"Serahkan itu pada Mama."
Tiba-tiba klien Arimbi datang tergopoh-gopoh.
"Arimbi?" tanya seorang pria muda dengan sedikit berteriak. Saking kagetnya Arimbi terlonjak berdiri menyambutnya.
"Maaf, saya tadi bolak-balik, berkasnya ketinggalan, juga macet," kliennya ribut meminta maaf.
Arimbi tak sadar menoleh ke samping. Matanya bertatapan dengan Iko yang kaget membelalak.
Sejam kemudian ...
Orang tua Iko sudah pergi lebih awal daripada klien Arimbi.
"Jadi kamu mendengar semuanya?" tanya Iko yang bergabung di meja Arimbi, duduk di bekas kursi klien tadi.
"Iya, jangan khawatir, semua rahasiamu tidak aku pakai untuk menjatuhkan kamu, aku mainnya fair."
"Bukan itu, menurutmu bagaimana? Tentang orang tuaku?"
Agak kaget juga Arimbi mendengar Iko ingin tahu pendapatnya. Selama ini mereka bersaing, tanpa bertukar pendapat.