Quick Count(QC) pilpres 2014 ini terasa ada yang ganjil, ketika sedang fokus amati info berbagai QC menit ke menit beberapa lembaga QC tiba-tiba “down”. Terjadi juga pd IT KPU. Tercatat “down” atau “hang” IT QC dan KPU pertama kali terjadi sekitar pukul 11.27 WIB, saat suara masuk dr TPS sampling msh 0.15%. KPU mungkin segera turn off IT nya namun QC tetap jalan terus dan serangan kedua pada IT QC 12.03 Wib yang membuat down lagi, tampilan upload 0%.
ini yg terjadi kemarin (Interception), ada yg aneh di grafik statistik nya:
[caption id="attachment_314865" align="aligncenter" width="539" caption="Grafik Stabilitas Suara"][/caption]
QC yg diserang, meski sempat down, tapi bisa running lagi dan mulai tampilkan “hasil QC” yang aneh bin ajaib itu . Dimana anehnya ?
[caption id="attachment_314854" align="aligncenter" width="600" caption="Hasil Quick Count Pilpres 2014 diberbagai survei"]
Lihat seksama gambar diatas, warna hijau QC terafiliasi dengan timses Jokowi- JK yang hasilnya seragam dan hampir sama, terlihat “by design” meski belum pasti oleh kubu Jokowi-JK. Namun dari apa yang kita lihat adalah hasil angka kembar dari QC yg berbeda, disini lah keanehan terlihat. Perhatikan pukul 16.15 wib.
Gambar lebih jelasnya:
[caption id="attachment_314855" align="alignleft" width="64" caption="Hasil Quick Count pukul 16.15 wib"]
Dari gambar disamping terlihat sekali pada pukul 16.15 wib terdapat keanehan dimana semua hasil yang ditunjukan angka tersebut kembar.
Ini merupakan salah satu keanehan Quick Count yang entah bertujuan untuk apa, dan apakah lembaga-lembaga quick count yang menangkan Joko Widodo independen? Kalau kita mau membuka berita-berita dan coba untuk mencari tau maka kita akan mendapatkan data berikut:
1. Lingkaran Survei Indonesia
Patron: Denny JA
Status: Tim sukses Jokowi
Bukti:
http://m.antaranews.com/berita/434407/denny-ja-dukung-jokowi-karena-ideologi
2. SMRC
Patron: Saiful MuJani
Status: Tim sukses Jokowi
Bukti:
3. Cyrus
Patron: Hasan Batupahat
Status: Tim sukses Jokowi (Koordinator "Komunitas Kopi")
Bukti:
Ternyata 3 Lembaga Survei tersebut terbukti merupakan timses dari Jokowi - JK, walaupun Lembaga Survei yang lain belum tentu dari Jokowi -JK namun sudah terbukti dari kesamaan hasil dan terlihat “by design” dari semua survei yang memenangkan Jokowi-JK tersebut.
Keanehan lain juga terlihat dimana tim dari Jokowi-JK , Megawati, Puan, dan lain lain sudah mendeklarasikan kemenangan mereka yang terlalu dini sebelum pukul 14.oo wib dimana perhitungan yang masuk belum mencapai 100%. Yaitu sekitar 78% saja. Disini terlihat seperti dipaksakan, karena kejanggalan Quick Count dan kita tau Quick Count itu bukan hasil Real Count yg merupakan keputusan langsung dari KPU dan MK. Juga raut wajah dari kedua pasangan ini.
[caption id="attachment_314864" align="aligncenter" width="600" caption="Deklarasi kemenangan Jokowi - JK"]
Keanehan tersebut juga diperkuat dalam pernyataan Melanie Subono musisi Indonesia yang saat pendeklarasian tersebut dia sedang dalam memantau beberapa TPS yang masih belum selesai dalam penghitungan,
Melanie Subono dibuat bingung dengan hasil hitung cepat yang sudah beredar dan menunjukkan perolehan suara pasangan capres Jokowi-JK unggul daripada Prabowo-Hatta.
