Mohon tunggu...
Vadilah Anggraeni
Vadilah Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis, dan guru

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengatur Keuangan bagi Penerima selain Gaji Bulanan

28 Oktober 2024   10:24 Diperbarui: 28 Oktober 2024   10:25 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

"Tidak semua orang punya gaji, tapi setiap orang punya rezeki"

Pernahkah kalian membaca quote ini? Menurutku quote ini seakan membuat angin segar untuk sederetan orang yang memiliki pendapatan tidak menentu.

Kali ini bisa dibilang aku menimpali khasanah literasi keuangan dari sudut pandangku sendiri. Menyoroti pemaknaan quote di atas.

Kalau pakem pengaturan keuangan dari literasi yang ada meliputi versi pembagian pos kebutuhan menjadi 1:1:1, 40:30:30, atau 80:20. Menurutku ini cenderung pakem keuangan berlaku untuk orang-orang memiliki pendapatan tetap atau pasti dalam kurun waktu yang sudah pasti juga. 

Oleh karenanya berpandangan demikian ada satu hal terpikirkan tiba-tiba. Gimana orang-orang mengatur keuangannya yang kasarannya pendapatannya ga bisa diprediksi? Mungkin aku perjelas dan maaf sebelumnya menyebutkan ini, mereka dengan profesi pedagang kelas bawah, buruh lepas, nelayan, petani, sopir angkutan umum dan masih banyak lagi.

Ga menutup kemungkinan profesi sepele seperti itu pendapatannya bisa lebih besar dari orang-orang yang memiliki pendapatan (gaji) tetap setiap bulannya istilahnya bisa menyentuh rata-rata UMR. Namun bisa juga sebaliknya. 

Menariknya keberadaan orang-orang dengan jumlah pendapatan yang tidak dapat dipastikan, memiliki kisah inspiratif sekaligus hikmah. Salah satunya yang mendasari tulisan ini. Tiga kisah berikut cukup menjadi referensinya. 

Pertama, masih ingatkah dengan kisah seorang mahasiswi UNNES wisuda diantar bapaknya menggunakan becak pernah terekspos tahun 2014?  Raeni namanya mencuat ketika dirinya diantar bapaknya menggunakan becak saat wisuda. Profil singkatnya dilansir dari unnes.ac.id, ia adalah mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi beberapa kali memperoleh indek prestasi 4.

Lalu kisah kedua tak kalah inspiratif dikutip dari chanel youtube Trans7 Official dalam acara Hitam Putih bertajuk Kesuksesan Anak Petani. Dilihat dari segi profesi cenderung dianggap sepele dan pendapatan yang bisa dibilang termasuk kategori berpendapatan tidak tetap. Sisi penghasilan amat sangat bertaruh pada keadaan cuaca, hama serta harga pasar.

Lalu hubungannya dengan literasi keuangan? Iya, yaitu jumlah pendapatan tidak dapat dipastikan. Bagaimana proses alokasi keuangannya untuk membiayai sekolah? Menjawab pertanyaan tersebut, jika dilihat dari kacamata keuangan akan terasa rumit menerapkan pakem pembagian uang 1:1:1, 40:30:30 atau 80:20 sebab lingkupnya bukan menerima gaji tetap setiap bulannya. Maka pakem keuangan yang diterapkan adalah menentukan skala prioritas, sederhananya tujuan hidup. Skala prioritas dari dua kisah di atas adalah pendidikan.Upaya nyata mengatur keuangannya tentu setiap cerita memiliki cara masing-masing. 

Maka, untuk menjabarkan pengaturan keuangan tersebut bersumber dari salah satu potret kisah serupa dari lingkungan sekitar. Kisahnya hampir mirip tujuan sederhananya pendidikan. Orang tua memiliki 4 orang anak dan berkeinginan menyekolahkan ke empat anaknya yang alhamdulilah tercapai ke empatnya berhasil menempuh pendidikan hingga bangku perguruan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun