Masih ingat tagar viral tahun 2019 #MaudyAyundaBingung ? Waktu itu, Maret 2019, Maudy akan melanjutkan pendidikan S2-nya atau program master dan kerennya, dia diterima di dua universitas tiga besar dunia, Harvard University dan Stanford University! Dengan beasiswa LPDP lagi!
Endingnya kita tahu, Maudy akhirnya memilih Program Magister Joint-Degree Administrasi Bisnis dan Pendidikan di Stanford University yang lokasinya di California. Dan Maudy sudah lulus Juni 2021 lalu dengan gelar MA dan MBA.
Kenali Universitasnya
Berdasarkan ranking Best Global Universities (www.usnews.com), urutan pertama adalah Harvard University, kedua Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan ketiga Stanford University. Harvard dan MIT berlokasi di Boston, Massachusetts. Ketiganya merupakan universitas swasta.
Dari urutan usia, Harvard yang tertua berdiri tahun 1636 dan memang universitas tertua di Amerika, urutan berikutnya juga sama dengan urutan ranking: MIT (1861) dan Stanford (1885).Â
Summer Training di Harvard University, Juli 2019
Kembali ke judul saya, saya disclaimer dulu. Pendidikan di Harvard mungkin tidak berat buat Maudy, jadi kata 'berat' di sini lebih ke 'berat' untuk memilih Harvard. Yang 'ringan' buat Maudy adalah memilih Stanford. Jadi saya saja yang ke sana.
Saya akui saya sangat beruntung bisa mengikuti Leadership Course di program Summer Training di Harvard Graduate School of Education selama tiga minggu di bulan Juli 2019.
Keuntungan pertama saya adalah karena universitas saya, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) punya afiliasi dengan United Board for Christian Higher Education in Asia (unitedboard.org). Jadi saya memenuhi syarat untuk mengikuti semua program di United Board.
Setiap dua tahun sekali, UB menawarkan United Board Fellows Program (UBFP). Setelah mengkuti seleksi ketat sebanyak tiga tahap.
Saya terpilih mengikuti Batch 2019 mewakili UAJY bersama belasan perwakilan dari Indonesia, India, Korea, Vietnam, Filipina, Hong Kong dan China. Kami disebut UB Fellow. Ini keuntungan kedua saya.
Keuntungan ketiga, sebagai UB Fellow, saya mengikuti program pertama yaitu Leadership Course di Boston University atau Harvard University. Beruntunglah saya, tahun 2019 untuk UB Fellows 2019, kami semua dikirim ke Harvard University.
Lokasi training saya ada hubungannya dengan Maudy, di Harvard Graduate School of Education, di mana seharusnya Maudy belajar kalau memilih Harvard. Kalau akhirnya begitu, saya akan bertemu dia di Boston.
Keuntungan keempat, program di Harvard ini berlangsung sebelum pandemi.Â
Sebagai UB Fellow, kami wajib mengikuti tiga program. Program kedua adalah Asian Placement, saya harus memilih salah satu universitas yang berafiliasi dengan United Board. Ada dua yang saya pilih, Sophia University di Jepang dan Seoul Women's University di Korea.Â
Keuntungan kelima adalah akhir 2019, saya diterima untuk belajar di Seoul Women's University. Rencana belajar di Korea selama tiga sampai 6 bulan.Â
Sebagai penggemar drama Korea, kesempatan ini seperti mendapat durian runtuh (saya suka durian) atau mimpi yang sangat indah. Visa ke Korea saya sudah jadi dan rencana berangkat di bulan Maret 2020.
Sudah bisa ditebak, saya batal ke Korea karena pandemi. Februari 2020, Korea ditutup karena ratusan kasus Covid-19 yang tinggi setiap harinya. Waktu itu Indonesia masih aman. Ketika Maret tiba, kasus di Indonesia berganti yang meledak. Program ditunda.
Saat ini saya masih menunggu kesempatan yang dibuka oleh United Board untuk menyelesaikan Program Asian Placement saya.Â
Semoga pandemi berakhir dan aturan setiap negara, terutama Korea dan Jepang, bisa lebih lunak.
Ada pilhan untuk program pengganti dari United Board, tapi semua serba online. Beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H