Mohon tunggu...
Jejak Opini
Jejak Opini Mohon Tunggu... Jurnalis - Hidup Adalah Tentang Perjalanan

Damai Penuh Makna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Akhir Februari di Asmat, Papua

27 Februari 2020   23:44 Diperbarui: 28 Februari 2020   00:07 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ceriah bareng bersama generasi Asmat,Papua.(dok-lagi)

Setelah pulang kantoran tepat pukul 04.30 Wit.Karna hari ini tidak ada aktivitas kantoran yang perlu di kerjakan,saya berinsiatif kembali ke ruma mengantikan pakain kantorku.Sampai di rumah seperti hari hari sebelumnya, setelah ganti pakain,palingan mandi,lanjut dengan membaca dan menikmati secangkir kopi itam sambil menunggu tibanya solat  mangrib pada pukul 07.45 Wit.

Kebiasaanku kemarin tiba-tiba berbeda saat bertepatan dengan kamis akhir januari 2020.Keinginanku begitu kuat untuk "lari sore".(sapan bahasa kebiasaan papua).atau berlari di sore hari.

Kebiasaan berolahraga di sore hari, sebenarnya suda saya jadwalkan biasanya di hari sabtu dan minggu.Tetapi karna banyak aktivitas kantoran,endingnya selalu gagal berolahraga.

Karna tak ada pekerjaan yang menyibukan diri,  akhirnya saya putuskan untuk berolahraga

Insiatif gila inilah, saya  harus mencari pakain olahraga yang suda lama tidak terpakai lagi.Saat membongkar pakainku mencari baju dan celana olahragaku,akhirnya kutemukan di saku belakang tas kovor.Baju dan celanaku yang suda lama tidak terpakai terlihat warnanya telah kusam dan suda tidak layak di pakai

Mau ataupun tidak,saya harus memakai pakain seadanya, baju kaos krak lengan pendek dan celana jeans yang telah ku gunting kependekan.Memang kalau di lihat tidak ideal bangat untuk dipakai berolahraga.Coba  lihat baju kaosku agak rapi dan celanaku jeans pendek.hehe kan aneh bangat.Malu juga saya kalau di liatin orang.Tapi tak apalah..saya juga suka kepedean.

Setelah ku pakai kelengkap pakai olahraga yang ambruk dan sepatu ketsku.Saya mengatur rute lariku,  seperti biasa sekitar 200 km menyesuaikan wilaya kotaku Kabupaten Asmat Provinsi Papua yang tidak terlalu luas kotanya seperti kota-kota lain di wilaya papua.

Karna saya tinggal di jalan.Frans Kaisepo Distrik Agats Kabupaten Asmat, rutenya,pasti melewati jalan kantor bupati,sekitar 100 meter dan belok kanan melewat jalan kantor DPRD Asmat,setelah itu lurus terus sampai ke jalan RSUD Asmat  dan melanjutkan  istirahat awal di jembatan jokowi.jembatan yang di namakan jokowi ini, menyambungkan antara kampung suru distrik agats dan kampung pelangi.

Jembatan ini baru di bangun di tahun 2018 yang lalu.Masyarakat telah menikmatinya dan memanfaatkan beraktivitas di pertengahan 2019 hingga sekarang.

Jembatan ini juga menjadi tempat wisata masyarakat di Asmat,Papua.Masyarakat selalu  berdatangan santai sore menikmati senja batas timur indonesia,bahkan ramainya warga suka berfoto-foto di lokasi tersebut.

Menariknya kota Asmat,Papua ini masi alami,terlihat pepohonan yang hijau di setiap sudut kota. Bahkan warga tak meraskan polusi yang di keluhkan oleh warga di kota lainya

o iya,memang tak ada polusi dikotaku Asmat Papua.Karna sehari-hari aktivitas kami memakai alat transportasi roda   dua, dengan modifikasi  motor listrik

Hehe pasti heran kan,motor kami tak berbunyi seperti motor solar sel, motor kami ramah lingkungan dan tak membuat keributan seperti bunyian-bunyian motor yang berada di kota-kota kalian.hehe...

