Mohon tunggu...
Vadilah Anggraeni
Vadilah Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis, dan guru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengelola Sampah Tak Hanya Mendaur Ulang

3 November 2024   09:56 Diperbarui: 3 November 2024   09:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Prinsip dasar pengelolaan limbah atau sampah terbagi atas 3 langkah yakni, reduce, reuse dan recycle. Ngobrolin soal sampah kebanyakan berfokus pada pengelolaan sampah mendaur ulang dengan alasan sampah yang telah menguning harus segera diatasi. Padahal dua prinsip pengelolaan sampah yakni reduce dan reuse lebih bisa menekan lonjakan TPA.

Mari kita flashback kondisi masyarakat pada zaman dahulu dalam kegiatan domestik berbelanja di pasar. Zaman dulu orang-orang belanja masing-masing membawa tenggok. Tenggok adalah tas anyaman yang terbuat dari plastik, dimana tenggok ini digunakan secara berulang-ulang untuk belanja. Semua belanjaan pasar dapat dimasukan sekaligus dalam satu tenggok. Biasanya antara satu jenis sayur dengan lainnya tanpa perlu dipastikan lagi.

Namun, era sekarang justru plastik adalah sarana primadona kegiatan perbelanjaan. Sedikit-sedikit kantong plastik bahkan membeli hanya satu benda, dikantongin. 

Maka, kampanye yang perlu digaungkan selain berfikir kreatif mendaur ulang harus diseimbangkan dengan langkah-langkah mengurangi penggunaan barang sekali pakai atau menggunakan barang dengan bergonta-ganti kegunaan.

Berikut gambaran refleksi pengelolaan limbah menggunakan 2 prinsip yaitu reduce dan reuse:

1. Menolak untuk menggunakan kantong ketika berbelanja ke pusat perbelanjaan baik swalayan besar atau kecil. Apabila hanya membeli satu barang hendaknya langsung menyimpan barang tersebut di tas atau di masukan ke dalam jok motor, mobil dan sebagainya.

2. Apabila berbelanja dalam kapasitas besar, selalu sediakan totebag. Mungkin jika menggunakan tenggok plastik saat berbelanja terkesan jadul saat ini swalayan seperti Indomaret dan Alfamart telah menyediakan totebag sebagai pengganti plastik. Maka totebag itu dapat digunakan secara berulang.

3. Menggunakan ulang kain pakaian yang sudah usang menjadi keset kaki atau lap dapur. Ya memang di luar sana banyak produk keset "Welcome" yang lucu dan cantik sehingga menambah cantik kesan rumah kita. Tapi ketahuilah bahwa dengan membeli keset justru menambah limbah baru dan mengeluarkan biaya. Alangkah lebih baik memodifikasi kain pakaian yang sudah uang menjadi keset dan lap dapur.

4. Lagi-lagi menciptakan suasana rumah yang mewah memang jadi keinginan semua orang. Namun, langkah ke empat ini dalam menekan limbah bisa dicoba yaitu menggunakan ulang ember cat tembok sebagai penampung air di kamar mandi atau bisa juga digunakan sebagai pot. 

5. Pecinta menanam bunga daripada membeli pot, toh sebagian pot yang dipajang adalah hasil daur ulang. Alangkah lebih baiknya menggunakan pot yang berasal dari menggunakan ulang dirigen minyak goreng. 

Langkah-langkah seperti ini mari kita semarakan agar bisa menekan angka limbah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun