Selanjutnya, pengawasan dan kontrol kualitas juga merupakan aspek krusial dalam kesuksesan proyek infrastruktur. Bank syariah harus memastikan bahwa kontraktor mematuhi standar kualitas yang telah disepakati dalam kontrak, serta mengelola risiko-risiko terkait kualitas hasil kerja. Hal ini memerlukan sistem pengawasan yang efektif dan tim yang terampil dalam melakukan audit dan inspeksi. Selain itu, fluktuasi biaya bahan baku dan tenaga kerja dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam biaya proyek dan mengganggu perencanaan keuangan yang telah disusun. Oleh karena itu, strategi manajemen risiko yang baik harus diterapkan untuk mengantisipasi dan merespons fluktuasi biaya dengan tepat waktu.
Dengan menghadapi tantangan-tantangan tersebut melalui perencanaan dan manajemen yang efektif, bank syariah bisa memastikan bahwa penerapan akad istisna' dalam pembiayaan infrastruktur di Indonesia berjalan dengan lancar dan sukses. Melalui penerapan akad istisna' yang baik, sektor perbankan syariah dapat memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan ekonomi dan infrastruktur negara secara berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H