Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menstruasi di Pengungsian

12 Desember 2021   21:06 Diperbarui: 12 Desember 2021   21:11 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengungsian, foto: pemkomedan.go.id

Gender atau konstruksi sosial pada peran perempuan dan laki-laki selalu menempatkan perempuan sebagai kaum lemah. Baiklah, dalam topik ini bisa diterima tapi harus ditanggapi dengan positif, yaitu diberi perhatian lebih.

Hal ini akan jelas terlihat dalam kondisi darurat, misalnya bencana alam yang mengakibatkan banyak orang harus mengungsi.

Perempuan mengungsi banyak menghadapi kondisi lemah bila hal berikut terjadi:
1. sedang hamil
2. sedang menyusui
3. sedang menstruasi

Kedua hal di atas biasanya sudah diperhatikan dengan memberikan tambahan susu bagi ibu hamil dan penyediaan dokter kandungan. Hal kedua juga susu untuk anaknya sebagai tambahan karena kondisi darurat dan adanya dokter anak.

Poin ketiga, sedang menstruasi, jarang mendapatkan prioritas padahal tingkat kebutuhan dan daruratnya sama dengan nomor satu dan dua. Bahkan tidak dapat dicegah lagi.

Topik ini sangat menarik karena mengingatkan saya pada dua mahasiswa saya tahun 2017-2018 yang meneliti tentang posisi pembalut di area pengungsian. Penelitian mereka menunjukkan bahwa pembalut tidak ada dalam daftar sepuluh besar kebutuhan yang diajukan oleh pengelola pengungsian.

Apa sebabnya? Ini yang belum terjawab waktu itu.

Apakah karena ini urusan privat perempuan yang seharusnya mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri? Ataukah kebutuhan perempuan tidak terlalu penting dibandingkan daftar 10 besar kebutuhan umum lain yang dianggap lebih urgen antara hidup dan mati?

Menstruasi adalah peristiwa wajar dan terjadi pada setiap perempuan produktif dan tidak bisa dijadwalkan bersamaan. Kejadiannya random, bahkan perempuan yang sama pun kadang mendapatkan menstruasi tidak rutin, apalagi bila dalam keadaan cemas di pengungsian. 

Hormonnya sangat dipengaruhi kondisi psikologis dan psikis.

Pengelola pengungsian sebaiknya menaikkan tingkat prioritas ketersediaan pembalut setelah kebutuhan anak-anak dan perempuan hamil, serta orang sakit dan lansia. 

Menstruasi adalah peristiwa kesehatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun