Dunia marketing adalah dunia kompetisi. Begitu juga dengan yang dialami Emily. Dia tidak hanya berkompetisi dengan orang kantor, namun juga selama di Paris dia berkompetisi dengan Camille, ngerebutin Gabriel.
Eh, cerita itu sementara ini sudah berakhir. No Gabriel between us! Itu kesepakatan yang diminta Camille dan dengan terpaksa disetujui oleh Emily, sepertinya.
Season 2 Episode 8: Champagne Problems
Episode ini langsung sudah diawali dengan kompetisi ide, antara ide Savoir dan ayah Camille untuk produk champagne mereka: The Champere! Savoir adalah Emily, muda dan dinamis. Namun, ayah Camille, tentu saja, klasik dan kuno. Mana yang menang?
Walaupun Emily sudah dekat dan sering nge-date dengan Alfie, teman kursus Bahasa Perancisnya, sosok Gabriel selalu membayangi. Bukan salah Emily sih, salah restoran Gabriel yang ada di depan apartemen Emily dan kebetulan Alfie menyukai masakan Gabriel.
Dalam kasus ini, apa kompetisinya, ya? Hmm ... mungkin tentang keberadaan Alfie dalam hidup Emily di mata Gabriel. Ya, konteksnya Gabriel berkompetisi dengan Alfie untuk dekat dengan cewek Amrik itu.
Masih ingat, kan, tentang sumpah Emily yang tidak mau meneruskan hubungan dengan Gabriel karena mau setahun saja di Paris? Nah, keberadaan Alfie jelas membuat Gabriel berang. Apalagi alasan bahwa Alfie membuat Emily jauh lebih nyaman karena cowok itu orang Inggris dan tidak ribet karena tak punya pacar yang jadi teman Emily.
Dan hey, salah satu ide Emily untuk The Champere sendiri adalah sebuah kampanye dengan mengadakan kompetisi! Jenius, bukan? Temanya adalah "How Do You Pop Your Top?" Kompetisi online tentang cara kreatif membuka champagne!
Kompetisi demi kompetisi ramai bermunculan di episode ini. Sekarang oleh Sylvie dan Erik, pacar baru sang fotografer. Walau dimabuk cinta, akhirnya ada satu kompetisi yang tercipta. Sylvie ingin hubungan mereka privat, Erik ingin publik. Siapa yang mau mengalah?
Hanya saja ada cerita berulang, tentu saja masih dalam tema kompetisi. The cinta segitiga antara Emily-Gabriel-Camille. Jadi, Camille akhirnya - sepertinya - melanggar kesepakatan yang dia gagas sendiri di tulisan saya di atas. Bahwasanya, no Gabriel adalah sebuah omong kosong belaka. Camille tetap senang bila bersama cowok itu.Â