Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Last Resort

18 Januari 2022   23:09 Diperbarui: 20 Januari 2022   16:03 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari mulai gelap, tapi kantor masih beraktivitas seperti biasa, lembur dan lembur. Apalagi ini akhir bulan dan akhir tahun. Pekerjaan dipenuhi deadline. Kertas post-it warna-warni menempel di hampir setiap layar monitor. Sebagai pengingat.

Matanya berkeliling sekali lagi, mencari yang tidak ada beberapa hari ini. Sekalipun dia bisa mengirim pesan atau menelponnya, Iko tidak mau bertemu Arimbi hanya melalui alat komunikasi elektronik. Dia harus bertemu muka.

"Rimbi diperpanjang stay-nya di Bogor," terdengar ucapan Risa melaporkan kepada tim yang kelabakan menghadapi laporan akhir tahun tanpa fasilitator mereka yang sungguh mumpuni.

Iko tercenung mendengar informasi itu. Walaupun Risa tidak bicara langsung padanya, dia merasa pesan itu ditujukan hanya untuk dirinya, sebagai penanda dan sebagai desakan untuk segera mengambil keputusan.

Ransel digenggamnya dan segera dia ke mobil setelah mencari tahu lokasi Arimbi di Bogor. Kalau malam seperti ini, dua jam pasti sampai, pikirnya.

Tebakannya tidak sepenuhnya benar. Mobilnya keluar menghadapi jalan yang tertutup kemacetan. Setelah mendesak senti demi senti, akhirnya mobilnya bisa masuk ke jalur arah ke Bogor. Setelah hampir satu jam. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

Doanya terkabul setengah jam kemudian. Tiba-tiba saja jalanan di depannya sepi, hanya ada beberapa mobil di belakangnya, itu pun jauh jaraknya dengan mobilnya yang melaju lebih dari seratus kilometer per jam. Mobilku barusan aku servis, batinnya lega.

Tepat dua setengah jam sejak keluar dari gedung kantornya, Iko sampai di hotel tempat Arimbi menginap.

"Rimbi, kamu sudah tidur?" Iko memutuskan untuk menelpon gadis itu ketika saat bertemu muka sudah dekat.
"Belum, baru selesai mandi, ada apa?" suara tenang Arimbi menelusup ke gendang telinganya.
"Aku ada di lobby hotelmu."
"Hey, kamu di Bogor? Ada acara apa?"
"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."
"Kamu baik-baik saja, Iko? Naik saja ke kamarku."
"Eh, jangan, nanti dikira apa. Aku tunggu saja di lobby."
"Kamu tunggu di cafe hotel kalau begitu, cari tempat yang nyaman."

Percakapan singkat itu tidak mengurangi ketegangan yang muncul setelah dia memutuskan untuk menyusul Arimbi ke Bogor. Bahkan tanggapan cewek itu menambah kuat debar jantungnya. Dia semakin tidak tahu apa yang akan terjadi. Dia tidak berani memikirkan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun