Ujung Timur-Saya terlahir dari rahim ibu seorang muslim,abangku dari rahim seorang kristen
Kami saling mengenal,sejak saya merantau di tanah emas, Â tepat di Kabupaten Asmat Provinsi Papua.
Abangku Kornelis Empi adalah alumni IPDN dan sekarang menjabat sebagai Kasubag Protokoler Setda Kabupaten Asmat,Provinsi Papua
Mungkin di aktivitas kantor pasti agak formal,saya  tetap profesional menghormati beliau sebagai  atasan
Asiknya, setelah keluar pintu kantor,Beliau adalah abang saya dan sekaligus teman cerita segala  hiruk pikuk kehidupan
Tulisan pendek ini,mungkin agak sulit di pahami,tapi saya yakin bagi orang dengan paham yang sama, akan merasakan hakekatnya
Satu kata awal..
Bagimu agamamu,dan bagiku agamaku
Narasi  diatas telah kami lalui, disirami pemahan yang sama
Â
Malam kemarin sangat berbeda dengan yang lalu ....
Kita yang biasa bertemu hanya  bercanda gurau,akhirnya memasuki sebua konsep yang jarang kami ceritakan...
Mungkin,hal tersebut,bagi kami privasi ataupun kaku untuk membahas hal-hal sakral tersebut
Dan secara tak sadar, pembahasan hal-hal yang sakral,malam inipun akhirnya mengalir tanpa koma
"Saya curiga,  Tuhan mencoba mempertemukan kami untuk menguatkan pemahaman yang sama ,agar  lebi memperkuat tali persaudaraan,"
Ataukah ,hanya karena terbawa suasana.Tapi entahla...setiap pertemuan pasti ada jawaban
Selaku manusia,perlu diakui bahwa, dijelaskan dalam filosofi Budda ..
 "Apa yang engkau pikirkan hari ini adalah jalan yang akan kau jalani besok"
Dibalik malam itu,histori kehidupan,mengagungkan tuhan hingga dengan cara masing-masing begitu menyentuh
Kamipun kembali hanyut dengan segala kemampuan nalar  dialami keyakinan masing-masing
Abangku terus bergelora,memberi paparan  konsep  histori horizontal dan vertikal, dari penjelasan . kamipun menyatukan persepsi yang sama.
Berjalan hingga larut, tak ada singungkan dan sensitif keyakinan..
kami lanjut cerita soal perbedaan memujapun begitu menakjubkan, dengan segala  lantunan dalam sajak-sajak yang tersimpan di memori masing-masing
Hingga gerombolan cicak yang berbaris di atas plafon bercet puti itu berdatangan  mengagangu,  dengan cara  menghentakkan kaki mereka
Karena tak puas, dengan cara lain, merekapun  membisikan suara-suara kebenciannya
Sang abang tidak diam, dirinya  terus mengetuk meja itu hingga mereka ketakutan,kami tetap bersemangat melanjutkanya..
Bait demi bait,tentang "Kasih" perlahan terus terkupas.Hingga menuju lembah terdalam
Terasa merinding seluruh sanubari kami
Akhirnya di ujung cerita ,perlahan lembar durasi makna "Kasih" Â kembali pergi tanpa koma maupun titik...
Abang dan saya,akhirnya saling bersalaman,dan kembali beristirahat.
...........
Karna agama bukan doktrinan bukan hanya soal meyakinkan masuk  surga  atau neraka.Akan tetapi tentang berlomba-lomba menenang jiwa dan berharap ampunan
Selain itu agamapun sebagai jalan pencerah,untuk menyatukan ummat manusi dari perbedaan warna
Tak Ada sekat,mungkin hanya perbedaan syarat, tapi  satu tujuan yaitu ,memuji 'TUHAN '
Tujuan  lainya ,menjalankan perintahNya,menjauhi larangNya
Dalam kitab Al-Qur'an bahas arap "Amar Ma'ruf Nahi Mungkar"
Jalan,Frans Kaisiepo
#Agats,(Asmat,Papua)
#Sabtu 22 Agustus 2020
#(03.37 WIT)