Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mantan Dua Kali

14 Mei 2023   20:32 Diperbarui: 14 Mei 2023   20:33 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lorong kelas, foto kyo azuma Unsplash.com   

Tahun 2023 penuh kejutan. Reuni dan syawalan sudah biasa aku ikuti sejak lulus SMA. Tapi untuk kali ini sangat berbeda. Ini reuni online di grup whatsapp. Akhirnya kami dipertemukan di grup WA SMA hampir 40 tahun.

Kami? Iya, aku dan teman SMAku. Kami satu kelas selama dua tahun. Kelas dua dan kelas tiga yang penuh kenangan. Bahkan sempat aku jadikan novel berjudul "HER Story, Not HIStory" (terbit 2015). Tidak mengira perkembangan menjadi begini.

Jadi ceritanya ada dua jenis grup WA SMA. Satunya hanya dari teman sekelas waktu Kelas Satu. Waktu itu kami belum dipisah menjadi A1, A2 atau A3 - wah jadul banget ya. Wajar, itu masa akhir tahun 1980-an.

Baca juga: Sahabat Kecil

Ketika naik ke Kelas Dua, kami dipisah menjadi 3 jurusan itu. A1 untuk Fisika, A2 untuk Biologi dan A3 untuk Sosial - di SMA lain ada A4 untuk Bahasa. Entah kapan kurikulum berubah menjadi IPA dan IPS, aku tidak terlalu mengikuti.

Di Kelas Dua aku masuk di kelas A1.2. Sekelas sama satu teman ini. Kelas ini cukup istimewa. Di A1.1 hanya ada satu cewek dengan rasio cowok 43. Di kelasku ada 8 cewek dengan sisa 42 cowok. Waktu itu kami sangat berharga dan ditaruh duduknya di tengah kelas.

Semua ini sebagian besar sudah aku tulis di novelku. Banyak cerita seru dan gila. Hanya terjadi di masa SMA. Apalagi waktu Kelas Dua. Kelas paling santai karena di tengah-tengah masa SMA. Sudah lebih senior daripada anak kelas satu. Tapi tidak punya tekanan ujian seperti anak kelas tiga.

Banyak petualangan hidup yang berharga di masa itu untuk memberi soft skill dan ketrampilan interpersonal tingkat tinggi. Termasuk dengan satu teman ini. Seingatku, dia bukan hanya ketua kelas, tapi juga ketua OSIS - menggantikan salah satu calon presiden 2024 yang tidak aku sebut namanya karenan tulisan ini bukan tulisan politik. Hihi.

Baca juga: Sampai Jumpa

Lalu kenapa judulnya Mantan Dua Kali?

Pertama kali, dia mantan teman SMAku. Kami bertemu lagi setelah pisah sejak tahun 1991. Reuni satu angkatan di tahun 2023 memicu pertemuan itu walaupun hanya di WhatsApp. Tadinya pertemuan reuni kecil satu kelas teman Kelas Satu. Lalu karena aku belum masuk ke grup WA angkatan, teman yang tidak terima WAku sepi lalu memasukkan nomorku.

Jadilah aku ketemu Sang Teman ini di jenis grup WA SMA kedua. Dia lucu sekali orangnya - terukur dari foto-foto yang dia sebar, humor tingkat tinggi dah, cocok sekali aku. Lalu aku share foto-foto itu di status WA-ku. Kemudian aku tidak lupa menertawakan foto itu di grup WA - kasih emoji tertawa maksudku.

Lalu ngobrol sana-sini di grup WA bersama teman-teman lain. Ketahuanlah siapa dari SMP mana, lalu kuliah di mana dan akhirnya kerja bareng teman SMP siapa dan teman SD siapa. Ribet ya bahasanya? Haha ... memang itu yang terjadi.

Sang Teman ini menjadi Mantan Kedua Kalinya ketika akhirnya dia bilang bahwa aku dan dia satu SD. Betapa kagetnya aku ... karena aku lupa sama sekali. Dia shocked ketika aku tanya berarti kami satu angkatan, walau becanda juga sih. Ya jelas SD satu angkatan, karena SMAnya seangkatan juga. HAHA. Aku minta foto dia waktu SD sampai sekarang belum diberi. Mungkin dia tidak punya ... haha.

Ingatlah aku kalau teman-teman SDku sering berjumpa di Facebook. Ternyata selidik punya selidik, dia sudah request friend di Facebook-ku. Malulah aku. Lalu aku confirm. Dan dia mengirim screenshot accepted friend request-ku di WA. Terharu aku.

Kayaknya ini gegara aku share foto-foto lucu dia di Facebook. Lalu ketahuan teman SMA yang ada di Facebook dan mention akun Facebook Sang Teman Mantan Kedua Kali ini. Dia lalu menemukanku dan request friend di Facebook.

Dia masih heran aku lupa kalau kami satu SD, sekelas lagi. Padahal hampir semua teman SD aku hapal nama lengkapnya. Mengapa Teman Mantan Dua Kali ini benar-benar tidak tersangkut namanya, ya?

Hai, Teman. At least, kamu punya rekor Mantan Dua Kali dengan aku. Mantan teman SMA dan mantan teman SD ... walau kata mantan sebenarnya agak dipaksakan sih. Tidak ada mantan teman ... biasanya hanya disebut 'dulu' teman SD atau SMA. Tapi judul ini menjadi cukup bombastis ... ya, kan?

+++

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun