Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Ciri Mahasiswa Harvard

6 Maret 2022   14:44 Diperbarui: 6 Maret 2022   14:48 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vita di Harvard Yard, dokpri

Kelima ciri mahasiswa Harvard University ini saya dapatkan selama mengikuti Summer Training di tahun 2019. Kalau ada yang punya pengalaman berbeda, mungkin karena ada di waktu dan tempat yang tidak sama dengan saya. Saat itu belum pandemi, jadi ada beberapa ciri yang tidak relevan dengan protokol kesehatan saat ini.

Gedung kampus Harvard University ada banyak, tergantung jurusannya. Gambaran tentang Harvard secara umum sudah pernah saya tulis dalam dua artikel tentang "Harvard: Sulitnya Mencari Papan Nama Harvard University" klik di sini dan "Harvard: Kalau Buat Maudy Berat, Biar Saya Saja" silakan baca klik di sini.

Kali ini keunikan mahasiswanya saya rangkum dalam lima ciri.  Ciri nomor tiga sangat berkesan.

1. Mayor dan Minor

Ketika mau kuliah, mahasiswa Harvard memang harus menentukan mau ambil jurusan atau program studi apa. Banyaknya jurusan kadang membuat kita bingung memilih, semua menarik dan menantang.

Di Harvard, semua mahasiswa yang saya temui memiliki jurusan mayor dan minor. Contohnya Chelsea (nama rekaan), dia kalau ditanya ambil jurusan ekonomi tapi kemudian dia cepat-cepat menambah, "and I'm taking English literature too." Jadi Chelsea ambil mayornya ekonomi dan minornya sastra Inggris.

Mungkin hampir di semua universitas di Amerika mempunyai sistem pendidikan seperti ini. Tapi yang saya temui baru di Harvard. Ada satu teman yang kuliah di Boston University, dia hanya mayor saja. Bisa ambil kuliah di jurusan lain tapi hanya sebagai pilihan tidak dibilang minor.

Asik juga ya, misalnya kuliah bisnis tapi juga ambil musik.

2. Makan dan Membaca

Ketika break makan siang di kelas saya, saya mencari tempat makan terdekat karena memang sengaja tidak bawa bekal. Ternyata yang terdekat adalah perpustakaan, kaget saya. 

Serombongan teman mencari yang lebih jauh karena ingin menu vegetarian. Saya dan sekelompok lain memilih ke perpustakaan di kompleks Harvard Graduate School of Education. Sekalian ingin mengobati rasa penasaran mengapa bisa makan di perpustakaan.

Benar saja, di pintu depan The Monroe C. Gutman Library, kami tetap disambut satpam, lalu resepsionis yang ramah mempersilahkan kami belok kiri kalau mau makan atau belok kanan kalau mau baca buku. Salah satu dari kami bertanya, kalau makan sambil baca buku di mana, dijawab tetap belok kanan di ruang baca.

Tempat makan seperti cafe dan semua prasmanan. Ada beberapa lokasi sumber makanan dengan jenis yang berbeda: ala barat dan timur, juga terbagi antara minuman dan buah-buahan. Satu lagi ada sisi dinding yang berisi saus yang bermacam-macam dengan sendok garpu plastik dan tisu berlimpah. 

Setelah selesai ambil, kami menuju ke kasir yang akan menimbang makanan atau paket yang kami beli. Lalu kami tinggal memilih mau makan di situ atau melanjutkan ke ruang baca.

Menurut saya, makan dan membaca menunjukkan pemanfaatan waktu yang efektif. Hati-hati saja dengan sausnya.

3. "It depends."

Ketika menjadi mahasiswa Harvard, asumsi saya adalah harus aktif dan mencoba menjawab pertanyaan. Saya mencoba hal itu dan selalu salah. Bisa karena jawaban saya memang salah, atau dosennya memang kurang puas dengan jawaban saya.

Selidik punya selidik, di minggu kedua, dosen saya itu mengaku bahwa biasanya mahasiswa Harvard yang sebelumnya selalu menjawab semua pertanyaan dengan "it depends" yang terjemahannya: 'tergantung'. 

Misalnya dengan pertanyaan sederhana saja, 'siapa namamu' - dijawab 'tergantung'. Lalu dilanjut dengan pertanyaan selanjutnya, "Depends on what?" - tergantung apa. Jawaban bisa beragam, 'Anda bertanya nama panggilan saya? Atau, nama keluarga saya?'

Intinya, mahasiswa Harvard menjawab dengan kekritisan, tidak menerima saja apapun yang ditanyakan pertama kali. Jawaban selanjutnya akan beragam dan menunjukkan wawasan si penjawab. Aktif yang bertanggung jawab.

4. Mendapat Diskon 25%

Layaknya universitas yang menganggap branding itu penting, apalagi terkenal, Harvard memiliki toko, yang menjual merchandise atau sovenir dengan identitas kampus. 

Nama toko ini Harvard Coop. Coop mirip-mirip koperasi, ya? The Coop - Official MIT Harvard Apparel and Gifts memang toko yang khusus menjual merchandise Harvard dan MIT. The Coop membuka member untuk umum dengan fasilitas diskon 10%.

Saya, dengan kartu mahasiswa Harvard, mendapat diskon 25%! Jadi ada keuntungan menjadi mahasiswa Harvard, dapat diskon lebih banyak.

5. Kuliah Sambil Bekerja

Di Indonesia, mahasiswa kuliah sambil bekerja sudah sangat umum. Demikian juga di Harvard. Bahkan sistem pendidikan di Amerika membolehkan siswa usia 15 tahun untuk bekerja tetap dengan jatah jam terbatas dan gaji juga minimal.

Harvard Coop - toko sovenir - dilayani oleh para mahasiswa Harvard. Jadi kalau kita ingin berkenalan atau tanya-tanya tentang Harvard, bisa datang ke toko ini. Bila toko sedang sepi, mereka senang diajak mengobrol, mungkin memang bertugas menjadi peran humas Harvard.

The Hahvahd Tour adalah layanan tur di kompleks Harvard University dan Harvard Square. Tur ini didampingi oleh mahasiswa aktif Harvard, ada juga orang lokal. Walau gratis, mahasiswa yang memberi tur ini tetap mendapatkan kompensasi atau gaji. Bahkan budaya memberi tips ini bisa menguntungkan kalau mampu mengumpulkan tips dengan menjadi guide yang memuaskan wisatawan.

Itu dulu, ya! Kalau ada yang diingat lagi akan saya tulis di artikel berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun