Tidak bisa dipungkiri, memang, serial ini adalah tentang perempuan. dari peran utamanya, Emily. Lalu cerita di seputaran kehidupan Emily, ada Mindy dan Camille. Kebetulan bossnya, Sylvie, juga perempuan.
Genre juga agak feminin gitu, romance dan drama. Tentang cinta dan konflik di sekitarnya. Profesi Emily agak netral sih, sebagai marketing executive, hanya saja kecenderungan fashion memang berlebihan.
Season 2 Episode 6: Boiling Point
Untuk episode ini saya akan fokus pada analisis bagaimana perempuan diolah, dari relasi sosial dan pekerjaan. Bila kita flashback mulai dari episode pertama, klien-klien Emily cukup beragam dan tidak melulu tentang perempuan.
Dimulai dari produk champagne milik keluarga Camille. Kemudian produk koper untuk Rimowa. Lalu produk leek, sayuran daun bawang besar. Dan tentu saja restoran Gabriel dan Antoine. Yang agak feminin adalah produk gelang hati untuk Chopard. Eit, leek juga bisa dihubungkan dengan perempuan, akan diiklankan sebagai penurun berat badan.
Episode 6 memakai produk kendaraan. Jangan berpikir terlalu maskulin dulu, produk ini Vespa untuk Christian Dior, dengan style feminin, skuter. Karena memang ditujukan Dior untuk koleksi khusus produk untuk perempuan. Bahkan Vespa akan didorong sebagai asesori yang wajib dimiliki oleh perempuan.
Diskusi di Savoir, antara Emily, Sylvie, Luc dan Julien, semua yang berhubungan tentang produk perempuan pun muncul. Seperti, handbag, dompet. Lalu Vespa dianalogikan sebagai dompet yang bisa dinaiki.
Kembali tentang perempuan, soft opening restoran Gabriel pun didominasi oleh pengaruh perempuan. Mungkin kebetulan saja Emily mengundang food blogger, influencer dan model yang perempuan. Dari tujuh tamu yang diperkenalkan pada Antoine, hanya satu yang laki-laki, Mr Kim.
Bahkan bartender restoran ini pun akhirnya perempuan, Natalie.
Ketika akhirnya ada konflik antara Gabriel dan Antoine, karena berbeda visi gaya resto, semua diselesaikan oleh perempuan. Gabriel memutuskan untuk berhenti dari chef karena tidak ingin resto yang berisik dan seperti pub. Antoine menyetujui saja dan membiarkan Gabriel pergi di soft opening.
Emily dan Camille yang sudah baikan lagi, berunding untuk menyatukan Gabriel dan Antoine kembali.
Emily bicara dengan Antoine. Camille menemui Gabriel di luar. Semua berusaha untuk mencari win-win solution.
Mungkin stereotipe perempuan yang terlihat di sini adalah bahwa perempuan punya kekuatan untuk persuasi dan mempengaruhi. Walau bisa didebat bahwa Camille sudah kenal baik dengan Gabriel, mantannya. Dan Emily adalah ahli marketing dan kenal baik impian Antoine.
Perempuan punya keahlian dalam berbicara dan memilih kata-kata. Plus, Emily cantik dan kompeten. Camille cantik dan dulu punya sejarah yang manis dengan Gabriel. Ada plus-plusnya.
Sylvie, sebagai perempuan dan boss yang mencari fotografer untuk produk Vespanya Dior, juga memaksimalkan daya tariknya. Erik, fotografer amatir yang dikenal melalui proyek Chopard, direkrutnya menjadi fotografer Dior.Â
Dalam kasus ini, Sylvie menyalahgunakan kekuasaannya sebagai boss. Julien sebenarnya yang bertanggung jawab untuk produk Dior. Sylvie belum berdiskusi dengan Julien. Padahal Julien sudah bicara dengan Ellen, fotografer handal kenalan dari proyek Pierre Cadault. Tahulah akibatnya.
Apa peran Mindy dalam episode ini? Menambah daya tarik Antoine yang populer di Season 1 sebagai selingkuhan Sylvie. Antoine pertama kali bertemu Mindy di episode ini, keduanya saling memuji daya tarik masing-masing. Dan Mindy sangat cocok dengan gaya resto pub yang ingin diciptakan oleh Antoine.
Satu bonus untuk Julien, dia semakin dekat dengan Gerard, manajer Ellen, sang fotografer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H