Mohon tunggu...
Travel Story

Banda, Potret Ekowisata di Bumi Maluku

6 April 2016   06:12 Diperbarui: 7 April 2016   00:32 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maluku dijadikan sebagai salah satu Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) dengan citra wisata bahari (marine tourism), mengingat Maluku adalah Provinsi kepulauan memiliki kekayaan alam pantai yang indah beserta kekayaan atraksi wisata lautnya serta ditunjang oleh alam pegunungan dan objek bersejarah. Kebijakan pembangunan pariwisata Provinsi Maluku didasarkan pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yang sejalan dengan arah pembangunan kepariwisataan di tingkat nasional, yaitu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia, budaya dan lingkungan. Dalam RIPP Daerah Maluku, salah satu kawasan yang diprioritaskan terkait dengan pengembangan pariwisata ialah Banda. Banda merupakan salah satu kepulauan yang secara administratif terletak di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Kebijakan pengembangan pariwisata di Banda didasarkan pada konsep pariwisata berwawasan lingkungan. Ekowisata (ecotourism) menjadi isu penting dalam kebijakan pengembangan Banda. Potensi ekowisata terdiri dari wisata alam (nature tourism), budaya (cultural tourism) dan pedesaan (rural and agrotourism).

A. Wisata Alam

Wisatawan yang menyukai diving maupun snorkeling dapat mengunjungi beberapa spot berikut:

1. Sonegat berada diantara Banda Neira (Pulau Neira) dan Pulau Gunung Api. Kedalaman airnya curam  dan temboknya meluas 25 meter ke ujung pantai. Beberapa ikan dogtooth tuna dan blue girdled dan emperor angelfish yang cantik dapat dijumpai di lokasi ini.

2. Keraka Island atau sering disebut Pulau Kepiting. Di sebelah selatan pantai di pulau ini, terdapat beberapa mini wall setinggi 18 meter yang ditutupi dengan ratusan large blue dan yellow tunicates. Beralih ke arah timur pantai, terlihat dari kedalaman 10 meter, berbagai jenis ikan karang dan sekelompok barracuda.

3. Pulau Pisang dan Batu Kapal, dapat ditempuh hanya 20 menit dari Banda Neira (Pulau Neira) dengan menggunakan perahu motor tempel. Kedua tempat ini merupakan lokasi yang baik untuk kegiatan menyelam di pagi hari maupun sore hari.

(Sumber: Foto lapangan, 2014)

4. Ay Island yang menawarkan tempat menyelam terbaik di Banda. Di sebelah utara dan selatan serta barat dari pantai pulau ini, dikelilingi oleh tembok karang yang sempurna tidak datar dan penuh dengan gua - gua.

Selain itu, wisatawan  dapat memancing tetapi hanya dapat dilakukan pada musim laut tenang (laut tidak  berombak) dua kali dalam setahun yaitu Bulan Maret, April dan Mei atau September, Oktober dan November. Ketika memancing, wisatawan akan dipandu oleh para pemandu wisata dalam menggunakan alat tangkap. Untuk wisata pantai, wisatawan dapat mengunjungi Batu Mangael yang berada di Desa Kampung Baru, yang memiliki bentuk batu yang unik dan dapat digunakan sebagai tempat untuk memancing.

B.   Wisata Budaya

Wisatawan akan disuguhkan dengan beberapa monumen sejarah zaman kekuasaan Belanda yang hampir sebagian besar berada di Banda Neira (Pulau Neira) yang merupakan pusat administratif di Kepulauan Banda.

1. Istana Mini

Bangunan ini adalah kediaman resmi dari para gubernur dan residen yang memerintah Banda, yaitu Jan Pieterszoon Coen. Bangunan yang terletak di Desa Dwiwarna ini menyerupai Istana Negara di Bogor, oleh karena ukurannya lebih kecil dari Istana Negara di Bogor, maka masyarakat menyebutnya Istana Mini. Tentang kapan bangunan ini didirikan belum diketahui secara pasti,  namun berdasarkan beberapa ahli sejarah dan bukti sejarah, Istana Mini didirikan pada Tahun 1622 ketika Banda menjadi Ibukota Provinsi Van Banda.

(Sumber: Foto lapangan, 2014)

2. Benteng Belgica

Pada masa penjajahan, benteng yang berlokasi di Desa Nusantara ini berfungsi sebagai benteng pertahanan untuk mengawasi Kepulauan Banda terutama daerah perairan dari serbuan musuh. Letaknya pada  ketinggian 30,01 meter dari permukaan laut. Benteng yang dibangun pada Tahun 1617 oleh Pieter Both ini memilki keunikan. Dibangun dengan gaya bangunan persegi lima yang berada di atas bukit, namun apabila dilihat dari segala penjuru niscaya hanya akan terlihat empat buah sisi, namun jika dilihat dari udara tampak seperi bintang persegi lima. Benteng ini terdiri atas bangunan dasar, bangunan penyangga, dan menara. Bangunan induk terdiri dari 10 ruangan dan kapasitas ukuran masing - masing 8,5 x 5,5 meter dan 6,5 x 3,0 meter dengan pintu mengarah ke depan. Ruang tengah berbentuk seperti lapangan dan terdapat pintu masuk keluar atau mulut terowongan sepanjang 126 meter yang menghubungkan benteng ini dengan Benteng Nassau di tepi pantai.

