"Kalau kamu mengadakan rapat, kamu ajak teman-temanmu ke ruang meeting saja, jangan di meja kamu," kata Oza.
Tiba-tiba tawa Ila meledak. Dia merasakan kelucuan yang amat sangat di kata-kata Oza itu. Di ekor matanya dia lihat Oza berkerut tidak senang.
"Besok kamu tidak usah bawa bekal makan siang," sahut Oza di mejanya dengan tetap menatap ke laptopnya.
"Kenapa?" tanya Ila di sela-sela tawanya.
"Kalau mau, besok aku ajak makan siang di dekat sini."
"Kenapa?" tawa Ila langsung lenyap. Tapi dia hanya bisa menemukan kata yang sama.
"Aku ingin dengar tawa kamu di makan siang."
Ila melotot ke arah Oza yang wajahnya tetap lempeng ke arah monitor tapi ada lekukan senyuman kecil di ujung bibirnya.
+++
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H