Baru saja Osa duduk untuk menenangkan dirinya setelah berpisah dengan Lea, HPnya berbunyi, Iva manajernya yang sedang di Sumba menelpon.
"Osa! Apa yang kamu lakukan?" suara Iva sangat ngegas.
"Aku akan segera kembali ke Sumba, jangan khawatir. Sekarang aku baru mau beli tiket," jawab Osa tenang. Pasti Iva khawatir dia nggak kembali.
"Tiket gampang, bisa aku belikan dari sini! Tapi kamu pasti belum buka berita portal online, kan? Kamu viral!" suara Iva sudah tidak ngegas tapi membentak.
"Viral apa?"
"Kamu dan Lea," suara Iva terdengar melemah. Iva memang sudah kelelahan karena kemarahan dan emosinya untuk menghadapi masalah ini.
Ketika Iva menutup telpon untuk memberi waktu Osa memeriksa, cowok itu langsung membuka mesin pencari, dia tulis 'Osa dan viral'. Langsung muncul berderet judul-judul berita 'Samaran Osa Terbuka' atau 'Osa dan Ceweknya' 'Pacar Osa Terungkap' dan banyak lagi yang sama-sama bombastis. Dia juga melihat fotonya bersama Lea yang membantunya membuka baju samarannya di taksi.
"Sopir taksi memotret kami," Osa langsung menelpon Iva untuk menjelaskan.
"Kamu tidak hati-hati, Osa," jawab Iva lirih. Dia sudah meminta beberapa redaksi portal berita online untuk menghapus foto dan berita terbaru tentang Osa. Tapi semua tidak menjanjikan apapun karena tidak ada yang salah, menurut mereka.
Osa lalu menelpon Lea untuk memberi keterangan keramaian itu. Seperti sudah ditebak, Lea tidak tahu apa-apa.
"Menurutmu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Osa. Dia sudah punya banyak gagasan tapi dia lebih mementingkan keinginan Lea.
"Iva jauh lebih ahli," kata Lea pendek. Dia cukup terkejut dengan dampak foto sopir taksi yang iseng memotret Osa membuka samarannya di taksi. Mungkin sopir itu salah satu fans berat Osa.
"Let me take care of this," Iva juga ikut-ikutan menjawab pendek. Osa tahu, bukan sifat Iva untuk menjawab pendek-begdek begitu. Pasti Iva sangat bingung karena hal ini baru pertama kali terjadi, apalagi ini melibatkan Lea - cewek yang dirahasiakan Osa dari publik.
Keviralan Osa dengan cewek biasanya dengan artis lawan mainnya. Itupun disengaja untuk menarik perhatian publik. Pemotretan Osa bahkan diatur posisinya dengan cewek artis itu untuk meninggalkan kesan tertentu sesuai tema film.Â
Jadi bila ada tanggapan netijen di luar ekspektasi Iva, yang menyimpang atau merugikan, semuanya bisa diselesaikan dengan gampang. Terutama Iva punya tim kreatif dan teman diskusi untuk itu. Tapi kasus Lea tidak bisa.
Lea jelas bukan pacar Osa. Sudah sangat sering Lea menegaskan itu ke Osa dan Iva sendiri. Namun hubungan mereka istimewa, paling tidak Osa memperlakukan Lea istimewa. Osa berkali-kali bilang pada Iva bahwa kalau sedang bersama Lea dia tidak mau diusik. Ini demi kesehatan mental cowok itu, katanya.Â
Osa paling nyaman bersama Lea, memang.
Tapi saat ini, kebersamaannya dengan Lea yang mengguncang dunia, the universe dan the metaverse. Osa lebih mengkhawatirkan Lea, dampaknya pada cewek itu dan pada hubungan mereka. Dia tidak peduli pada karir dan daya tariknya pada penggemar cewek. Dari dulu dia tidak peduli.
Osa hanya peduli pada Lea. Cewek itu andalannya dan tidak bisa diganggu gugat.
"Iva, netijen mengira Lea cewekku, kan?" tiba-tiba Osa mendapat gagasan yang paling masuk akal dan aman.
"Iya, tentu saja!" jawab Iva dengan keras, energinya kembali karena kesal.
"Ya sudah, biarkan saja," suara Osa sangat tenang.Â
Iva tercenung, ide itu sangat jenius tapi dia tahu dia sangat membenci solusi ini.
+++
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H