biji tersebut dikemas dengan lebih modern, diberi sentuhan warna agar nampak hidup. Dirakit menjadi berbagai pernak-pernik. Merk 'HAI' berasal dari kata sapaan dan melambangkan keramahan masyarakat Indonesia. Singkatan dari 'HandcrAfts of kedirI'.
      Logo terdapat gambar tangan yang mencerminkan kalimat tegur sapa tersebut, lingkaran biru yang ada dibaliknya akan terlihat seperti lampu jika dilihat bersamaan dengan gambar tangan yang berarti ide. Gambar tangan juga menyimbolkan makna Handracft itu sendiri. Dan gelang yang ada ditangan merupakan ilustrasi biji jinitri. Dilengkapi dasar berwarna putih agar logo terlihat lebih kontras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H