Yang lebih membingungkan baginya adalah tim sukses Jokowi-JK telah menggelar konferensi pers terkait kemenangan itu. Padahal penghitungan suara di TPS 080, Jakarta Selatan, yang ia kawal belum selesai.
Dengan demikian kita bisa menarik kesimpulan dengan sebuah pertanyaan, Mengapa timses Jokowi-JK menggring opini publik melalui Quick Count mereka dan menyatakan bahwa mereka memenangkan pilpres 2014?
Keputusan pemenang pilpres di Indonesia itu diputuskan melalui dua lembaga yaitu KPU dan MK, dengan keputusan dua lembaga tersebut maka secara hukum hasil yang didapat baru akan sah hasilnya pada tanggal 22 juli 2014.
Quick Count (perhitungan cepat) hasil pemilu/pilpres, adalah salah satu alat untuk membantu publik mendapatkan informasi, Informasi yg disajikan QC terkait dengan KEMUNGKINAN atau TREND mengenai hasil pemilu/pilpres yg sesungguhnya (real count). Quick Count dibutuhkan atau dirasakan sebagai kebutuhan karna publik ingin tahu hasil pilpres secepatnya, meski hanya sebatas gambaran/prediksi sehingga Quick Count sangat baik dalam menggring opini publik.
Dengan tergiringnya opini publik melalui Quick Count yang ternyata terjadi keanehan atau terlihat seperti di 'Design' dan ditambah dengan pendeklarasian kemenangan yang juga aneh karna terlalu dini, maka sudah dipastikan timses Jokowi - JK ingin menggring opini publik kearah dimana mereka telah memenangkan Pilpres 2014. Yang padahal hasilnya resmi nya saja saja belum ketahuan.
Terindikasi bahwa timses Jokowi - JK tahu bahwa mereka telah kalah namun dengan hasil yang sangat tipis sekali, mangapa demikian? selama beberapa hari terakhir sebelum pilpres, banyak keanehan terjadi pada perilaku lembaga survey timses Jokowi, Lembaga2 survey bayaran atau terafliasi jokowi yg sebelumnya getol publikasikan elektabilitas Jokowi tiba-tiba bungkam. Sudah pasti mereka tidak publikasikan hasil survey karena trend Jokowi yg terus merosot hingga di bawah Prabowo. Menjelang pilpres jika Jokowi masih unggul, sudah pasti lembaga2 survey itu berlomba-lomba memuat dan siarkan ke seluruh media massa. Dan dengan data fakta yang sudah dibahas sebelumnya bahwa QC telah di manipulasi semakin membuktikan kekalahan dari Jokowi - JK. Kalau tidak kalah, mengapa mereka repot-repot memanipulasi data QC?
Itu semua agar membentuk opini publik sehingga publik percaya bahwa mereka menang dan jika KPU menyatakan mereka kalah maka selanjutnya mereka tinggal menggugat ke MK atas keputusan yang didapat. Mengapa mereka barani menggugat? ya, karena opini publik yang sudah mereka ciptakan bahwa mereka menang menurut survei-survei yang ada dan rakyat pecaya.
Quick Count -> Opini Publik -> Kepercayaan Masyarakat , jika kepercayaan masyarakat sudah mereka dapat maka jika mereka kalah akan seperti ini , Gugat MK -> Masyarakat(alat) -> chaos -> ... dan entahlah apa yang terjadi.
Hasil Quick Count yg keliru membentuk opini keliru dan akan menimbulkan gejolak jika hasil Real Count versi KPU yg valid dan legitimate berbeda.
Semoga Pilpres kali ini berjalan lancar dan damai sampai diputuskannya hasil pilpres melalui KPU dan MK, dan kedua belah pihak dengan lapang dada menerima hasil keputusan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H