(Sumber: Foto lapangan, 2014)

3. Benteng Nassau

Benteng ini merupakan benteng pertahanan yang merupakan sambungan dari Benteng Belgica yang letaknya di tepi pantai sebagai garda depan pertahanan di Kepulauan Banda. Benteng yang terletak di Desa Nusantara ini dibangun oleh Admiral Verhoefen sekitar Tahun 1609. Benteng ini dibangun diatas tanah reruntuhan dari benteng Portugis. Pembangunan benteng dilakukan oleh 750 serdadu yang bertugas di Banda. Namun usaha pembangunan benteng ini sempat menimbulkan insiden antara serdadu Belanda dengan rakyat Banda yang tidak setuju dengan pembangunan benteng ini. Sebagai suatu konsekuensi terhadap pembangunan Benteng Nassau, maka saat akan diadakannya musyawarah antara tokoh masyarakat Banda dengan Belanda yang dipimpin oleh Admiral Verhoefen, maka pada Tanggal 22 Mei 1609 rakyat Banda dengan senjata panah dan lembing berhasil membunuh Admiral Verhoefen, akibatnya pembangunan benteng sempat ditangguhkan.

4. Rumah Pengasingan Bung Hatta

Bangunan yang berlokasi di Desa Nusantara ini adalah rumah pengasingan Bung Hatta di masa penjajahan Belanda yang masih terjaga keasliannya. Dalam rumah ini dapat dijumpai barang pribadi milik Bung Hatta seperti pakaian, mesin ketik, peralatan makan, tempat tidur, ruangan yang dipakai untuk mengajar baca tulis anak-anak Banda lengkap dengan kursi belajar dan papan tulis, dan barang - barang pribadi lainnya. Rumah yang telah dihuni sejak 11 Februari 1936 ini telah dipugar pada Tahun 1980 - 1981 melalui Proyek Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah Maluku. Proyek tersebut kemudian diresmikan pada Tanggal 21 Oktober 1984 oleh Prof. Dr. Haryati subadio yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

(Sumber: Foto lapangan, 2014)

5.  Rumah Pengasingan Dr. Syahrir

Rumah pengasingan ini adalah tempat Bung Syahrir selama dibuang oleh Belanda di Kepulauan Banda. Rumah yang berlokasi di Desa Nusantara ini masih terawat dan merupakan bangunan yang sering dikunjungi wisatawan selain tempat lainnya. Bentuk bangunan seperti rumah tinggal lainnya di masa penjajahan Kolonial Belanda dengan teras yang luas begitupun dengan ruangan dalam bangunan, yang ditopang oleh tiang - tiang yang cukup besar.

6. Rumah Pengasingan Dr. Cipto Mangunkusumo

Rumah yang terdapat di Desa Dwiwarna ini merupakan tempat tinggal Dr. Cipto Mangunkusumo selama di Kepulauan Banda sebagai tahanan Pemerintah Kolonial Belanda di masa pengasingannya. Rumah ini telah dipugar oleh Yayasan Warisan dan Budaya Banda sehingga menyerupai aslinya, dan semua peralatan telah dikembalikan sebagaimana mestinya.

7. Monumen Parigi Rantai

Monumen yang berada di Desa Nusantara ini adalah sebuah sumur tempat pembantaian 40 orang kaya Banda, sekaligus kuburan bagi  mereka yang telah dibantai dimasukkan kedalam sumur tersebut.

8. Sumur Pusaka

Sumur tua atau dalam sebutan masyarakat Banda adalah Parigi Tua ini terletak pada ketinggian 90 meter dari permukaan laut (dengan kedalaman 4 Meter dengan diameter 2,5 Meter) ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber air minum dan mandi. Sumur tua yang berada di Desa Lonthoir ini dipisahkan antara sumur untuk minum  dan mandi. Sumur yang lebih besar hanya dimanfaatkan untuk mandi dan cuci, sementara sumur yang lebih kecil dimanfaatkan untuk minum. Walaupun jaraknya yang hanya bersebelahan, namun rasa air kedua sumur ini sangat berbeda. Keunikan lain yang dapatdijumpai adalah tidak pernah mengeringnya air dari kedua sumur ini walaupun pada saat musim kemarau panjang. Sumur ini sekarang berada di tengah perkampungan, dan dianggap sebagai sesuatu benda bertuah. Sumur tua ini dibersihkan setiap 10 tahun sekali dengan cara tradisional.

C. Wisata Pedesaan

Wisatawan akan diajak untuk mengunjungi perkebunan pala dan hutan kenari di Pulau Banda Besar dan Pulau Ay. Perkebunan pala adalah peninggalan VOC dan pohon kenari adalah pelindung pohon pala yang sampai saat ini masih dipelihara oleh masyarakat setempat sebagai salah satu sumber mata pencaharian utama masyarakat setempat. Mengunjungi perkebunan pala dan hutan kenari di Desa Lonthoir yang berada di Pulau Banda Besar wisatawan dapat menikmati keindahan hutan pala dan pohon kenari yang rindang teduh dan bersih. Wisatawan juga dapat menikmati suara dan kecantikan fauna khas yang hidup di hutan tersebut, yaitu Burung, Walor, Nuri dan Kakatua yang dilindungi habitatnya. Selain itu wisatawan juga dapat menemui masyarakat desa yang sedang mencari buah pala dan kenari. Wisatawan juga dapat memetik buah pala dan mencari kenari. Adapun wisatawan yang mengunjungi perkebunan pala di Dusun Walang, Pulau Banda Besar. Selain dapat menikmati keindahan alam perkebunan dan keramahan masyarakat desa, wisatawan juga dapat menikmati keindahan Pulau Neira dan Pulau Gunung Api yang terbentang di depan perkebunan.

 

Malang, 6 April 2016

Pulau Neira (Banda Neira)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun