Mimpi saya ini dimulai dari sebuah mimpi. Sebuah cerita hadir dalam mimpi saya di awal tahun 2005, menuntut untuk dituliskan. Satu setengah tahun saya habiskan untuk menulis dan memoles ulang bagian pertama kisah itu, dan baru tahun 2008 kisah itu terbit dalam bentuk novel cetak berjudul "FireHeart Legenda Paladin - Buku Satu: Sang Pemburu".
Namun, karena pengalaman saya yang masih minim dalam kepenulisan, novel pertama saya itu cukup laku, namun tidak booming di pasaran seperti harapan saya dan penerbit semula. Alhasil, naskah Buku Dua FireHeart ditolak oleh penerbit tersebut, dan nampaknya mimpi saya untuk menjadi seorang penulis besar harus berakhir sampai di situ. Seorang tokoh dunia kreatif lokal bahkan berkata pada saya, "Sepertinya sudah terlambat bagi kamu untuk menerbitkan, apalagi mengembangkan seri-seri FireHeart berikutnya. Move on sajalah, atau geluti saja pekerjaan sehari-hari kamu."
Memang, kenyataannya banyak sekali penulis Indonesia lain yang mengusung genre Fiksi Fantasi seperti saya berhenti menulis setelah novel pertama mereka terbit. Ada juga segelintir karya Fiksi Fantasi Indonesia yang terbit lengkap hingga seri terakhir, dan ada pula sebuah brand yang sangat ambisius hingga menerbitkan lebih dari sepuluh novel, permainan kartu dan game komputer dengan latar semesta dan brand itu. Namun, berapa banyak lagi penulis dan kreator Indonesia yang dapat mengikuti jejak mereka?
Lucunya, walau mendapat banyak tekanan dari pelbagai pihak, saya memilih untuk melanjutkan mimpi saya itu. Saya tak akan berhenti hingga semua tulisan saya terbit, dibeli, dibaca sebanyak mungkin orang di dunia dan diadaptasi dalam berbagai media seperti game, film dan lain sebagainya. Maka, saya menulis ulang FireHeart dan mengembangkannya dalam brand yang lebih luas cakupannya, yaitu Everna Saga. Saya terus mengembangkan Dunia Fantasi Everna kreasi saya dengan sangat mendetil hingga mencakup sebuah jagad raya yang disebut Omnia.
Untuk menggapai mimpi tak terbatas, perlu usaha luar biasa. Bukan berhenti, usaha saya itu justru berlanjut bertahun-tahun hingga sekarang. Hampir setiap hari saya membawa buku tulis dan pena ke manapun saya pergi. Saya menuliskan semua ide dan kisah di sana setiap kali ada waktu, kesempatan dan suasana yang mendukung. Saya menggarap kisah-kisah lain selain Trilogi FireHeart, baik itu termasuk dalam brand Everna Saga atau berlatar belakang Bumi. Selain Everna, saya juga tengah mengembangkan brand-brand serial lainnya termasuk Liga Pahlawan Super Indonesia, Adilaga.
Tak hanya itu, novel FireHeart Buku Satu telah saya kembangkan dalam bentuk blog novel dan game komputer berbahasa Inggris bertajuk "FireHeart - Legend of the Paladins". Game FireHeart sempat meraih penghargaan sebagai Juara Dua Lomba Pengembangan Game Tingkat Nasional yang diadakan oleh Universitas Kristen Atma Jaya, serta mendapat pujian dari kreator game dan film terkemuka Lara Croft: Tomb Raider, Ian Livingstone.
Belajar dari salah seorang kreator lain serta tim kreatifnya, saya mendapat satu gagasan baru. "Untuk mencapai sebuah mimpi, akan lebih baik bila kita berbagi mimpi itu dengan orang lain, menjadikan mimpi kita itu mimpi mereka pula". Maka, saya sempat mengajak sebanyak mungkin penulis Fiksi Fantasi lokal untuk menulis bersama-sama, berbagi Semesta Omnia dan Dunia Everna bersama mereka. Ternyata ajakan saya itu disambut dengan antusias.
Alhasil, telah terbit dua Antologi Everna Saga dalam versi cetakan secara indie, yaitu "Hikayat Tiga Zaman" dan "Utara dan Selatan". Tiga antologi lainnya telah terbit pula secara online di Wattpad.com, menunggu giliran untuk dirangkai ke versi cetak pula. Beberapa penulis yang cukup dikenal di kalangan penggemar Fiksi Fantasi Indonesia turut mendukung antologi-antologi ini, di antaranya Alexia Chen, Ashara, Rickman Roedavan, Bonmedo Tambunan dan Ahmad Sufiatur Rahman.
Di sisi saya sendiri, mimpi saya yang sejati adalah suatu hari saya bisa mengajak istri dan anak saya minum teh di rumah J. K. Rowling, mengajak Cristopher Paolini main di Theme Park Evernaland dan main board game "Game of Thrones" bersama kreatornya, George R. R. Martin. Mungkin mimpi ini terasa sangat muluk, tak terbatas dan lebih tinggi dari bintang-bintang di langit. Mungkin mimpi ini hampir mustahil terwujud akibat tekanan kebutuhan akan profesi atau bisnis yang mapan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Terus-terang, kami butuh dukungan dari banyak pihak, baik dana, daya maupun usaha agar bintang itu dapat tergapai. Namun saya percaya, suatu hari saya dan teman-teman seperjuangan akan mencapainya bersama-sama.
Maka, seperti yang selalu saya sampaikan dalam kata pembuka di setiap karya Everna Saga, Majulah terus, wahai pahlawan! Penuhilah takdirmu!
Andry Chang is #Unlimit8
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H