Tapi teman-teman harus ketahui ,karna motor kami berkekuatan listrik,maka tiba tiba motor kami tidak dapat berlari lagi,berarti kami siap siap untuk turun dari motor dan mendoronya .hehe.karna selalu lobet seperti hape gengam kalau batrenya habis perlu di cas kembali.Unik kan kotaku.Ayo main-main ke Provinsi Papua,jangan lupa ya singga di kotaku Asmat Papua.

Ada keunikan yang perlu teman-teman ketahui.Kotaku Asmat Papua adalah kota dengan wilayah geografisnya tanah berlumpur.Maka dari itu seluruh rumah di kotaku  berjenis ruma pangung dan jalanya juga dibuat model jembatan diseluruh sudut kota

Yang sangat menakjubkan di kotaku ini juga,sebagian masyarakat dalam kehidupan sehari-hari seperti kebuthan air, untuk mandi,minum dan lain sebagainya, kebanyak berharap kepada air hujan yang jatuh dari langit

Di kotaku memang,ada airnya,tapi warnanya kabur dan terlihat tak bisa di menafaatkab untuk kebutuhan sehari-hari

Tetapi tahukah kalian teman-teman, di kotaku pemerintah telah membangun bak penampung air hujan di seluruh sudut,dan masyarakat suda tak lagi kekeringan saat datang musim kemarau

Pemerintah juga telah menghadirkan mesin bor air,dan membangun bak untuk mengisi airnya.pemakain air bor ini juga terbatas,hanya digunakan untuk mencuci pakai dan mandi,sedangkan untuk diminum belum bisa,karna airnya belum di kelolah untuk di minum.

Saat beristirahat sebentar di jembatan jokowi karna lelah,dengan rute lari yang begitu jau,tak terasa istirahatku sekitar dua jam di jembatan jokowi.

Matahari mulai menurunkan durasi cahayanya,itu tandanya saya harus balik kembali ke rumah dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan aktivitas malam,solat dan lainya sebagainya

Perjalanan kembali saya,melalui jalan RSUD dan lanjut belok ke jalan kembar,lokasi jalan  kembar ini awalnya sebelum ada jembatan jokowi,seluruh warga berdatangan  di lokasi tersebut untuk berolahraga.Tetapi telah adanya jembatan jokowi,maka terbagila rute olahraga warga sesuai kenyamanan mereka,ada yang ke jembatan jokowi, dan sebagian di wilaya jalan kembar

Tak terasa rumah telah dekat,saya melambatkan kelajuan kakiku,agar menikmati udara segar jalan kembar yang terus mendatangkan udara dari sudut pohon hijau disamping kiri dan kananku

Berjalan santai hingga di pertengahan jalan kembar,terlihat ada anak-anak kecil paru baya lagi tertawa,bersuara meriah sambil memancing di kolam di bibir jalan.Karna penasaran,saya berhenti dan singga sejenak ngobrol meriah sama mereka mengunakan bahasa Indonesia khas Asmat Papua.

Saya: Waduh rame sekali ..

Anak-anak: iya om,mau gabung ka..

Saya:Ah..tidakk,Saya mau liat (ingin melihat) kamorang (kalian) memancing ikan apa ka (ya)

Anak-anak: oo.pikir om ingin ikut.Ini kita (kami semua) lagi pancing ikan, ada gabus,lele,dan ikan keraka

Saya: Ada ikan keraka juga kasambil tertawa,salah satu dari anak menjawab dengan senyum pintarnya

Anak-anak: Om mengerti saja,keraka di kolam ini dorang (mereka) bergaul sama ikan,jadi ketua ikan  di sini suda tamba nama mereka jadi keraka ikan.(jadi dorang sekarang tetap nama keraka,tapi nama dibelakang mereka bermarga ikan)

Saya: saya yang tak mampu menahan tertawa dan ikut nyambung meriah sama mereka

Karna telah banyak perbincangan canda meriah sama mereka,saya meminta pamit,dan kembali melintasi jalan kembar hingga sampai di rumah dan melaksanakan aktivitas lainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun