Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bandara

28 Mei 2022   23:10 Diperbarui: 28 Mei 2022   23:11 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untung kamu nggak punya kumis, pakai lisptik, ya?" tawaran Lea langsung ditolak mentah-mentah oleh Osa dengan menjauh. Cowok itu langsung menyesali kedekatan fisik dia dengan Lea terganggu. Osa mendekat lagi dan menyerah dengan ulasan lipstik Lea.

"Jangan difoto!" desis Osa, khawatir Iva akan menyalahgunakan fotonya untuk menekan dia supaya bekerja lebih keras lagi.

Lea hanya tertawa, "Sini HP kamu. Tetap harus diabadikan dong, ini kan masterpiece aku. Tapi pakai HP kamu, adil, kan?"

Endingnya malah Osa semangat bergaya dengan aktingnya yang lihai menjadi cewek. Diam-diam Lea mengakui bahwa memang Osa aktor yang mumpuni. Ketika dia rekam video beberapa kali, Osa benar-benar seperti cewek yang pemalu sampai malu-maluin.

Mereka berjalan dengan aman. Sekali lagi Osa mengambil untung dengan penyamaran ini. Dia mengelendot manja pada Lea seakan mereka besties, sahabat karib yang tak terpisahkan, lengket terus dari gate sampai ke depan taksi. 

Saking senangnya dengan peran ini, Osa tidak menyadari Lea tersenyum juga dari tadi, menikmati kedekatan mereka yang lebih dari hati dan percakapan. Tangan mereka saling bertautan dan berjalan seirama seakan tidak ada masalah di dunia ini yang bisa memisahkan mereka.

Sampai di dalam taksi, Lea kembali ribut ingin melepaskan syal dan kain yang dipakai Osa pada saat cowok itu menikmati outfit langka. Dia bisa mencium bau Lea yang wangi di syal itu. Dia hapalkan seakan tidak akan bisa lagi.

"Atau kamu menginginkan kostum ini?" tanya Lea kesal ketika Osa mempersulit usahanya untuk melepas syal dan kainnya. "Boleh dah sebagai hadiah ultah. Tapi ingat, ini syal dan kain langka, ya? Kalau tidak dipakai, harus kamu kembalikan ke aku."

Osa hanya memandang ke arah luar jendela taksi sambil tersenyum-senyum dan menghirup bau wangi syal. Yang tidak tahu, dia seakan seperti putri malu yang digoda oleh pria galak a.k.a Lea.

Lea menghela napas berusaha sabar. Dia menghempaskan tubuhnya ke jok mobil. Seketika dia merasa mendung menggantung di depannya. Bagaimana nanti menghadapi Osa ketika mereka harus berpisah di depan apartemen Lea? Lalu esok hari mau apa dengan Osa? 

Cowok itu kan harus segera kembali ke Sumba untuk meneruskan syutingnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun